Bab 23

104K 7.1K 244
                                    

*****

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

*****


Deolinda sibuk mengeluarkan loyang berisi cake dari dalam oven. Aroma manis stroberi langsung tercium memenuhi seluruh sudut dapur.

Hari ini toko roti miliknya lebih ramai dari biasanya. Wanita itu sampai ikut turun tangan membantu di dapur, saat melihat karyawannya mulai kewalahan melayani para pelanggan yang terus berdatangan.

'SAKURA BAKERY AND CAKE SHOP'

Toko yang sudah berdiri dari 4 tahun lalu.

Wanita itu melewati proses yang tidak mudah untuk sampai di titik ini. Ia berkali-kali gagal saat mulai merintis usaha, kehabisan modal menjadi hal yang biasa, bahkan Deolinda juga pernah berjualan roti dari sekolah satu ke sekolah yang lain.
Hanya demi mendapat sesuap nasi untuk tetap bertahan hidup.

Segala usaha ia lakukan, perjuangan pahit yang penuh lika-liku. Sampai pada akhirnya, Tuhan mendengar doanya.

Berkat bantuan yang lagi-lagi di berikan oleh Melvin akhirnya ia bisa menyewa ruko kecil.

Hingga kini Deolinda sudah mempunyai toko sendiri, dengan beberapa cabang yang berhasil dia dirikan.

Usahanya membuahkan hasil, tidak ada yang percuma selama kita terus berusaha, gigih dan tidak menyerah.

"Ah, sepertinya harus menambah beberapa karyawan lagi" gumamnya mengusap peluh yang bercucuran di dahinya. Dinginnya AC tidak cukup untuk melawan panas dari beberapa over besar yang berjejer rapi di dapur.

*****

Mobil Sakala sampai di depan sebuah rumah mewah ketika langit sudah berubah gelap. Laki-laki itu keluar dari mobil dan berjalan menuju pintu rumah.

Siang tadi Mamanya menelfon, meminta Sakala untuk pulang ke rumah orang tuanya.

Semenjak lulus SMA Sakala sudah memutuskan untuk tinggal sendiri di apartemennya.
Awalnya orang tuanya menolak, tentu saja. Namun melihat Sakala yang sungguh-sungguh ingin belajar hidup mandiri membuat kedua orang tuanya luluh.

Begitu masuk ke dalam rumah lelaki itu langsung di sambut pelukan hangat oleh Mamanya, Miranda Anindya Praja.

"Harus di telfon dulu ya baru mau pulang ke rumah" ujar Miranda merajuk.

"Maaf mah ... Akhir-akhir ini Sakala sibuk di kantor" ujarnya mengeratkan pelukannya. Sungguh ia sangat merindukan pelukan wanita hebat yang sudah melahirkannya ke dunia ini.

Dua Garis Merah | DEOLINDA [Completed]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ