BAB 22

775 86 3
                                    

Aku turun kembali ke lantai utama sambil meletakkan sepatuku ke undakan tangga. Aku berjalan tidak yakin menuju ke ruang tamu sambil memainkan kedua tangan yang terlapisi cat.

"Apa yang terjadi dengan lututmu?" Mal bertanya, menoleh ke arah celanaku yang sobek karena kejadian tadi.

"Hanya terjatuh dari kursi saat melukis tadi, tidak apa." Aku memastikan.

Mal berdiri dari duduknya sebelum dia berjalan ke arahku dan memelukku erat. "Sudah lama aku tidak bertemu denganmu.

"Kau sering ke sini." Aku menjawab.

Dia melipat bibirnya pelan sebelum kembali menjawab, "Kita jarang berbicara."

Aku mengangguk kecil. Sydney menyapaku kembali, menepuk tempat kosong di sebelahnya. Aku menggeleng kecil untuk menolak. "Tubuhku penuh dengan cat, aku lebih baik berdiri saja."

Sydney mengangguk tidak yakin. 

"Jadi, Flora. . . Parker mengatakan bahwa kau tahu mengenai beberapa tempat untuk memulai penggalangan dana," ungkap Mal.

Aku menarik napas dalam. "Entahlah, aku tidak tahu banyak tentang hal ini." Aku menggeleng pelan.

"Kau bisa sebutkan apa saja yang kau tahu." Sydney mengetik sesuatu pada laptopnya sambil tersenyum ke arahku.

Aku melirik Caden yang hanya menatap layar laptopnya tidak memperhatikan. Aku menunduk sambil memainkan tangan.

"Parker tahu jika aku kadang pergi ke tempat penampungan hewan di bagian Selatan London. Mereka satu-satunya penampungan hewan yang mempunyai izin dari pemerintah. Mereka punya banyak hewan di sana, utamanya hewan yang diselamatkan dari rumah potong atau ada di rumah pembiakkan bermasalah. Pemerintah hanya punya hak untuk memberi izin mereka. Sebagian besar pengeluaran mereka keluar dari donasi pecinta hewan dan sekolah." Aku berhenti sebentar, menoleh Mal dan Sydney bergantian dengan canggung sambil memainkan tangan.

"Beberapa hewan di sana kadang mengidap penyakit, biaya rumah sakit hewan tentunya tidak dapat mengatasi seluruh hewan di sana karena mereka tidak bekerja sama dengan rumah sakit hewan, jadi mereka harus membatasi jumlah hewan yang dapat diselamatkan atau tidak. Kebanyakan hewan tidak dapat diselamatkan atau diadopsi karena mereka cacat, tua, atau memiliki penyakit kronis."

"Beberapa dari mereka harus disuntik mati untuk mencegah penyakit menular ke hewan lainnya. Gibson merupakan salah satu orang yang bertanggung jawab mengurus penampungan hewan tersebut, ia yang mengganti sanitasi, menyediakan makan, juga mengurus keuangan. Jika kalian tertarik aku mungkin bisa mengatakan kepada Gibson," ucapku panjang. Mal dan Sydney mengangguk memahami.

"Gibson Matthew? Pengurus penampungan hewan yang punya riwayat ilegal di kantor polisi. Mencuri daging giling di supermarket sebelum polisi menangkapnya lewat CCTV." Caden membaca layar laptopnya, menumpu tangannya ke bawah dagu sambil menarik kursornya ke bawah.

Aku tahu Gibson punya riwayat kepolisian. Dia membicarakannya kepadaku saat kami memandikan beberapa anjing di sana. Aku juga tahu jika dia merupakan pria yang sangat baik hati dan ramah. Dia sangat peduli dengan hewan-hewan di penampungan dan mengurus mereka seperti bayinya sendiri.

"Aku tahu Gibson pernah melakukan itu, tapi kau harus tahu jika dia melakukannya karena anjing peliharaannya harus makan dan waktu itu dia merupakan seorang tunawisma yang tinggal di rumah komunitas." Aku mengatakan.

"Dia masih seorang pencuri. Bagaimana kita bisa mempercayakan seluruh uang yang kita donasikan kepadanya?" Caden bertanya. "Bagaimana kau tahu jika dia tidak menyimpan uangnya untuk dirinya sendiri? Karena itu tempat itu selalu kekurangan pasokan untuk hewan-hewannya. Lagipula dia punya donasi dari komunitas hewan yang aku yakin jumlahnya besar." Caden menanggapi, melipat kedua tangannya ke depan menantang.

How We Fix Sorrow ✅Where stories live. Discover now