BAB 39

936 92 4
                                    

Caden hanya diam, dia tidak dapat berucap. Dia harap teman-temannya tahu jika Caden benar-benar mempercayai mereka, hanya saja mereka benar, Caden selalu ragu dengan dirinya. Sejak kesetiaannya digadaikan, seseorang mencoba menyakiti Caden balik, dia tidak dapat berpikir dengan tenang.

Mungkin dia harus kembali ke terapis setelah ini.

"Apa dia baik-baik saja sekarang?" tanya Sydney, memasukkan kacamata yang Dia kenakan kembali ke dalam wadahnya.

Caden mendengus dengan kasar. "Entahlah, belum mendengar kabar dari Dokter Jackson."

"Apa orang lain tahu? Kau tahu, selain keluarganya?" tanya Mal sambil memasukkan laptopnya ke dalam tas ransel.

Cadeng menggeleng. "Belum, tapi aku berniat memberitahu mereka setelah natal. Aku tidak ingin mereka mendapat berita buruk sehari setelah natal, bukan?" 

"Aku pikir lebih baik memberitahu sekarang." Mal menjawab cepat.

"Aku tidak akan memberitahu mereka sebelum natal, itu akan merusak hari mereka. Lagipula apa yang harus aku katakan. 'Oh, ini Caden, suami palsu Flora. Aku ingin memberitahu bahwa Flora ada di rumah sakit', kau pikir mereka akan percaya denganku? Flora tidak pernah menceritakan tentangku kepada orang-orang lain." Nada Caden meninggi, kedua tangannya menggestur sesuai kata yang dia keluarkan.

"Kau bisa mengatakan bahwa dia istrimu." Sydney tersenyum miring.

Mal membersihkan tenggorokan. "Aku pikir kau harus beritahu secepatnya, bagaimana jika Flora tidak lagi bernapas hari ini? Atau besok? Seluruh teman-teman dan rekannya mungkin akan menyesal mereka tidak dapat melihat Flora lagi."

"Baiklah, tentu saja. Aku akan memberitahu mereka." Caden mengangguk pasrah, tidak berkata apapun sebelum menyalin kontak yang ada di ponsel Flora, mengirimnya ke kontak Caden.

"Apa yang akan kau lakukan setelah ini?" tanya Mal.

"Berbicara dengan Andrew dan Ben untuk membantuku memutus perjanjian dengan keluarganya. Mereka akan datang sebentar lagi, aku punya beberapa bukti yang dapat aku kirim ke mereka." Caden mengucap.

"Oke. . . Jadi kau akan ke pengadilan untuk melepas perjanjiannya?" tanya Sydney berkesimpulan.

"Dan memasukkan mereka ke penjara karena Flora." Caden mengungkapkan.

"Bukankah keluarga mereka punya pengacara mahal?" tanya Mal sambil memijat pundaknya yang sakit karena menatap laptop lama.

Caden tersenyum miring. "Pengacara mahal tidak menjamin dia hebat dalam tugasnya. Pengacara Keluarga Nelson terkenal karena kenalannya dengan selebriti terkenal. Kekuatan terbaiknya ada di bidang hiburan, bukan bisnis dan tindak kriminal." Senyumannya memudar sedikit. "Tapi ia tahu cara memenangkan argumen, karena itu aku meminta Ben dan Andrew untuk membantuku."

Sydney mengepalkan kedua tangan sebelum menyatukan alis ke arah Caden. "Kau tahu ini mungkin jadi kasus yang paling berantakan, 'kan? Nama perusahaanmu dan nama Lila sudah tergabung menjadi satu. Kau akan kesusahan." 

"Aku tahu, aku sudah memikirkannya." Caden menatap Sydney balik, mengepalkan kedua tangannya sebelum menarik napas.

Sydney bangun dari sofa sambil membawa tas laptopnya. Mal ikut berdiri sambil membawa tas ranselnya, mereka mengangguk kecil ke arah satu sama lain sebelum Caden menuntun mereka ke lift rumahnya.

"Selamat natal, Caden. Jika kau butuh bantuan kau bisa menelponku." Mal tersenyum kecil sebelum menepuk punggung Caden pelan.

"Selamat natal, semoga beruntung dengan kasusnya. Aku akan bersamamu." Sydney memeluk Caden dengan erat, mengelus punggungnya pelan sebelum dia melambaikan tangan kepada Caden ke dalam lift.

How We Fix Sorrow ✅Where stories live. Discover now