Chapter 44 | Night Drive

3.5K 663 72
                                    

Hai, jangan lupa tap tap⭐
Happy Reading!

***

Naya sedang menyapu lantai ruang tengah ketika dirinya mendapati Janari yang sedang melamun. Namun auranya terlihat tidak bersahabat. Naya ingin menegur Janari, tetapi ia takut terkena bogem mentah. Tetapi melamun terlalu lama juga tidak bagus. Kalau kata orang tua, 'takut ada setan lewat'.

Dengan hati-hati, ia mendekati pemuda itu.

"Mas Ari?" Panggilnya.

"Mas? Mas Ari!" Kali ini lebih keras.

Janari masih saja melamun. Baik, tak ada pilihan lain. Akhirnya dengan keberanian sebutir jagung, Naya menepuk pelan pundak lelaki itu.

"Mas Ari?"

Kali ini berhasil. Manik Janari berpindah ke arahnya. Naya terkesiap. Janari menatapnya dalam dan tak tersentuh. Bulu kuduk Naya meremang. Aura dominan yang dikeluarkan lelaki itu sangat kuat. Naya seperti mangsa yang sudah dipojokkan.

"Naya." Panggilnya dengan suara yang dalam.

"I-iya Mas?"

"Gue minta tolong buatin kopi ya? Ada kan?"

Naya terperangah. Suasana berubah seratus delapan puluh derajat dalam satu detik. Janari tersenyum sangat manis sampai keduanya matanya membentuk bulan sabit. Entah tulus atau tidak, yang jelas aura mencekam yang pekat tadi sudah hilang tak bersisa.

"A-ada Mas, oke abis nyapu Naya buatin ya."

"Siap, makasih Naya."

Naya buru-buru berbalik dan melanjutkan pekerjaannya. Ia melirik menggunakan sudut matanya, dan Janari sedang sibuk dengan maketnya. Jantungnya masih berdegup kencang. Dan demi apapun, Naya tidak ingin menemui sisi Janari yang tadi. Tidak lagi.

***

"Kalo mau ketawa, ketawa aja nggak usah ditahan!" Elvira mengerucutkan bibirnya sebal.

"Hahahah maaf ya Yasa sayang,"

Elvira mendengus. Namun rona merah menjalari kedua pipinya. "Adek-adek kamu emang nyebelin!"

"Maafin ya, Gema kalo ngomong emang nggak difilter. Nggak cuma dia sih, tapi semuanya, Ya." Elang terkekeh.

"Pantesan kamu keliatan stres banget," Elvira mencoba berkelakar.

"Iya kan? Udah stres di Arcadia eh stres juga di luar soalnya tunangan aku yang naksir banyak. Harus cari banyak cara buat jagain."

"IH APASI LEBAY!! Nggak bikin stres juga lah!"

Elang tertawa.

"Eh El, aku nyalain musik ya?" Ijin Elvira.

"Silahkan Ya, bebas." Jawab Elang.

Keduanya sedang berada di dalam mobil. Karena Elvira enggan ke Arcadia—setidaknya untuk waktu dekat-dekat ini, Elang mengajaknya night drive. Tentu saja ia langsung menyetujui. Hanya memutari daerah Sleman saja, Elvira sangat bahagia. Mau kemanapun dan dimanapun asal bersama Elang, ia bahagia.

Cause sometimes I look in her eyes
And that's where I find a glimpse of us

"Lagi booming banget loh El lagu ini, kamu tau kan?" Tanya Elvira.

Elang mengangguk. "Dimana-mana ada Ya, apalagi di TikTok. Anak Arcadia tuh kalo lagi pada fokus pegang HP, pasti lagu ini bakal muncul dari HP mereka secara bergantian."

Lagi-lagi Elvira tertawa. "Temen aku aja sampe ribut sama pacarnya karena lagu ini. Ngapain juga gitu ya overthinking karena lagu."

"Ya namanya juga cewek, Ya."

Arcadia✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang