Bab 48

70K 5.8K 371
                                    

*****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*****


"Mampus! Malu 'kan Lex, di lihat calon masa depan.." gerutunya, pria itu tanpa sadar berguling-guling di lantai, sangking malunya. "Mama, tolong selamatkan muka ganteng anakmu ini.."

_

"Ngapain sih, si curut?" Kemala mendengus sebal, menunjuk Alex dengan dagunya.

"Mungkin kesurupan, Nty," bisik Sakura pelan.

"Bisa jadi.. kenapa nggak kita abadikan pemandangan langka ini? Gass vidioin, Sa.." perintah Kemala tersenyum jail.

"Laksana, Aunty!" Sakura membuat gerakan hormat, kemudian menerima ponsel yang di berikan Kemala. Gadis kecil itu mulai mencari aplikasi kamera lalu menekan tombol video.

"Sasa.. jangan di vidio, nggak sopan. Kasihan Om Alex-nya.." tegur Deolinda cepat.

"Dokumentasi," jawab Kemala dan Sakura serempak.

Deolinda menghela nafas panjang, mengambil langkah untuk mendekati Alex, berniat menyadarkan pria itu dari rasa malu yang mungkin akan menjadi lebih besar. Namun langkahnya terhenti saat pundaknya tiba-tiba dirangkul dari belakang.

"Mau kemana?" tanya Melvin penuh selidik.

"Nyamperin Alex."

"Biarin aja, nanti kalau akal sehatnya udah balik, dia bakal berhenti sendiri.." kata Melvin menggiring Deolinda kembali duduk.

"Jangan gitu lah, Vin. Meski nggak waras, dia tetap teman kamu.." tutur Deolinda.

Melvin terkekeh geli saat mendengar kata 'nggak waras' yang keluar dari bibir wanita di sampingnya. Kemudian pria itu mengelus kepala Deolinda lembut. Netra hitamnya menatap penuh cinta. "Jangan coba mikirin pria lain," ujar Melvin mengusap pipi Deolinda.

"Bedain, mana yang mikirin sama mana yang kas--" Deolinda tak menyelesaikan ucapannya saat Melvin menempelkan jari telunjuk di depan bibirnya.

"Deolinda--" Melvin tak melanjutkan ucapannya saat merasakan sosok kecil merangsek masuk, duduk di antara dirinya dan Deolinda.

Segala bentuk protes tertahan di ujung lidah begitu matanya melihat sang biang kerok yang membuatnya berjarak dengan Deolinda-nya.
Oh, ayolah. Melvin sedang dalam fase, 'Meski dekat, rindu di hati justru menggebu..'

Merasa sedang di tatap, Arlo menoleh ke samping. Sebelah alisnya terangkat, bertanya 'Apa?' lewat tatapan mata.

Melvin menghela nafas pelan. Terus mengingatkan pada diri sendiri, bahwa bocah menyebalkan di sampingnya adalah anak kandungnya.

Dua Garis Merah | DEOLINDA [Completed]Where stories live. Discover now