Bab 01

411K 13.9K 936
                                    

Warning!!

Cerita ini hanya fiktif belaka, mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh, karakter, adegan dan alur pada cerita lain, karena itu hanya kebetulan semata dan tidak ada unsur plagiarisme.

Hallo, kalian apa kabar? Btw mungut cerita ini di mana?

Yang baru nemu cerita ini selamat membaca dan semoga terhibur.

Buat yang baca ulang, jangan spoiler please..


Happy reading!!

*****


"Kenapa?" tanya Saskia saat melihat sang sahabat berjalan lesu menuju bangku kosong di sebelahnya.

Free class membuat suasana kelas X IPA 1 sudah macam pasar Tanah Abang. Suara tawa saling bersahutan. Beberapa siswi duduk bergerombol di meja paling belakang, bergibah ria menabung dosa.

Deolinda tidak menjawab pertanyaan Saskia, ia menyodorkan undangan kecil berwarna merah muda. Kemudian melipat kedua tangan di atas meja, memilih menenggelamkan kepalanya di antara lipatan tangan.

"Undangan dari siapa?" tanya Saskia basa-basi. 'Amelia Birthday' jelas tertulis di depan undangan itu.

"Oh dari Amel." Deolinda mengangguk. "Aretha yang kasih ke lo barusan?" tanya Saskia lagi.

"Iya." Deolinda memiringkan kepalanya menatap Saskia.

Tadi saat Deolinda dan Saskia berjalan di koridor menuju kelasnya, mereka berdua bertemu Aretha. Aretha meminta waktu untuk bicara berdua dengan Deolinda di taman belakang sekolah.

"Menurut kamu aneh nggak sih, Sas?" Wajah gadis itu terlihat gelisah.

"Apanya yang aneh?" Saskia menatap wajah sahabatnya dengan alis terangkat.

"Nggak biasanya dia baik ke aku. Lihat dia nggomong nggak pake emosi aja udah kelihatan aneh, apalagi sampai ngundang ke acara ulang tahun sahabatnya.."

"Siapa tahu aja dia udah mulai berubah, mulai nerima lo, jangan overthinking gitu, lah."

Deolinda mendesah panjang. "Menurut kamu gitu?"

"Iya lah. Bukannya kata lo sebulan ini dia udah nggak pernah kasar?"

"Hm, aku masih belum terbiasa. Rasanya janggal.." Deolinda merubah posisinya menjadi duduk.

"Lo itu terlalu overthinking jadi orang. Ini kesempatan lo buat perbaiki hubungan kalian."

Deolinda terdiam beberapa saat sebelum matanya menatap lekat gadis di sampingnya. "Temenin aku, please.." mohonnya dengan wajah memelas.

"Kapan acaranya?"

"Coba aku lihat dulu." Tangan Deolinda bergerak membuka undangan merah muda itu. "Emm, besok malem," terangnya setelah melihat hari dan tanggal dan tertera di dalam undangan tersebut. Kemudian gadis itu beralih menatap Saskia yang terlihat sedang berfikir.

"Besok malem gue ada acara keluarga, nggak bisa."

"Sas tolongin aku."

"Nggak bisa Deolinda!" tegasnya.

Deolinda berdecak kesal. "Sumpah, Sas.. perasaan aku nggak enak banget, aku takut terjadi sesuatu. Coba kamu lihat ini." Deolinda menunjuk-nunjuk undangannya.

Dua Garis Merah | DEOLINDA [Completed]Where stories live. Discover now