Bab 09

112K 8.3K 208
                                    

*****

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

*****

Bugh

Bugh

Bugh

Suara pukulan menggema di dalam ruangan remang-remang berukuran 2×2 meter persegi. Ringisan kesakitan pemuda di bawahnya tidak membuat Sakala berniat untuk berhenti.

"Lo masih nggak mau bicara heh!!" seru Sakala kembali mencekik leher laki-laki yang lebih muda satu tahun darinya.

"Gu-gue bener ng- nggak tau kak" ucap terbata laki-laki bernama Vino.

"Kenapa Lo lakuin itu bangsat, dari mana Lo dapet foto itu!!" Sakala kembali memukulinya melampiaskan amarah yang sudah tiga hari ini ia tahan.

"Am-pun kak, po-ponsel gue hi-lang dari sa-tu Minggu yang la-lu, gu-gue sama se-kali nggak tau" ucapnya dengan susah payah, wajahnya terasa hancur, tubuhnya seperti mati rasa.

Sakala berdecak kesal "Gue kasih satu kesempatan lagi," Sakala menghela nafas panjang "Lo punya motif apa sampai sebarin foto dan video sialan itu!!" Mata Sakala menatap tajam Vino yang berusaha mempertahankan kesadarannya.

"Gue nggak ta-hu apa-apa kak, pon-sel gue hi-lang di ke-las" Sakala melihat mata Vino berusaha mencari kebohongan di sana, namun tidak ada.

"Aghhhh"

"ROMI!!"

Seorang laki-laki dewasa berjalan mendekat, menunduk hormat di hadapan Sakala.

"Bawa dia ke rumah sakit" Setelah mengatakan itu Sakala pergi. Laki-laki itu mengacak rambutnya frustrasi berkali-kali mengumpat karena belum juga menemukan orang yang menyebarkan video dan foto Deolinda.

"Maafin aku yang nggak berguna ini" lirihnya. Sakala sudah berada di mobilnya.
Tiga hari laki-laki itu bolos sekolah untuk menyelidiki kasus ini. Namun sia-sia karena sampai saat ini dalang itu belum juga di temukan.

Sakala sangat merindukan gadisnya, tiga hari tidak melihat wajah Deolinda membuatnya tersiksa oleh rindu.

Laki-laki itu enggan minta bantuan daddy-nya. Bisa panjang urusannya jika laki-laki yang menjabat sebagai Daddy dari Sakala itu tau.

"Gue janji akan menjadi lebih kuat untuk lindungi Lo De"

"Gue sayang lo-- banget" lirihnya

Perasaan Sakala tidak berubah hanya karena video dan foto-foto itu. Sakala mencintai Deolinda sangat dalam, ia akan menerima bagaimanapun keadaan gadis itu.

Sakala akan terus berjuang sekalipun semesta tidak mengijinkan.

_______

"Kita ke rumah sakit dulu" kata Bara menatap sendu Deolinda yang masih terpejam.

Dua Garis Merah | DEOLINDA [Completed]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora