BAB 4

1K 97 3
                                    

Aku meminta izin tidak bekerja hari Jumat dan Sabtu. Mereka menatapku aneh karena aku tidak pernah cuti bekerja. Alasannya adalah karena aku suka dengan pekerjaanku. Ini memang benar kenyataannya. Aku suka dengan pekerjaanku, biasanya saat lembur, aku menemukan buku baru di perpustakaan atau membantu Chao di dapur saat akhir pekan.

Aku mengenakan pakaian longgar milikku sebelum berjalan menuju ke lantai bawah. Ibu sedang berbicara dengan Samantha. Saat mereka menatapku, keduanya menarik napas dalam lalu tersenyum kecil. Ibu menatapku dari atas ke bawah sebelum menggeleng tidak setuju.

"Kau tidak punya pakaian lain?" Dia bertanya dengan bibir terlipat.

Samantha menelan ludah sebelum ia mempersilahkan aku dan ibu masuk ke dalam mobilnya. Ada supir yang membukakan pintu kepada kami sebelum keluar dari pagar rumah.

Aku tidak tahu ke mana kita pergi. Ibu dan Samantha membicarakan butik-butik favorit mereka selama perjalanan. Aku hanya duduk diam sambil memainkan jariku. Kedua kakiku bergoyang pelan dan aku tidak dapat menghentikannya.

Satu jam perjalanan, aku menarik napas menunggu supir mobil membuka pintu. Aku keluar terlebih dahulu sambil mendongak ke atas. Butik Sakura adalah nama tempat ini. Samantha masuk terlebih dahulu disusul olehku dan ibu, dia memeluk beberapa pegawai yang bekerja di sana sebelum ia menunjukku.

"Oke, baiklah. . . mau mulai sekarang?" Pegawai tersebut mengucap. Dia menatapku sebentar sebelum menggiringku pergi ke bilik kamar, menyerahkanku beberapa gaun putih mewah dengan bordiran dan detail pada dadanya.

"Nyona Green sudah memilihkan beberapa gaun untukmu. Beberapa gaun ini cocok membuatmu terlihat lebih ramping." Dia menatapku atas ke bawah sebelum memberikanku sekitar lima gaun.

"Yang mana yang paling murah?" Aku bertanya. Pegawai yang membawakanku pakaian ditemani dengan asistennya langsung tertawa mengejek, mereka melirikku sebelum menggigit pipi dalam mereka, mencegah suara tawa mereka menggelegar melewati bilik.

Apa yang salah? Aku tidak tahu berapa jumlah uang yang akan aku kerahkan untuk membeli gaun ini. Lagipula pernikahan ini terlihat bohong, aku tidak dapat menghabiskan uangku untuk membeli di sini. Rasanya butik ini memiliki harga yang terlalu mahal. Aku tahu ayah dan ibu termasuk orang yang berkecukupan, tapi aku tidak mau menyusahkan mereka untuk membelikanku gaun pernikahan ini.

"Samantha punya kupon pelanggan khusus setiap dia datang kemari, kau tidak perlu membayar lagi." Dia masih tertawa. Aku menggigit bibir bawah sebelum mengangguk.

Masuk ke dalam bilik aku mengunci pintunya. Di depan ada kaca sebadan yang membuatku meringis sebelum memutar tubuh ke arah pintu. Aku melepas pakaianku lalu memilih gaun yang paling tertutup yang bisa aku dapatkan.

Satu gaun dengan lengan mesh dan rok panjang dan ringan langsung aku coba. Sayangnya gaun ini tidak cukup saat sampai ke dada. Aku menarik turun gaun tersebut sebelum mengenakan sweterpku kembali.

Aku membuka bilik dan pergi ke ruang utama. Mereka menatapku yang membawa satu gaun yang aku temukan tadi sebelum mengangguk.

"Kau cepat, yakin memilih gaun itu?" Samantha menunjuk gaun yang sekarang ada di tangan salah satu pegawai sambil mengangkat satu alisnya. Aku mengangguk. Ia menatapku datar sebelum menoleh ke arah ibu.

Pegawai tersebut mulai mengukur seluruh tubuhku dari atas ke bawah selama sekitar lima menit sebelum mencatat semuanya dalam buku catatan. Pernikahan akan dilaksanakan besok. Aku tidak tahu jika gaun pernikahan dapat dibuat sehari sebelumnya. Aku harap semuanya berjalan dengan baik.

"Biayanya 14.000 pound." Pegawai tersebut menyebutkan. Aku membelalakkan mata, tidak tahu bahwa tempat ini sangat mahal. Aku menoleh ke arah ibu sementara wanita tersebut tersenyum lebar.

How We Fix Sorrow ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang