BAB 26

816 88 0
                                    

Aku mencari Sydney dan Neil di antara ratusan orang yang ada di dalam bangunan ini. Aku beberapa kali menabrak orang, mengucapkan minta maaf sebelum kembali berjalan panik.

Aku menemukan Sydney, Neil, Caden, Mal, dan Lily yang sedang bersama sambil membawa segelas sampanye di tangan mereka. Dengan cepat aku berjalan ke arah mereka, melihat Caden yang menatapku terlebih dahulu sebelum aku menarik pelan tangan Sydney.

"Bisa bicara sebentar?" bisikku kepadanya.

Dia mengangguk. Kami berdua berjalan menuju ke tempat yang lebih sepi, hanya ada beberapa orang yang lewat dan juga pelayan yang membawa nampan minuman di tangan mereka. 

Sydney menggenggam kedua lenganku pelan. Dia memperhatikanku dari atas ke bawah sebelum ia tersenyum nesu. "Apa kau baik-baik saja? Kenapa matamu memerah? Kau darimana?"

Aku menarik napas. "Aku baik-baik saja, aku ada di barisan terakhir saat kalian berdansa. Erm. . . Sydney, aku ingin meminta maaf karena mengatakan ini, tapi aku harus pergi."

Mata Sydney membulat, Dia memiringkan kepala sambil sesekali menggerakkan kedua alisnya. "Kenapa? Apa yang terjadi? Kau tidak enak badan?"

Aku menggeleng pelan. "Tidak, aku baik-baik saja. Aku baru saja mendapat kabar bahwa salah satu pemilik rumah makan tempat aku bekerja tidak ada. Maaf aku tadi menangis karena ini. Aku minta maaf sebanyak-banyaknya karena aku tidak dapat hadir di sini sampai akhir, aku merasa tidak enak karena kau telah mengundangku tapi aku harus izin untuk pulang terlebih dahulu. Aku minta maaf, Sydney—aku menyukai pernikahannya, sangat menakjubkan, terima kasih sudah mengundangku, aku ak—"

"Flora, tidak apa, kau bisa mengunjungi temanmu. Aku akan baik-baik saja." Sydney menggenggam tanganku erat.

"Apa kau yakin?" Aku mengusap mata.

"Ya, aku akan baik-baik saja, tidak apa. Terima kasih sudah mau menjadi bridesmaid-ku, kau sangat menakjubkan."

Aku mengangguk. "Aku akan mengembalikan gaunnya di kamarmu, aku akan mengganti—"

"Tidak usah, kau simpan gaunnya, jangan sungkan karena aku memberikannya kepadamu."

Aku menarik napas. "Terima kasih, Sydney. Terima kasih banyak." Aku tidak sengaja memeluk Sydney sebelum menyadari apa yang aku lakukan. Aku terkesiap dan berjalan mundur, tidak tahu harus berkata apa sebelum wanita tersebut kembali memelukku dengan erat.

"Sama-sama, teman. Ucapkan salamku pada temanmu, ya." Dia meremas tanganku pelan. "Apa kau punya tumpangan kembali ke London?" Dia bertanya.

Aku mengangguk. "Taksi online."

Sydney mengerang sebelum memutar mata. "Tidak akan. Aku tidak akan membiarkanmu pulang sendiri seperti ini. Ayo kembali ke yang lain, mungkin mereka bisa membantumu." Dia menyeret tanganku kembali ke arah Neil, Caden, dan Mal yang saling berbicara sebelum aku melepas tangan.

"Aku akan baik-baik saja, tidak perlu memberitahu orang lain." Sydney tidak menjawab. Dia menarik tanganku kembali ke kerumunan orang yang ada di depan kita sebelum Neil menyapaku, aku mengangguk menanggapi.

"Mal, kau mau antarkan Flora pulang? Ada keadaan mendesak." Dia menatap Mal pelan.

Mal mengernyit, dia melihat botol alkohol kecil di tangannya sebelum menggeleng. "Aku tidak bisa menyetir."

Aku mengangguk. "Tidak apa, aku akan pergi sendiri. Terima kasih, Sydney, Neil. Semoga kalian mendapat hari yang baik."

Aku memutar balik menuju ke lift untuk mengambil seluruh barangku, mendengar suara memanggil namaku sebelum aku berbalik. Caden berjalan cepat menuju ke ke arahku sementara aku berjalan mundur sampai masuk ke dalam lift.

How We Fix Sorrow ✅Where stories live. Discover now