Bab 22

109K 7.8K 239
                                    

*****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*****


"Rubah pemikiran lo yang isinya cuma tentang balas budi"

_

"Nggak ada yang salah tentang balas budi" ujar Deolinda melepaskan pelukan Kemala.

"Gue pengen lo pertimbangkan perasaan Melvin.. mungkin terdengar jahat, tapi.. lo harus ingat, dia udah banyak berkorban buat lo dan twins"

"Dia udah dapat apa yang dia mau kan La?" Deolinda menghela nafas pelan.

"Nggak dengan hati lo Deolinda, yang dia dapat hanya cangkang kosong tanpa isi"

"Dari pada nggak sama sekali" lirihnya.

"Deolinda jangan keras kepala!" Kesal Kemala.

"Hati nggak bisa di paksa Mala, hati yang memilih, dimana ia akan berlabuh.. seperti halnya rindu---"

"---walaupun rindu itu candu, ia selalu punya kaki untuk menentukan langkahnya sendiri"

"Lo bener-bener nggak ada perasaan? Sedikitpun? Deolinda.. Melvin sudah banyak berkorban buat lo, gue nggak perlu ingatkan lagi kan, apa aja yang sudah dia korbankan?"

"Lo nggak kasihan?" Tambah Kemala.

"Kamu tau, aku nggak pernah minta semua itu, dia sendiri yang memilih. Lagipula cinta dan kasihan adalah dua hal yang sangat berbeda"

"Cinta Melvin buat lo besar De, gue bisa lihat itu. Cara dia memperlakukan lo dan twins sangat tulus. Dia mengalahkan segala hal, hanya demi tetap bisa bersama kalian" ujar Kemala.

"Kamu benar Kemala," Deolinda menghembuskan nafas pelan,
"Benar, dan semua itu jadi beban buatku" lirihnya menundukkan kepala.

*****

Di waktu yang sama namun tempat yang berada, seorang laki-laki terlihat sibuk dengan berkas-berkas yang menumpuk di atas meja kerjanya. Sesekali ia membenarkan letak kacamatanya.

Tok .. Tok .. Tok

Suara ketukan pintu membuat laki-laki itu mengalihkan pandangan dari kertas-kertas di depannya.

"Masuk"

Pintu ruangan terbuka menampilkan seorang wanita cantik dengan balutan kemeja dan rok pendek pres body, membuat laki-laki itu berdecak kesal,

"Sudah saya peringatkan berkali-kali untuk berpakaian lebih sopan saat di kantor" tegasnya.

"Bagian mana yang menurut bapak tidak sopan?" Katanya meliukkan tubuhnya, terlihat menjijikkan.

Dua Garis Merah | DEOLINDA [Completed]Where stories live. Discover now