BAB 34: Bertemu Mantan Rival

177 15 0
                                    

Brandon

Keesokan pagi, Brandon beringsut perlahan ke posisi duduk saat Arini masih berkelana di alam mimpi. Tangannya bergerak meraih ponsel Arini yang ada di atas nakas. Setelah mendapatkan telepon dari Desta tadi malam, ia langsung menonaktifkan gadget tersebut dan menyuruh wanita itu tidur.

Brandon menyalakan handphone tersebut dan mengganti mode menjadi sunyi. Dia membuka layar ponsel, lalu memasukkan nomor pin. Jangan ditanya lagi bagaimana ia tahu pin gadget tersebut. Tidak ada rahasia di antara dirinya dan Arini, termasuk mengetahui pin ponsel dan ATM masing-masing.

Sesuai dugaan, Desta mengirimkan pesan melalui aplikasi chat Whatsapp. Mata Brandon berubah tajam ketika membaca isi pesan tersebut.

+6281374xxxxx: Abang mau ketemu sama kamu, Rin. Ada yang mau abang bicarakan.

Tawa singkat meluncur di sela bibir Brandon. "Abang," desisnya super pelan. Sesaat kemudian dia merasa heran kenapa Desta bisa berada di Jakarta?

Jari-jari panjang milik Brandon langsung menari mengetikkan balasan. Dia ingin segera mengakhiri pesan tersebut, sebelum Arini bangun.

Me: Oke. Temui aku di food court Thamrin City jam 12.00 siang ini. Jangan balas lagi dan jangan pernah telepon!!

Setelah memastikan pesan itu terkirim, Brandon segera menghapus semua riwayat panggilan dan chat dari nomor Desta yang sudah tidak lagi ada di kontak telepon Arini. Tak lupa juga ia memblokir nomor tersebut. Tatapannya berubah tajam saat memikirkan apa yang akan dikatakan pria yang disebut Brandon dengan Boti.

"Bran, lo udah bangun?" gumam Arini dengan suara serak. Dia melakukan gerakan kecil di bawah selimut.

Bersyukur Brandon sudah meletakkan lagi ponsel di atas nakas, sehingga wanita itu tidak curiga sama sekali.

"Iya. Baru aja." Brandon kembali ke posisi berbaring. Dia memberi kecupan di bibir Arini dengan seulas senyum. "Tidur lagi aja kalau masih ngantuk."

Arini mengucek mata, kemudian mengulurkan tangan ke balik pinggang Brandon. "Mau peluk lo sebentar, habis itu baru bangun."

Brandon langsung merapatkan tubuh ke depan, sehingga bisa merasakan kehangatan tubuh Arini dari balik pakaian yang dikenakan.

"Phuket atau Bali, In?"

"Ke mana aja asal sama lo," balas Arini memberi kecupan di dada Brandon yang dilapisi baju kaus.

"Mau request off berapa hari?"

"Tergantung tempat tujuan sih." Arini mendongakkan kepala melihat wajah Brandon. "Kalau Bali tiga hari cukup, 'kan?"

Pria itu menganggukkan kepala. Sesaat kemudian sebuah ide tercetus di otaknya.

"Mentawai aja gimana?"

"Mentawai?"

Brandon mengangguk lagi. "Sekalian ketemu sama Om, Tante, Uda David dan Donny. Udah lama 'kan gue nggak ketemu mereka."

Arini langsung menggeleng keberatan. Dia tidak setuju dengan usulan tersebut. Bahaya jika mereka ke sana berdua saja. Bisa menimbulkan fitnah juga. Apalagi Yunus pernah menentang hubungan persahabatan mereka, setelah tahu perangai Brandon.

"Jangan!"

Kening Brandon berkerut heran. "Kok gitu?"

"Lo nggak tahu aja gimana di sana. Belum lagi tanggapan tetangga yang tahu gue ini janda." Arini mendesah pelan ketika sorot mata berganti muram. "Janda pulang ke kampung bersama laki-laki, berdua. Udah pasti akan jadi gunjingan nanti."

JUST ON BED (Trilogi JUST, seri-2)Where stories live. Discover now