Bab 24

98K 7.2K 377
                                    

Buat kalian yang masih bingung dengan hubungan Deolinda dan Melvin, aku akan sedikit jelaskan di part ini ya

Tinggalkan jejak

Ayoo tekan bintang di pojok kiri bawah sebelum atau sesudah membaca, Okay.. ?

Beri komentar di setiap paragraf, kalian bebas berkomentar..

Beri komentar di setiap paragraf, kalian bebas berkomentar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*****


Deolinda menuruni setiap undakan tangga, bola matanya bergerak ke kanan dan kiri mencari keberadaan kedua buah hatinya.

Hari ini ia tidak pergi ke toko. Deolinda sibuk packing baju dan beberapa keperluan twins untuk di bawa pulang ke tanah air.

Setelah sampai di bawah, wanita itu berjalan menuju taman belakang saat sayup-sayup telinganya mendengar suara tawa familiar.

"Arlo" panggil Deolinda saat menemukan keberadaan putranya yang tengah duduk di sebuah kursi goyang. Tangan mungil itu memegang sebuah buku bersampul Spiderman.

Sedangkan Sakura, gadis cilik itu tengah berlarian kesana-kemari, mengejar seekor kucing putih yang terus bergerak lincah, baju yang kotor oleh tanah, kunciran rambut yang berantakan, dan wajah semerah tomat karena terpaan sinar matahari yang sedang terik-teriknya.

"Yes, Mom" jawab bocah laki-laki itu menoleh, mengalihkan pandangan dari buku kesayangannya.

"Sedang apa?"

Arlo menaikkan sebelah alisnya. "Mom nggak lihat Arlo sedang baca buku"

Deolinda terkekeh geli mendengar jawaban putranya yang memang benar adanya.

Arlo dan Sakura kembar identik meskipun berbeda jenis kelamin.
Dan mereka mempunyai sifat yang sangat bertolak belakang.

Arlo yang dingin tapi jahil dan Sakura yang cerewet.

Wajah mereka berdua sama persis seperti Deolinda waktu kecil, dan itu yang sering membuatnya takut untuk kembali ke tanah air. Ia takut suatu saat mereka akan bertemu Aretha, dan wanita iblis itu akan menyadari sesuatu.

"Astaga, tampan banget sih anak Mom ini" ujar Deolinda gemas, tangannya bergerak mengacak-ngacak rambut putranya.

"Berhenti Mom, Arlo bukan anak kecil lagi" dengusnya.

"Oh ya?"

"Iya" bocah kecil itu kembali fokus dengan bukunya.

CUP

"Mom, jangan cium-cium Arlo! Arlo udah besar!" Teriaknya kesal.

Sedangkan Deolinda sudah berjalan menjauh menghampiri putrinya yang masih asyik dengan dunianya sendiri.

"Astaga, kenapa baju Sasa kotor begitu"

Deolinda berjalan menghampiri gadis cilik yang belum genap berusia 7 tahun.

Dua Garis Merah | DEOLINDA [Completed]Where stories live. Discover now