Bab 38

86.8K 6.2K 440
                                    

*****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*****

Cinta ibarat luka yang tertunda.

Bahagia hanya lah kiasan dari perjalanan cinta..

Nyatanya takdir berkata bahwa kamu hanya bagian dari kisah mencari cinta sejati-nya!!

Pertanyaan yang sempat aku tanyakan pada takdir saat itu, sekarang terjawab..

Sudah sering ku bilang!! Pasti takdir menjawabnya beriringan dengan waktu.

Dan saat itu tiba, ternyata penantianmu tidak berguna... Saka

-Dimas-

*****

Dimas berdiri termenung menatap punggung Sakala yang sedikit bergetar. Ada perasaan tak rela menelusup hatinya saat melihat tatapan terluka di matanya. Tapi, bukankah ini lebih baik? Akhirnya pria itu tahu akhir dari penantian tak berguna itu. Pada akhirnya semua hanya berujung luka. Perjuangannya sia-sia. Benar, hanya luka yang ia dapat dari setia yang dia jaga.

Sakala masih berdiri menatap kosong lift dimana Deolinda menghilang bersama pria yang ia kenal.

Berbagai pertanyaan berkecamuk di pikiran. Apa penantiannya tak berarti untuk wanita itu? Cintanya tiba-tiba dihempas keras. Harapannya di paksa berhenti.

"Kenapa, Deolinda?"

Bagaikan ribuan anak panah yang menghujam jantungnya, sangat sakit. Berharap apa yang baru saja terjadi hanyalah mimpi. Siapapun tolong bangunkan Sakala dari mimpi mengerikan ini!

"Apa yang membuatmu berubah? Sedangkan disini aku masih sama.. tak sedikitpun melangkah maju. Meski tahun berganti dan orang-orang mulai berubah.. aku masih sama.. masih hidup di masa lalu.. dan masih mencintaimu.."

Tepukan di bahunya membuat Sakala menoleh. Mendapati Dimas berdiri di belakangnya dengan tatapan rumit yang sulit ia artikan.

"Sudahlah bos, wanita yang tidak bisa menjaga hatinya tidak pantas diperjuangkan," tutur Dimas setelah terdiam cukup lama.

"Dia pasti punya alasan."

"Alasan?" Dimas terkekeh sinis menatap Sakala yang menatapnya tajam, "Wanita itu menghilang begitu saja, pergi tanpa kata. Bahkan wanita itu nggak mikirin orang yang mencintainya seperti orang bodoh ini!" kesalnya menunjuk wajah pria di depannya.

"Kita nggak bisa hanya melihat dari satu sudut pandang, Dim. Kita juga perlu mendengar alasannya.."

"Alasan karena dia udah punya laki-laki lain?" Dimas mendengus kesal. "Berhenti mencintai wanita yang jelas-jelas nggak perduli! Lo lihat 'kan? Dia lebih milih pergi bersama Pak Melvin dari pada tetap tinggal sama lo!!"

Dua Garis Merah | DEOLINDA [Completed]Where stories live. Discover now