BAB 69: Trauma Itu Menjalar Lagi

92 8 2
                                    

Brandon memeluk Arini yang sedang berdiri di depan cermin. Tangannya sudah tidak tahan untuk merangkul tubuh ramping itu dari belakang. Meski sudah menikah, keinginan untuk menyentuh dan merasakan kehangatannya semakin tidak terbendung. Dia menginginkan wanita itu lagi, lagi dan lagi. seakan tidak pernah puas.

"Istri siapa sih cantik banget?" bisik Brandon memberi kecupan di leher jenjang Arini.

"Nih, cowok yang paling genit. Maunya nempel terus. Cium terus," balas Arini mencebik.

Pria itu memutar bahu Arini, agar berhadap-hadapan dengannya. "Genitnya sama lo doang. See people change, 'kan?"

Senyum merekah indah di paras Arini melihat perubahan Brandon. Tidak ada lagi yang namanya tebar pesona di depan kaum hawa. Bahkan ia sudah mengenakan kacamata kuda, agar tidak melirik kiri-kanan lagi. Pandangan netra sayu suaminya hanya tertuju kepada istri tercinta.

"Mudah-mudahan sih sampai nanti kayak gitu." Mata Arini melebar sempurna sebelum mengucapkan bagian ini. "Awas aja kalau main belakang. Gue bikin ini nggak bisa berdiri," ancamnya menyentuh benda paling berharga yang dimiliki Brandon.

Brandon langsung menelan ludah dengan raut takut. Sesaat kemudian dia melabuhkan kecupan di bibir istrinya.

"Tenang. Gue nggak akan lirik-lirik lagi kok," janjinya yakin. Itu bukanlah bualan, karena Brandon sudah berhasil meyakinkan dirinya. Tidak ada lagi perempuan cantik yang bisa menarik perhatiannya, selain Arini. Hanya Arini seorang.

"Berangkat sekarang?" tanya Brandon setelah mengamati penampilan berbeda Arini yang lebih feminin dari biasanya.

Wanita itu mengenakan gaun yang diberikan Brandon saat di Kuala Lumpur. Rambut panjang Arini dibiarkan tergerai indah menutupi punggung. Rencananya mereka akan berkencan dan bersenang-senang, karena tiga hari lagi adalah hari pertunangan Brandon dan Sheila.

"Yuk!" Arini mengulurkan tangan, agar pria itu melingkarinya pada lengan.

Peraturan hari ini, mereka harus bersenang-senang. Tidak boleh ada perbincangan seputar pertunangan itu. Hanya ada pembahasan tentang mereka berdua.

Rencana pertama adalah makan di restoran Korea. Arini sudah lama tidak mencicipi masakan Korea yang digemarinya. Kali ini, Brandon mewujudkan keinginan sang istri. Setelahnya baru merealisasikan rencana yang tertunda, yaitu nonton film dengan mengambil tiket teater velvet.

Selang lima belas menit kemudian, mereka sudah tiba di Grand Indonesia mall. Sejak dulu memang mall ini yang menjadi tujuan favorit mereka, karena lokasinya strategis dan dekat dengan rumah keluarga Arini. Sekarang pun, berada dekat dengan apartemen yang ditempati Brandon.

Well, layaknya pengantin baru, mereka jalan bergandengan tangan dengan mesra. Langkah kaki terus bergerak menuju restoran masakan Korea, tempat yang diharapkan bisa makan dengan tenang. Tiba di sana, mereka mengambil tempat duduk bersisian.

Mereka langsung memesan makanan dari tablet pipih yang ada di meja pelanggan. Arini ingin makan Tteokbokki, kimchi, green tea dan air mineral. Sementara Brandon memesan menu makanan yang manis-manis, karena tidak suka dengan makanan pedas. Pilihannya jatuh kepada Bulgogi dan cokelat Korea hangat.

Tangan Brandon mulai nakal, bergelayut di pinggang ramping istrinya setelah memesan makanan. "Lo setiap hari kok makin cantik sih, In?" desisnya tidak jemu memandang Arini.

"Masa sih?" tanggap wanita itu sok cuek, padahal hati berbunga dipuji suami.

Brandon menumpu tangan yang bebas, lalu menyangga kepala di telapaknya. Tilikan manik hitam sayu itu mengitari paras Arini dengan cermat.

JUST ON BED (Trilogi JUST, seri-2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang