Chapter 40 - Penyelesaian

3.8K 653 78
                                    

Hai, jangan lupa tap tap⭐
Happy Reading!

***

Keheningan menyelimuti Lingga dan Naya sejak beberapa menit yang lalu. Kini keduanya berada di gazebo setelah Lingga menarik Naya menjauh dari Nalen.

Lingga menghela napas. "Maaf Mbak,"

Naya menoleh. "Nggak papa kok Ga," Naya tersenyum kecut. "Makasih ya,"

"Aku nggak tau deh kenapa Mas Nana jadi gini. Selama ini dia baik dan perhatian. Atau ini sosok asli dia ya," Gumam Lingga.

Naya terhenyak. "Dia baik Ga, dia selalu baik."

Bibir Lingga kelu. Sanggahan Naya barusan terdengar seperti pembelaan untuk Nalen dan hatinya semakin tercubit.

"Dia punya alasan untuk itu." Imbuh Naya lirih.

"Maaf." Lingga tertunduk lesu.

"Ini salah Mbak juga sih. Karena beban yang Mbak bawa ini bikin Mas Nalen nggak nyaman. Mbak tau kalo dia nggak suka, tapi Mbak tetap aja bertingkah kayak gitu,"

"Tapi nggak seharusnya Mas Nana bentak Mbak Naya kayak gitu,"

"Kebaikan dia bikin Mbak kepikiran terus Ga, kepikiran karena belum bisa balas apa-apa."

"Kalo Mas Nana sampe marah, berarti emang dia nggak suka kebaikan dia dijadiin beban Mbak. Walaupun bagi aku cara dia tetep salah. Mbak sendiri tadi yang bilang dia baik kan? Berarti Mbak harus percaya Mas Nana." Ucap Lingga.

"Uang segitu tuh nggak sedikit Ga, Mbak bingung gimana cara balikinnya." Lirih Naya.

"Mas Nana bilang apa ke Mbak?"

"Nggak perlu dipikirin.."

"Mbak harus turutin perintah Mas Nana berarti."

"Iya, tapi susah.."

"Mbak, aku boleh Naya nggak?"

Naya mendongak. "Nanya apa?"

Lingga terlihat menimbang-nimbang sebelum, "Mbak.. suka Mas Nana ya?"

Iris Naya melebar. Dengan cepat ia mengalihkan pandangan. Lingga yang melihatnya hanya tersenyum simpul. Tanpa perlu Naya menjawab, ia sudah tahu.

"Lingga suka sama Mbak Naya."

Tubuh Naya menegang. Ia menatap Lingga dengan sorot tak percaya. "G-ga-"

"Tenang aja Mbak, Lingga bisa ngatasin kok. Lagian akubmasih muda. Cinta bisa datang dan pergi. Dari awal Lingga juga nggak berharap apa-apa kok. Kita masih sama-sama remaja. Jalan kita berdua masih panjang kan?" Lingga tersenyum lebar meski hatinya terkoyak.

"Dan fakta kalo yang disukai Mbak Naya itu Mas Nana.. emang aku nggak ada kesempatan sama sekali hehe," Lanjutnya.

"M-maaf Ga," Netra Naya sudah berembun.

"Kata orang, patah hati yang bikin laki-laki jadi kuat. Tenang aja Mbak, cinta nggak bikin Lingga sakit badan kok hehe,"

"Kita.. kita sama berarti," Balas Naya.

Dahi Lingga mengerut. "Maksudnya?"

"Sama-sama patah hati. Mas Nalen itu terlalu jauh buat Mbak. Dunia kita beda banget Ga," Naya menggumam sedih. "Tapi waktu tadi kamu bilang gitu, Mbak jadi nggak sedih-sedih amat. Perjalanan Mbak masih panjang, dan punya kesempatan suka sama Mas Nalen tuh termasuk pengalaman indah buat Mbak." Jelasnya.

Mendengar langsung dari bibir sang pujaan ternyata efeknya cukup kuat. Namun di sisi lain, Lingga merasa lega. Ia senang telah berbincang-bincang dengan Naya sedekat ini. Mereka saling jujur dan terbuka terkait perasaan masing-masing.

Arcadia✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang