BAB 41

1K 89 10
                                    

Bulan Pertama.

Caden duduk di atas sofa dengan kaki kanan yang menumpu kaki lainnya. Dia membaca buku baru miliknya yang dia beli beberapa minggu yang lalu. Dia membolak-balikkan halaman buku tersebut sambil menyeruput kopi hitam miliknya sesekali melirik wanita yang tidur di hadapannya sebelum menarik napas dalam.

Caden menutup bukunya, tidak punya energi tersisa setelah ia bekerja selama seharian penuh bolak-balik ke perusahaannya dan juga ke bangunan baru milik Caden, Mal, dan Sydney. Dia berdiri, memutari ruangan rumah sakit yang dua kali lebih besar dari sebelumnya.

Pria tersebut memenuhi saran Dokter Jackson untuk memindahkan kamar Flora ke kamar yang lebih privat. Kasur Flora berada di tengah ruangan bagian belakang, ada meja nakas di kanan dan kirinya yang penuh dengan alat medis dan stop kontak. Di sebelah kirinya ada kamar mandi lengkap yang terlihat bersih dan tidak pernah digunakan, satu-satunya orang yang menggunakannya adalah Caden. Di dekat pintu ada ruang tamu lengkap dengan televisi dan juga AC serta beberapa roti, buah-buahan, serta kulkas kecil yang berisi berbagai macam minuman. Caden tidak tahu apa yang harus dia lakukan dengan semua ini, lagipula satu-satunya orang yang berkunjung hanyalah dia. 

Caden tidak menyesalinya, lagipula dia bisa menghabiskan uangnya untuk mendapatkan tempat dengan pemandangan pelabuhan di depannya. Caden selalu menyukai pantai, dan kamar ini memberikannya pemandangan menakjubkan Kota London meskipun ia hanya dapat melihatnya dari atas balkoni.

Sudah sebulan semenjak Flora dibawa ke rumah sakit. Ben sukses mendaftarkan kasusnya ke pengadilan, seluruh orang kini tahu tentang apa yang Caden lakukan dengan rencananya. Caden juga menyadari setelah Keluarga Nelson kembali pria tersebut mendapatkan telepon dari orang tuanya, mengatakan bahwa Caden mungkin salah paham. Mereka berkata bahwa Keluarga Caden merupakan keluarga yang paling baik yang pernah mereka ketahui.

Caden tersenyum tenang melihat orang tuanya, dia tidak repot memberitahukan kepada orang tuanya mengenai seluruh bukti yang dia siapkan di pengadilan. Satu-satunya orang yang percaya dengan Caden adalah Parker, selalu. Adiknya tertawa keras saat makan malam sebelum dia menepuk punggung Caden pelan.

Keluarga Nelson berusaha untuk mengunjungi Flora, mereka berkata bahwa mereka ingin bertemu dengan keluarganya. Caden dapat melihat Tammy menangis dengan air mata buayanya saat Caden menolak kunjungan mereka.

Seluruh orang tidak dapat masuk ke dalam kamar Flora. Hanya Caden, Andrew, dan Ben. Pria tersebut bahkan membawa petugas keamanan yang berjaga di depan kamar karena Drake mengancam Caden untuk membunuhnya jika ia tidak membiarkan pria tersebut melihat anaknya.

Sangat buruk baginya, mungkin.

Caden tidak peduli. Dia menggunakan ancaman Drake dengan menggunakan kamera rumah sakit sebagai bukti untuk ke pengadilan. Caden hanya tersenyum sebelum membiarkan petugas keamanannya membawa pria tersebut ke lift.

Beberapa rekan kerja Flora berusaha juga untuk menghubungi Caden, menanyakan perihal keadaan Flora dan juga keinginan mereka untuk mengunjungi Flora. Caden tetap menolak, tapi setiap beberapa hari ia melihat sebuket bunga aster, bunga matahari, dan juga bunga lainnya yang dibawa oleh petugas keamanannya. Katanya ada beberapa orang yang berkunjung dan mereka hanya ingin membawakan bunganya untuk Flora.

Caden hanya mengangguk, meletakkan bunga tersebut ke dalam vas di sebelah kasur Flora sebelum ia kembali ke laptopnya, mengerjakan pekerjaannya di kamar Flora dengan sesekali berhenti setiap beberapa jam untuk mengubah posisi Flora.

Hanya Caden yang melakukannya, utamanya saat dia pulang kerja. Pria tersebut akan berdiri di samping kasur Flora dan mulai menggerakkan otot Flora dengan lembut. Setelah itu dia akan meraup kepala Flora sebelum menggantikan posisi bantalnya. 

How We Fix Sorrow ✅Where stories live. Discover now