BAB 35

952 81 16
                                    

Tangan Caden mengelus rambut Lily yang masih tertidur di dadanya, dia dapat melihat sinar matahari yang remang-remang masuk ke dalam kamar, untung saja dia menutup tirainya tadi malam.

Caden menarik napas dalam-dalam lalu mendongak ke langit-langit. Jika orang bertanya kepadanya apa dia terlihat tenang sekarang, Caden tidak akan segan untuk menonjok orang tersebut dengan sekuat tenaga.

Masalahnya Caden tidak dapat tidur sejak tadi malam, dia masih memikirkan kasus Keluarga Nelson yang menurutnya sangat melelahkan. Dia beberapa kali mengecek ponselnya, menunggu pesan masuk dari Dokter Jackson tentang operasi Flora. Hari ini dia ingin menanyai wanita tersebut mengenai keluarganya agar Caden punya banyak bukti untuk dapat menuntut mereka.

Caden belum memberi tahu orang tuanya, entah bagaimana reaksi mereka saat mendengar bahwa rekan kerja mereka merupakan golongan orang-orang barbar dan tidak tahu malu. 

Caden merasa hampa, apa yang dia lakukan? Kenapa dia memikirkan kasus ini sampai dia kesusahan untuk tidur? Apa yang membuatnya terikat dengan kasus ini?

Pikirannya terhenti saat dia merasakan Lily yang meregangkan tubuh di sebelahnya. Caden mengatakan kepada dirinya berkali-kali bahwa dia mencintai wanita di depannya ini. Dia akan melakukan apapun untuknya, bahkan memaafkan Lily atau melupakan apa yang terjadi antara mereka sebelumnya.

Ada keraguan dalam diri Caden, apa dia takut kehilangan wanita ini karena dia terlihat kurang di matanya? Caden menakutkan hal itu. Saat dia melamar Lily rasa ketakutannya melemah, wanita ini adalah miliknya. Sekarang pikirannya berkecamuk, rasa keraguan kembali tumbuh dalam dadanya, lebih keras dan memaksa, seakan dirinya menolak bahwa Lily bukan yang terbaik untuknya. Perasaan yang dia berikan kepada Lily hanya semata-mata menghibur hatinya yang gundah, tapi apa dia melakukan hal yang benar?

Saat tadi malam dia mengutak-atik kamar Flora, dia melihat secuil cerita tentang Flora. Saat dia membaca bukunya Caden merasa bahwa Flora sedang berbicara kepadanya. Tentu saja hal ini tidak benar. Dia melihat beberapa buku catatan pribadi Flora yang ditulis sejak dia berumur tiga belas.

Caden harap dia dapat membaca buku Flora setelah Andrew mengembalikannya. Caden penasaran apa yang terjadi dengan wanita itu hingga dia berakhir tidak menyenangkan di atas kasur rumah sakit. Dia ingin mencari tahu. Caden ingin memahami kenapa Flora adalah. . . Flora.

Dia punya prasangka, ia tidak percaya jika Andrew mungkin mengatakan hal yang benar dan menyakitkan kepada Caden. Flora sudah terluka sejak kecil dan Caden menggores lebih besar lukanya. Flora tidak punya pilihan untuk pergi menjauh atau Caden akan menambahkan luka.

Caden menyesal, tentu saja, seperti yang dia katakan dan peringatkan kepada dirinya berkali-kali bahwa dia tidak ada niatan untuk menyakiti Flora, dia hanya kesal atas apa yang terjadi kepadanya sehingga dia menumpahkan semuanya pada wanita tidak bersalah ini.

Apa dia melakukan hal yang benar untuk membayar seluruh biaya medis wanita ini? Apa menurutnya seluruh uang yang dia berikan kepada Flora untuk biaya medisnya cukup menghentikan luka berdarah Flora akibat dirinya?

Caden ragu. Tubuhnya masih menggenggam tunangannya tapi pikirannya dipenuhi dengan Flora. Caden bersumpah, meskipun orang berkata jika dia orang yang berengsek—yang menurutnya akurat, dia tidak akan menjadi orang murahan yang selingkuh kepada kekasihnya. Dia tahu konsekuensinya, dia tahu bagaimana perasaannya. Dia hanya ingin orang-orang memperlakukan dia seperti dia memperlakukan orang lain.

Caden mencintai Lily, ia tidak mencintai Flora. Caden hanya bingung. . . kenapa sekarang? Kenapa pikirannya penuh dengan wanita yang hampir menjadi mantan istrinya, wanita yang jarang berbicara kepadanya, wanita yang punya banyak pikiran di dalam kepalanya.

How We Fix Sorrow ✅Donde viven las historias. Descúbrelo ahora