Bab 18

103K 7.7K 606
                                    


*****

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

*****

Setelah berjalan cukup lama samar-samar mata Deolinda melihat lampu penerangan jalan. Gadis itu mempercepat langkahnya tidak perduli dengan rasa perih di kedua kakinya yang terluka akibat tergores batu dan ranting-ranting ketika ia berlari.

Butuh banyak usaha untuk sampai di pinggiran jalan raya, ia terduduk di rerumputan saat lemas di badannya sangat terasa.

Deolinda berusaha mengatur nafasnya yang memburu akibat terlalu lelah berjalan jauh

"Menyedihkan" lirihnya saat melihat baju yang ia kenakan kotor oleh tanah, kaki yang tidak memakai alas terasa sangat perih.
Kaki jenjangnya bahkan banyak mendapatkan goresan luka.

Deolinda membuang nafas kasar

Kepalanya berkali-kali menoleh kanan dan kiri, berharap ada mobil yang lewat dan mau memberikan tumpangan.

Deolinda sangat lelah, ia ingin istirahat.

Sorot cahaya kuning terlihat dari ujung jalan, perlahan gadis itu berjalan ke tengah aspal. Kedua tangannya ia angkat tinggi-tinggi berharap pengendara mobil tersebut melihat dan akan berhenti.

" Berhenti!!"

" Berhenti!!!"

" Tolong berhenti!!" Teriaknya sekuat tenaga berusaha melawan rasa pusing di kepala yang tiba-tiba muncul.

Mobil itu melaju kencang, semakin lama semakin dekat. Dan...

Ciiitt

Bunyi gesekan ban mobil dan aspal terdengar sangat mengerikan di telinga Deolinda. Sedikit lagi, maka tubuh gadis itu benar-benar akan tertabrak.

Gadis itu masih mematung, tubuhnya kaku sangat sulit di gerakkan.
Deolinda melihat seorang laki-laki turun dari mobil. Tidak jelas karena perlahan pandangannya kabur dan tubuhnya luruh ke bawah lalu kegelapan perlahan merenggut kesadarannya.

Sebelum ia benar-benar hilang kesadaran ia dapat mendengar suara bernada panik dari laki-laki asing itu

" Bangun "

" Hey bangun " kata laki-laki itu menepuk-nepuk pipi gadis di depannya

" Bagaimana mungkin ada perempuan di pinggir hutan malam-malam begini? " Batinnya

Laki-laki itu langsung menggendong Deolinda, membawa gadis itu menuju mobil.

______

PLAK

"APA YANG LO LAKUKAN BANGSAT!! LO NGERUSAK SEMUA RENCANA GUE!!"

"Gue udah ngelakuin hal yang benar"

PLAK

"ITU KARENA LO MERUSAK KESENANGAN GUE!!"

PLAK

"DAN ITU KARENA LO MEMBANTU JALANG ITU KABUR!!"

Setelah menghubungi anak buahnya untuk mencari Deolinda, gadis iblis itu menyeret Bunga ke sebuah rumah kosong, menyiksa gadis malang tersebut dengan kejam.

Apapun terasa mudah untuk Aretha selama ia punya uang.

Tubuh dan wajah Bunga penuh lebam, ujung bibirnya sobek akibat tamparan demi tamparan yang di layangkan Aretha.

Namun bukan penyesalan yang di rasakan Bunga. Gadis itu justru merasakan lega karena keputusan yang diambil beberapa jam yang lalu. Keputusan untuk membantu Deolinda kabur dari aborsi sialan itu.

Setidaknya membantu Deolinda tidak akan menambah penyesalan di hatinya.

Cukup waktu itu ia hanya diam, bahkan ikut membantu Aretha menghancurkan gadis itu. Kini keputusan yang ia ambil sudah benar. Walaupun harus mengorbankan tubuhnya di siksa oleh iblis berwujud manusia di depannya.

Aretha kembali menjambak rambut Bunga hingga kepalanya mendongak

"Ini akibatnya kalau melawan gue, hahaha" ucapnya menjedotkan kepala Bunga di tembok

"Lo ib-lis" ucapnya terbata. Bunga menangis tanpa suara saat kepalanya berdenyut sakit. Darah segar terus mengalir dari kepalanya yang terluka.

"Hahahaha, akan gue tunjukkan bagaimana seorang iblis menyiksa korbannya. Hahahaha" Aretha mengeluarkan pisau lipat dari saku celananya lalu memainkan pisau tajam itu.

"Harusnya lo berfikir dulu sebelum bertindak" ucapnya mencengkeram pipi Bunga menggunakan satu tangan

"Ganjaran untuk kebaikan hati lo adalah kematian. Hahahaha" ucapnya menggores wajah Bunga

"Akh, lo nggak waras!!"

"Cewek gila!!"

"TOLONG!!" teriaknya, air mata semakin deras mengalir

"DIAM SIALAN!!" Sentak Aretha saat Bunga terus memberontak

"Lo hanya perlu diam dan nikmati permainan menyenangkan yang akan gue buat"

Malam itu suara jeritan-jeritan kesakitan menggema di dalam rumah kosong tersebut. Membuat sang pelaku terus dan terus menggoreskan pisau di tubuh gadis yang sudah bermandikan darah.

Aretha itu psychopath. Ia sangat menyukai darah yang keluar dari tubuh korbannya. Terasa sangat mendebarkan dan menyenangkan.

Malam itu Bunga Azalea menghembuskan nafas terakhirnya. Keputusannya menyelamatkan Deolinda berakhir kematian.
Namun ia tidak menyesal.

Setelah melihat korbannya tidak bergerak Aretha berhenti. Senyum menyeramkan terbit di bibir tipisnya.

"Bereskan" ucapnya saat panggilan telepon terhubung.

Aretha bergegas meninggalkan rumah kosong tersebut. Bibirnya tidak berhenti tersenyum.

"Jalang itu akan mendapat hukuman yang sama"

"Tunggu, setelah gue temuin lo Deolinda. Hahahaha"

*****

Ada yang mau di sampaikan buat mereka ??

Buat Deolinda ?

Buat Sakala ?

Buat Bunga ?

Buat si iblis Aretha ?

Buat Bara ?

.

.

.

To be continued

Dua Garis Merah | DEOLINDA [Completed]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt