BAB 13

679 76 4
                                    

Pekan ini aku kembali mengunjungi tempat penampungan hewan. Aku membawa beberapa uang tunai dan mampir menuju ke toko peralatan hewan; aku mengambil beberapa kaleng makanan anjing dan kucing. Aku sudah menunggu pekan ini selama beberapa minggu, selalu siap untuk menghabiskan waktu di penampungan hewan hanya untuk sekedar bermain dengan hewan-hewan di sana.

Aku tahu pihak penampungan hewan menyediakan sebagian besar peralatan sanitasi dan juga makanan karung besar yang dikirim setiap bulan, tapi mereka tidak menyediakan hewan-hewan ini dengan mainan dan hiburan. Karena itu aku ingin memberikannya kepada mereka, paling tidak aku dapat mencoret daftar keinginanku untuk memberikan mainan kepada hewan-hewan ini.

Troli yang aku bawa tidak begitu berat, tapi aku sempat kesusahan untuk membawa sebagian besar mainannya sampai staf toko membantuku. Aku mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya sebelum mereka mulai meregistrasi pembayaranku.

Aku keluar dengan dua tas plastik besar di kedua tangan. Aku tidak tahu berapa lama aku sampai di sana, paling tidak ini merupakan olahraga kecil yang dapat aku lakukan. Aku menggenggam tasnya dengan erat, beberapa kali terselip akibat tanganku yang berkeringat.

"Halo. . . senang melihatmu di sini, Flora." Seseorang membuka kaca mobil sebelum aku dapat melihat wajahnya. Parker melambaikan tangan ke arahku sembari menyengir seperti bocah. 

"Selamat pagi, Parker? Apa yang kau lakukan pagi-pagi seperti ini?" Aku mengusap dahi, kembali menenteng plastik bawaanku ke pinggir jalan agar tidak menutupi jalan.

Dia menatapku yang membawa tas besar di samping tubuh sebelum tersenyum lebar. "Apa yang kau lakukan pagi-pagi ini?"

"Ke penampungan hewan," jawabku sambil menahan tas plastiknya, tidak lupa menyembunyikan wajahku yang terlilat kewalahan dari Parker.

"Masuk, aku akan mengantarkanmu. Kau terlihat seperti orang yang habis ditendang keluar dari rumah." Dia membukakan pintu mobilnya sebelum berjalan ke sampingku. 

"Aku ingin jalan, sedikit berolahraga." 

Dia memperhatikan beberapa orang yang menatap kami. "Ya, orang-orang ini hanya akan menatapku bingung karena kau membawa dua tas yang ukurannya lebih besar darimu."

Aku mengernyitkan dahi, tidak mungkin barang bawaanku lebih besar dariku. 

Parker menarik satu tas dari tanganku sebelum memasukkannya ke dalam mobil. Dia kembali ke arahku dan mengambil tas yang lainnya sebelum aku sempat membuka suara.

Dia membuka pintu mobilnya sambil mendorongku masuk. Aku sempat membuka mulut sebelum dia menghentikan suaraku.

"Masuk saja, Flora, aku tidak akan membawamu ke tempat terbengkalai dan membunuhmu. Kau dan kakakku masih punya. . . kontrak. Kau tahu." 

Aku mengangguk tidak yakin, mengikuti perkataan Parker sebelum dia mengunci mobilnya. 

"Di mana alamatnya?" tanya lelaki tersebut.

Aku menggaruk tengkuk. "Aku tidak pandai dalam alamat." 

"Kau akan punya masalah dengan toko online." Dia menyetir melalui macetnya jalanan. Aku menggeleng kecil. Aku jarang membeli barang online, aku tidak ingin orang tuaku merusaknya sebelum aku dapat melihat barangnya.

Aku memperhatikan bocah enam belas tahun yang menyetir mobil lebih pandai daripada membuat pipiku menggelembung. "Apa yang kau lakukan pagi-pagi buta ini?"

Dia menunjuk ke belakang sebelum aku dapat melihat beberapa boks cat semprot. Aku mengangguk kecil. "Pagi hari? Kau seniman fajar?"

Parker tertawa. "Seniman fajar? Kau membuat-buat istilah."

How We Fix Sorrow ✅Where stories live. Discover now