Chapter 23 | Sebuah Cerita

3.8K 688 52
                                    

Hai, janlup tap tap⭐
Happy Reading!

***

Juna melajukan motornya dengan kecepatan cukup tinggi. Dirinya masih diliputi amarah. Juna sudah mengelilingi kota Jogja selama setengah jam dengan Naya di belakangnya. Ia melirik Naya yang sepertinya sedang melamun. Lantas secara otomatis ia mengurangi kecepatan motornya.

Juna belum ingin kembali ke Arcadia. Ia memiliki tujuan lain sebelum mereka pulang dan selagi malam belum terlalu larut. Naya di belakangnya hanya diam. Tatapannya kosong. Ia bahkan tidak peduli kemana Juna akan membawanya.

Tiba-tiba Naya merasa motor Juna melambat dan perlahan-lahan berhenti. Ia melihat kesekelilingnya dengan seksama. Kayaknya ini... kampus?

"Malam Pak Yanto." Sapa Juna.

"Eh? Mas Juna? Kenapa?"

"Ijin masuk ya Pak."

Pak Yanto melirik ke arah Naya. "Mau pacaran Mas?"

Juna tertawa. "Nggak kok Pak tenang. Mau nongki doang Pak."

"Oh yaudah. Jangan aneh-aneh ya Mas."

"Siap bos!"

Motor Juna kembali melaju sampai di dekat gedung yang cukup tinggi.

"Yuk turun."

Naya terlihat ragu. "Mas?"

"Nggak papa Nay jangan takut. Agak rame kok di rooftop. Lo liat ke sekeliling juga rame pada kerkom tuh!"

Kemudian keduanya masuk ke dalam gedung dan menaiki lift. Saat keduanya sampai di tujuan, apa yang dikatakan Juna benar. Bisa Naya lihat beberapa mahasiswa ada di rooftop ini. Juna membawanya ke sebelah kanan. Tanpa menunggu lama lelaki itu langsung mendudukkan dirinya dan bersandar pada dinding.

"Duduk Nay!" Naya menurut.

Keheningan menyelimuti keduanya.

"Weh Juna!" Panggil seseorang.

"Oy Nif!"

"Ngopo koe?" (Ngapain kamu?)

"Ngising!"

"Lambemu!"

Lelaki itu mendekati keduanya. Lantas terperangah saat melihat Naya.

"OWALAH WEDOK'AN TOH!"

"Ngarang lo! Bukan cewek gue." Balas Juna.

"Oh udu wedok'anmu? Nggo aku wae piye?" (Oh bukan cewekmu? Buat aku aja gimana?)

Naya meringis kaku.

"Dah ada cowok dia. Dah lo sana pergi deh, sepet gue liatnya!"

"Tak jotos koe sisan! Lah kok de'e lungo mbek koe?" (Tak pukul kamu malah! Lah kok dia pergi sama kamu?)

"Lagi selingkuh sama gue, puas lo?"

"Tobat Jun tobaaaat"

"Berisik lo sana pergi!"

"Tiati, ojo kebablasan cok!"

Juna melotot. Hanif tertawa sembari meninggalkan keduanya.

"Maaf ya Naya, orang aneh nggak usah dipikirin." Ucap Juna.

"Ndak papa kok Mas."

"Ini gedung di fakultas gue Nay," Kata Juna berbasa-basi. Naya hanya mengangguk.

Keheningan kembali terjadi. Netra Naya memindai yang ada di rooftop ini. Namun perhatiannya terpecah kala mendengar suara Juna.

"Maaf ya Nay."

Arcadia✔Where stories live. Discover now