BAB 28

731 80 4
                                    

Satu minggu berikutnya aku masih tinggal di kamar Maria. Kadang saat tengah malam aku memilih tidur di sofa agar Maria dapat tidur di kasurnya. Dia sempat menolak beberapa kali, mengatakan bahwa dirinya dapat tidur di sofa dengan tenang.

Setelah berdiskusi sengit dengan Maria, dia akhirnya menyerah dan memilih untuk tidur di kamarnya, sedangkan aku memilih sofa untuk tidur selama satu minggu terakhir.

Aku mendapat pesan dari Sydney tadi malam bahwa mereka akan menuju ke sini jam tiga sore. Aku mengangguk, mengatakan bahwa aku sudah ada di sini, jadi dia tidak perlu menanyakan Caden mengenai lokasiku, lagipula Caden tidak tahu mengenai lokasiku. Aku tidak mengiriminya satu pesan sekalipun setelah kejadian minggu lalu.

Satu hal yang berubah adalah Sydney mengajak Neil juga. Mereka berdua nampak antusias untuk menghabiskan waktu bersama dengan anak-anak panti. Aku mengatakan kepada mereka untuk berhati-hati karena kadang anak-anak di panti akan sangat keras saat mereka berteriak.

Hari ini Maria dan Sara terlihat sangat sibuk di seluruh rumah. Aku masih membantu Yuri untuk mengerjakan tugas sekolahnya. Glenn mengurus adik-adiknya sambil sesekali bermain sampai mereka berdua tertidur di lantai ruang tamu.

Setelah membantu Yuri aku menemui Maria. Dia membuat berbagai macam roti kecil untuk semua orang. Dia mengatakan bahwa natal tahun ini akan menjadi natal paling terbesar bagi anak-anak ini. Aku tidak tahu apa maksudnya sampai dia memberitahuku bahwa orang-orang ini akan membawakan kado natal lebih awal kepada seluruh orang, tapi hanya Maria dan Sara yang tahu.

Aku mengangguk mengerti, menutup mulutku sambil tersenyum kecil. Mal pernah memintaiku mengenai apa yang anak-anak inginkan saat natal, jadi aku memberikannya daftar hadiah natal yang anak-anak inginkan secara tidak langsung. Aku menyadari apa yang mereka inginkan secara tidak langsung sebelum memasukkannya ke dalam daftar hadiah natal. 

Saat waktu menunjukkan pukul setengah tiga sore, Maria menyuruh semua orang untuk bangun bersamaan dengan Sydney yang mengirimiku pesan bahwa dia akan sampai di panti dalam waktu dekat.

Aku membantu Eddie untuk turun dari sofa. Lelaki itu masih berkedip-kedip pelan tidak tahu apa yang terjadi. Aku mengatakan kepadanya bahwa akan ada beberapa orang yang akan mengunjungi kita sebentar lagi. Mata Eddie langsung membelalak.

"Kue keju?" Dia bertanya.

Aku mengangguk kecil. "Mereka membawa kue keju." 

Eddie langsung berlari antusias sebelum Maria memberhentikannya. Eddie tidak boleh merasa lelah atau dia akan pingsan dengan cepat, jadi tugas Maria kepadaku adalah untuk menjaga Eddie sementara dia dan Sara akan menyambut yang lainnya.

Aku mengangguk setuju dan Eddie juga menyetujuinya. Aku akan terus mengawasinya sementara lelaki tersebut bermain lego bersama Freddie dan Jack. Yuri, Poppy, dan bermain ular tangga di sebelah dapur.

Aku masih memperhatikan Eddie yang kadang menyuruhku untuk memegangi menara warna-warni miliknya sambil menatap mainan di hadapannya dengan serius. Aku beberapa kali mengusap pipinya yang terkena noda krayon Tara sebelum ia membawa krayon tersebut dan meletakkannya ke dalam menara yang masih aku pegang dengan dua tangan ini.

"Untuk apa krayonnya?" Aku bertanya sambil tertawa kecil.

"Roketnya butuh bahan bakar untuk terbang. Krayon merupakan bahan bakarnya." Dia menjelaskan.

Roket. . . bukan menara.

Aku mengangguk-angguk cepat sebelum menahan senyum. "Ya, tentu saja tentu saja." 

Eddie mendongak menghadapku, sesekali menggaruk hidungnya yang dipasangi selang oksigen sebelum matanya mengernyit.

"Kenapa kau tertawa?" Dia bertanya, masih memasukkan lebih banyak krayon ke dalam roket miliknya yang bagian tengahnya masih terbuka dengan lebar.

How We Fix Sorrow ✅Where stories live. Discover now