Bab 59

56.6K 4.1K 497
                                    


Deolinda menghempaskan cengkraman tangan Saskia hingga terlepas. Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan yang baru saja mereka masuki. Kamar mayat.

"Lo ngikutin gue?! Jawab! Lo pasti ngikutin gue 'kan?!" sentak Saskia tepat di depan wajah Deolinda.

Mendorong wajah Saskia dengan kesal. Deolinda mengambil tissue dari dalam tas kemudian mengelap wajahnya yang terciprat hujan buatan.

Menghela nafas berat. Ia menatap Saskia heran, pasalnya mantan sahabatnya itu selalu saja menuduhnya dengan hal-hal yang sama sekali tidak ia lakukan. "Ngikutin, kamu bilang? Kaya aku-nya nggak ada kerjaan aja."

"Cih! Lo pikir gue percaya? Lo pasti kaget 'kan setelah baca kertas ini?!" serunya mengangkat kertas di tangannya, senyum miring tercetak di bibirnya.

"Dengar, Sas. Meski sempat kaget, sebenarnya aku nggak terlalu perduli sama isi kertas itu. Yang aku nggak ngerti.. janin di dalam perut kamu itu anak siapa?" Deolinda mengerutkan kening menatap perut rata milik Saskia.

Kabar yang berhembus di dunia maya cepat sekali menyebar. Bisa ditebak, setiap orang yang berkumpul akan membicarakan hal yang sama. Kabar mengejutkan dari salah satu putra pengusaha ternama yang mampu menenggelamkan berita tentang peristiwa nahas sebelumnya.

"Jelas-jelas janin ini milik Saka.. dia tunangan gue yang sebentar lagi akan jadi suami gue, milik gue. Jadi mulai sekarang lo jauh-jauh dari dia.."

"Kayaknya kamu masih tenggelam dalam mimpi.. aku saranin segera bangun. Jangan terlalu lama hidup dalam mimpi, kalau telat bangun sedikit saja.. kamu akan mendapati semuanya jauh berbeda dari bayangan kamu sebelumnya," saran Deolinda, sedikit prihatin dengan kondisi wanita di depannya.

Saskia memutar kedua bola mata malas. Ia melipat kedua tangannya di depan dada. "Pada akhirnya hanya gue yang akan melahirkan anak-anak Saka. Gue tahu lo iri dengan pencapaian gue yang gemilang ini.. secara janin yang pernah lo kandung 'kan nggak jelas siapa bapaknya." Wanita itu terkekeh merendahkan.

Entah sudah berapa kali Deolinda menghela nafas panjang. Kedua tangannya terkepal erat di belakang tubuhnya. Menghina anaknya sama saja menghina dirinya. Tetapi Deolinda masih berusaha menahan amarahnya, ia menatap Saskia remeh. "Tapi kabar yang beredar di dunia maya mengatakan kalau pertunangan kalian dibatalkan. Kak Saka sendiri yang mengatakannya saat diundang di salah satu stasiun televisi, kedua orang tuanya juga membenarkan kabar yang beredar saat para wartawan mendatangi mereka. Menurut kamu, disini siapa yang bohong?"

"Brengsek!"

Plak!

Saskia yang tidak terima dengan ucapan Deolinda langsung menamparnya. Ucapan yang sayangnya adalah kebenaran. Keluarga Saka telah membatalkan pertunangan mereka secara sepihak, dua hari yang lalu. Dan penolakan keras yang wanita itu lakukan hanya dianggap angin lalu.

Belum sembuh lukanya akibat kematian Bara.

Dan setelah pria yang ia anggap kakak itu pergi, bagaimana mungkin Saskia melepaskan Sakala begitu saja?

Bukankah takdir terasa tidak adil untuk hidupnya?

Plak!

Plak!

Deolinda mengembalikan tamparan Saskia tak kalah keras. Sudah pernah Deolinda katakan, tamparan dibayar dengan tamparan.

"Lo nampar gue, jalang?!"

"Cuma mengembalikan apa yang kamu berikan."

"Tapi lo nampar gue, brengsek! dua kali!"

"Anggap saja yang satunya bonus. Saskia.. mending kamu berhenti. Apa nggak lelah ngejar pria yang sama sekali nggak melihat perjuangan kamu? Kamu ini kelihatan sengaja menciptakan luka buat diri sendiri.."

Dua Garis Merah | DEOLINDA [Completed]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora