Chapter 25 | Tamu

3.7K 665 88
                                    

Hai, janlup tap tap⭐
Happy Reading!

***

Keheningan menyelimuti Gema dan Gadis di taman rumah sakit. Tak ada yang berinisiatif memulai percakapan. Keduanya membisu. Lebih tepatnya, Gadis menunggu lelaki di sebelahnya untuk berbicara terlebih dahulu.

"Maaf." Ucap Gema akhirnya.

"Hm?"

"Maaf. Gue udah bikin lo ribut sama Sherly." Lanjut Gema sembari menatap langit.

"Nggak papa. Dia yang aneh."

"Harusnya gue nurunin ego pas pertama kali lo minta gue buat jenguk Sherly. Mungkin, kejadian ini nggak bakal terjadi. Lo.. juga nggak akan nyaris ketabrak waktu itu. Maaf ya, Gadis." Sesal Gema.

Kali ini keduanya bertatapan. Gadis tertegun ketika menangkap raut penyesalan dari wajah Gema. Lelaki itu henar-benar tulus mengatakannya.

Sherly.. bisa-bisanya lo nyia-nyiain cowok sebaik Gema, Batin Gadis.

"Gue paham kok Gem. Perasaan lo valid. Jadi ya menurut gue wajar aja kalo reaksi pertama lo ya nolak. Karena lo masih sakit hati sama Sherly." Balas Gadis.

"Gue sejujurnya.. kaget. Ternyata Sherly punya sisi buruk kayak gini. Dan gue jadi kayak badut. Kenal dia lama terus pacaran sama dia tapi nggak tau apa-apa."

"Kayaknya dia masih suka sama lo deh Gem,"

Gema menggeleng. "Itu obsesi. Dia nggak terima aja liat gue deket sama lo. Dia pengen semua cowok tunduk sama dia."

Gadis terdiam mendengar itu. Dan Gema tersadar akan perkataannya.

"Eh m-maksud gue b-bukan deket yang anu eh gimana sih ngomongnya duh gitu dehh" Gema berujar panik.

Gadis diam-diam tersenyum. "Gue ngerti kok Gem,"

"Hehe iya gitu.."

"Kayaknya gue bakal sendirian deh abis ini." Ucap Gadis.

"Maksudnya?"

"Gue nggak punya temen di kelas. Jujur, Sherly satu-satunya anak kelas yang cukup deket sama gue. Gue.. nggak bisa deket sama anak lain selama ini. Entah gue yang nggak bisa berbaur atau mereka yang segan sama gue karena gue terlihat galak dan pilih-pilih temen. Padahal nggak gitu.." Jelas Gadis.

"Lo udah coba deketin mereka?"

"Gue.. nggak paham mereka ngomong apa,"

"Jadi gara-gara bahasa?" Gema keheranan.

"Ya dan mungkin gue keliatan sombong kali ya? Karena gue dari Jakarta tapi nggak tau juga sih,"

"Lo bisa deket sama mereka lewat hobi kok Dis. Mungkin lewat musik, make up, fashion, film atau yang lain. Banyak cara untuk memulai pertemanan antar cewek. Lo mungkin harus nyoba setelah ini. Terus sering-sering nyapa dan senyum duluan, biar nggak dikatain sombong. Ah iya, lo coba dikit-dikit belajar bahasa Jawa. Nggak harus mahir, asal lo paham sama yang diomongin mereka itu dah cukup kok." Saran Gema panjang lebar.

Gadis memandang Gema takjub. "Makasih ya sarannya. Gue bakal coba dikit-dikit." Gadis tersenyum tulus.

Melihat senyuman Gadis entah mengapa membuat Gema salah tingkah.

"Hehe sama-sama Dis. Btw, lusa nonton inaugurasi nggak?"

"Kayaknya nggak jadi. Dulu gue udah janji nonton sama Sherly. Tapi sekarang kita begini," Gadis menunduk. Menyembunyikan kesedihannya.

"Nonton sama gue yuk?" Ajak Gema.

Gadis langsung mengangkat kepalanya dan menatap lelaki itu. Lagi-lagi Gema kelepasan. Ia merutuki dirinya sendiri dalam hati.

Arcadia✔Kde žijí příběhy. Začni objevovat