Chapter 29 | Peluk

4K 656 77
                                    

Hai, janlup tap tap⭐

Happy Reading!

***

"Ya ampun Na, masak banyak banget kek lebaran aja!" Komentar Kamala ketika netranya melihat meja makan Arcadia.

"Siapa tau lo kangen masakan gue."

"Emang deh lo adek gue paling gantenggg"

"Lebih ganteng kan dari cowok lo?" Sindir Nalen.

Yudha hanya merapatkan bibirnya. Ia sudah terbiasa dengan sikap Nalen padanya dan ia mengerti itu. Yudha sangat paham alasan Nalen. Sedangkan Kamala sudah bersiap memukul adiknya, namun Gema menggagalkan niatnya.

"Kak Mala! Kak Mala! Nih, cobain deh semur ayam bikinan calon mertuanya Juna!"

Juna terbelalak. "JANGAN NYEBAR GOSIP YE LO!"

Kamala tergelak melihat keributan mereka berdua. "Kalian berdua nggak berubah ya,"

"Kak Mala, kalo capek Ari siap nyuapin," Celetuk Janari.

Yudha melongo kaget. Pacarnya baru saja dimodusi lelaki lain!

"Gue sih mau aja Ri, tapi entar muka ganteng lo bonyok," Kamala membalas dramatis.

Nalen menghembuskan napas lelah. Ia jadi tidak enak pada Naya, Cakra dan Lingga yang sedari tadi hanya menyimak kegilaan di sekitar mereka.

"Hehe canda Bang, jangan diambil serius ye," Ucap Janari pada Yudha.

"Hehe santai bro. Gue juga nggak masalah kalo nyuapin cewek imut ini." Balasnya sembari menunjuk Naya.

"ENAK AJA!!" Teriak Juna, Nalen dan Lingga berbarengan.

Hening.

Yang tersentak kaget tidak hanya Kamala dan Yudha, namun Gema dan Janari pun bereaksi demikian. Cakra menahan tawanya sedangkan Naya clueless seperti biasanya.

"Harusnya Kak Mala yang teriak nggak sih, Ri?" Bisik Gema.

"Emang mereka bertiga sus banget deh," Balasnya tak kalah pelan.

"Udah yok makan. Jangan ribut terus!" Cakra memecah keheningan itu. "Silahkan Mbak Mala sama Mas Yudha, jangan kaget ya. Mereka emang aneh semua." Lanjutnya.

Setelahnya, suasana di meja makan Arcadia diisi dengan dentingan sendok dan garpu serta ocehan Gema yang tak ada habisnya.

***

"Lo nggak ngapa-ngapain kakak gue kan?" Selidik Nalen.

"MULAIIII" Kamala jengah.

Ketiganya sedang berbincang-bincang di ruang tamu setelah sarapan bersama.

"Nggak kok Na, tenang." Namun Yudha menjawab dengan santai.

"Bagus deh. Jagain Kak Mala ya. Awas lo kalo bikin dia nangis!"

Tapi beberapa waktu lalu kamu bikin anak gadis nangis Na...

"Siap!"

Nalen tersenyum tipis. "Gue percaya lo kok. Gue percaya sama pilihan Kak Mala," Ucapnya.

Kamala tersenyum haru. Secepat kilat tubuhnya sudah menubruk tubuh Nalen dengan kencang.

"Sakit Kak,"

"Lo udah gede hiksssss"

"Drama banget sih!" Tetapi tangan Nalen balas memeluk kakak perempuannya.

Yudha ikut tersenyum melihat pemandangan itu. Hatinya bahagia mendapat restu dari calon adik ipar!

Arcadia✔Where stories live. Discover now