Chapter 36 | Sebuah Jawaban

3.5K 623 39
                                    

Hai, janlup tapi tap⭐
Happy Reading!

***

Gema melirik Naya di sampingnya yang tampak melamun.

"Napa Nay, galau?"

Saat ini mereka sedang di perjalanan untuk kembali ke Arcadia. Kedua orangtua Naya telah mengijinkan putri semata wayangnya untuk kembali karena mereka pikir, itu adalah salah satu bentuk balas budi karena penghuni Arcadia sudah membantu keluarga kecil mereka. Walaupun sebetulnya sang ibu sedikit tak rela berpisah kembali dengan putrinya.

Naya tersentak. "E-eh e-enggak kok Mas,"

"Masih kangen ya, sama Bapak Ibu?" Tanya Gema lagi.

Naya hanya tersenyum kaku.

"Tenang, nanti gue anter pulang kok kalo lo kangen mereka."

"Makasih, Mas."

Diam-diam Naya mengalihkan pandangannya pada Nalen yang berada di balik kemudi. Tanpa dia sadari, Gema memperhatikannya dan tahu apa yang ia lakukan barusan.

***

"ASSALAMU'ALAIKUM, ADAKAH ORANG???"

"Berisik Gem." Tegur Nalen.

"Lah senyap gini, pada kemana dah?"

"Tidur kali." Sahut Juna.

"Udah pada pulang?" Tanya sebuah suara dari belakang Gema.

"ASTAGFIRULLAH KAGET!"

"Lo kenapa Cak? Lemes bener?!" Tanya Juna dengan heran.

"Nggak papa. Cuma begadang aja semalem. Pada bawa oleh-oleh nggak?"

"Oleh-oleh baju kotor gue nih!" Sewot Gema.

"Maaf ya Cak, Mas nggak beli sesuatu." Ucap Elang.

"Nggak papa Bang, santaiii" Balas Cakra.

"Ari belum pulang?" Tanya Elang.

Cakra hanya menggelengkan kepalanya. "Eh btw Bang, semalem Mbak Vira kesini.."

Elang terbelalak. "Terus kamu bilang apa?"

"Abang sama yang lain nginep di rumah Mbak Naya.."

Elang memucat. Dengan cepat ia melangkah menuju kamarnya di lantai dua. Mampus, Batinnya.

"Eh kalian udah pada pulang?" Ucap sebuah suara dari arah depan-Lingga. "Mbak Naya sama sekeluarga nggak papa?"

Naya tersenyum manis. "Alhamdulillah masalahnya selesai, Ga. Atas bantuan dari kalian semua, terutama Mas Nalen." Naya menundukkan kepalanya namun netranya melirik Nalen.

Lagi-lagi Lingga merasakan nyeri di dadanya. Namun ia memaksakan senyumnya. "Syukur kalo gitu, Lingga ikut seneng Mbak."

"Makasih ya, Ga."

"Eh gue ke kamar dulu ya mau bobo, bye!" Pamit Juna. Kemudian diikuti yang lain. Mereka ingin beristirahat setelah menempuh perjalanan cukup jauh.

"Sabar." Cakra menepuk pundak Lingga pelan. Sedangkan Lingga hanya menghela napas panjang.

***

Malam ini Juna dan Nalen sedang duduk bercengkrama di kursi teras. Sebetulnya Juna yang lebih banyak berbicara. Mereka juga menunggu kepulangan Janari yang tak ada kabar sama sekali.

"Lo bilang ke bokap lo nnggak, entang kamera lo?" Juna memecah keheningan itu.

Nalen hanya menggeleng.

Arcadia✔Where stories live. Discover now