Bab 50

78.6K 6K 500
                                    

Hey, selamat tengah malam kalian.. kaum kelelawar 😴  ternyata kita senasib.. malam jadi siang, siang tetap siang..

Jam berapa baca cerita ini, btw?

*****

Bunyi suara klakson saling bersahutan, para pengendara tak ada yang mau mengalah, mereka berlomba-lomba menjadi yang terdepan, agar segera sampai pada tempat tujuan.

Langit masih cerah meski waktu sudah memasuki sore hari. Panas sinar mentari tak semenyengat pada saat siang. Namun tetap saja, sinarnya yang memantul di beberapa mobil itu menyakiti mata.

Hembusan nafas lega keluar dari bibir wanita yang baru saja memarkirkan motor di basemen apartemen. Dia membuka helmnya dan menaruh di salah satu spion.

Tangan kirinya terangkat menyeka keringat yang mengalir di pelipis. Sedangkan satu tangannya lagi bergerak lincah di atas keyboard ponsel, mengetik pesan singkat pada seseorang yang memintanya datang ke tempat itu.

Kepalanya menoleh ke kanan lalu ke kiri, memastikan apakah dia benar-benar datang menjemputnya di basemen atau tidak. Dia bergerak turun dari motor, berjalan beberapa langkah, kemudian bersandar di salah satu pilar besar.

Suara langkah kaki cepat membuatnya menoleh. Deolinda tersenyum seiring dengan dekatnya jarak keduanya. Mereka berpelukan cukup lama.

"Kamu, kenapa susah di hubungi?" tanya Deolinda begitu pelukan terlepas.

"Ada banyak hal yang harus gue urus," jawabnya di selingi kekehan.

Deolinda mengangguk mengerti. "Sekarang kamu tinggal di sini?"

"Nggak, gue masih tinggal di rumah yang waktu itu."

"Terus?" Mengernyit bingung, Deolinda menatap sosok di depannya, meminta jawaban. "Terus, ngapain kita ada di sini?" lanjutnya.

Orang itu tidak langsung menjawab. Dia memeluk lengan Deolinda dan mengajaknya berjalan.

"Jasmine.." Deolinda menyentak pelan tangan Jasmine, lalu menghentikan langkah kakinya. "Jangan coba-coba bermain teka-teki," peringat Deolinda dengan tatapan tajam.

Bukannya tersinggung, wanita itu justru terkekeh geli. Dipeluknya kembali lengan Deolinda. "Ayo, seseorang ingin bertemu dengan lo.."

"Siapa?"

"Nanti lo juga akan tahu."

"Siapa, Jasmine?" tanya Deolinda menekan.

Seolah tahu apa yang sedang mengganggu pikiran Deolinda, Jasmine berkata, "Gue nggak mungkin punya niat buruk ke lo, De.. percaya sama gue."

Hembusan nafas panjang keluar dari bibir merah muda milik Deolinda. Mereka kembali melanjutkan langkah. "Apa susahnya katakan, siapa yang ingin bertemu denganku.."

Mereka berdua masuk ke dalam lift, Jasmine terlihat menekan angka tujuh belas begitu lift tertutup.

"Maaf, tapi ini permintaan dia, De.. lo juga akan segera tahu."

Dua Garis Merah | DEOLINDA [Completed]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن