Bab 27

86.4K 6.6K 60
                                    

*****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*****

Pagi telah tiba, suasana jalan raya sangat ramai, kendaraan roda dua dan roda empat seperti tengah berlomba untuk cepat-cepat sampai ke tempat tujuan.

Setelah mengantar twins ke sekolah Deolinda tidak langsung ke toko. Wanita itu mengendarai mobilnya tanpa tujuan. Tanpa sadar mobil yang ia kendarai berhenti tepat di sebrang SMA Garuda.

Deolinda mengerjap beberapa kali, sebelum matanya menatap terkejut bangunan sekolah di sebrang jalan.
Gedung sekolah yang menyimpan begitu banyak kenangan.

Tangannya mencengkram erat kemudi, saat ingatan-ingatan masa lalu kembali berkelebat di matanya.

Ia kehilangan masa putih abu-abu yang harusnya menyenangkan untuk gadis seusianya, pada masa itu. Kejadian menyakitkan yang terus menimpanya secara bertubi-tubi. Hingga kejadian 8 tahun lalu, yang membuatnya memilih meninggalkan kota tempatnya di besarkan, ibu kota menjadi saksi hidupnya yang penuh pesakitan.

Air matanya mengalir tanpa permisi, entah apa yang sebenarnya Deolinda tangisi.

Masa remaja yang di hancurkan paksa atau.. ia tengah menyesali kemalangan hidupnya?

Tiba-tiba satu nama terlintas di benaknya, wanita itu menghapus pelan air matanya, mengambil nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya kasar.

"Bunga" lirihnya.

Deolinda melepas seat belt nya dan bergegas turun dari mobil.

Ia masih berdiri kaku di samping mobilnya, netra coklat itu menatap sendu bangunan megah di sebrang jalan raya. Kemudian berjalan perlahan menyebrang jalan, menuju pos satpam.

Deolinda tersenyum tipis saat melihat suasana depan gerbang sekolah yang masih ramai, beberapa mobil dan motor terlihat masuk melewati gerbang sekolah. Suara tawa dari beberapa siswa laki-laki terdengar saling bersahutan.

Deolinda rindu.. rindu masa putih abu-abu nya yang harus terhenti.

"Pagi Pak Bejo" sapa Deolinda, senyumnya semakin lebar saat melihat satpam di depannya adalah satpam yang sama saat ia sekolah dulu.

"Pagi juga mbak, kok mbak tau nama saya ya?" Tanyanya dengan kening yang berkerut dalam.

"Saya alumni SMA Garuda Pak"

"Wah maaf ya, Pak Bejo nggak ingat"

"Nggak papa, yang sekolah di sini kan banyak Pak, nggak mungkin Pak Bejo ingat satu-satu" kekeh Deolinda.

Pak Bejo tertawa pelan, tangannya terulur mengusap tengkuknya pelan.

"Ada yang bisa bapak bantu mbak?" Tanya Pak Bejo.

"Panggil Deo saja Pak, emm.. sebenarnya saya ingin bertemu dengan bagian administrasi di sekolah ini Pak, ada sesuatu yang ingin saya tanyakan" ujar Deolinda, sesekali matanya menatap gerombolan siswa yang masih asyik bercanda ria.

Dua Garis Merah | DEOLINDA [Completed]Where stories live. Discover now