68. Ekstra part

539 14 4
                                    

*****
"Mamaa!" Panggil Raelo dari belakang rumah.

Ia berlari kecil menghampiri mama nya yang sedang berada di dapur menyiapkan minuman untuk bunda dan Refania yang saat ini sedang berkunjung ke rumah mereka.

"Jangan lari, sayang. Nanti jatuh!" Peringat Ellena menghampiri Raello.

Raello menghambur kedalam pelukan mama nya. Ia saat ini mengecupi seluruh wajah mama nya tanpa tertinggal sedikit pun.

"Kenapa hem?" Tanya Ellena menatap anaknya bingung. Pasalnya ia melihat anaknya tampak sangat antusias saat ini.

"Ello belubah pikilan ma" cicit Raello sambil memainkan kedua kaki nya dilantai.

"Berubah pikiran apa? Ello ga jadi cari jodoh?" Tanya Ellena bingung.

Tentang jodoh. Anaknya ini memang dalam beberapa hari ini menginginkan mencari jodoh. Katanya sih biar dimasa depan nya ada stok buat dijadiin istri. Ada ada aja memang tapi ya memang ada.

"Bukan itu. Sekalang Ello pengen punya ade ma. Bikinin Ello debay please"

Ellena terkejut mendengar permintaan Raello barusan yang meminta nya untuk dibuatkan debay. Aneh emang, dikira ga butuh proses.

"Kenapa tiba-tiba Ello mau punya ade? Katanya Ello belum siap punya ade, gimana hem?" Tanya Ellena terkekeh kecil melihat putra nya yang kini sedang menampilkan pupy eyes nya.

"Ello belubah pikilan suel. Sekalang Ello pengen punya debay buat diajak salto" kata Raello barusan membuat Ellena kembali terkejut. Bisa remuk nanti kalo bayi diajak salto.

"Ada apa ini hem?" Tanya Rafa yang baru saja muncul dari arah pintu dengan setelan kerja nya. Jas nya ia letakan disebelah tangannya.

"Papaa!" Raello berlari menghampiri Rafa yang dengan senang hati menerima dirinya untuk digendong oleh papa nya.

"Ello mau apa hem?" Tanya Rafa pada anaknya yang kini berada dalam gendongannya.

Ia menyerahkan jas nya pada Ellena yang kini menghampirinya. Tidak lupa ia mengecup kening istrinya yang sudah menjadi rutinitas nya.

"Ello mau ade pa" ucap Raello cepat.

Rafa tersenyum jahil. Tatapannya teralih kan pada Ellena yang kini sedang menatapnya ngeri.

"Jangan aneh-aneh sayang. Minta yang lain aja ya" ucapan Ellena barusan mampu membuat senyuman Raello luntur seketika.

"Papa! Mama ga mau kabulin mau nya Ello, huaaaaaa" Rafa dan Ellena yang melihat Raello menangis panik seketika.

"Ello, dengerin papa. Papa bakal bujuk mama buat bikin ade ya. Jadi Ello ga boleh nangis. Ello mau? Diejek sama temen temen karna cengeng?" Ucap Rafa menepuk pelan punggung anaknya. Raello seketika berhenti menangis.

Ia menatap papa nya lamat "Papa benelan mau kabulin mau nya Ello ya? Janji?"

Tidak lupa Raello menyodorkan jari kelingking nya yang mungil.

Rafa membalas nya dengan jari kelingking nya juga "Janji. Sekarang Ello samperin Oma dulu ya. Papa sama mama mau bikin ade buat Ello, oky?" Ucap Rafa yang melihat mobil di depan rumahnya. Ia tau itu mobil bunda nya.

Ellena yang mendengar dengan jelas apa yang Rafa ucapkan melotot kesal.
"Dia enak bilang gitu. Aku yang cape nya"

Rafa cengengesan melihat raut wajah Ellena yang menurutnya menggemaskan. Jadi ga sabar bikin debay.

"Oky pa. Bye pa ma. Semangat bikin debay nya" teriak Raello setelah turun dari gendongan papa nya dan berlari kembali menuju halaman belakang rumah.

"Sayang. Yuk bikin debay" ajak Rafa melingkarkan kedua tangannya dipinggang Ellena.

"Aku mau nganterin minuman buat bunda. Bye suami" setelah mengecup bibir Rafa ia berlalu ke dapur untuk mengambil minumannya dan mengantarnya ke halaman belakang.

"Aku tunggu di kamar sayang" ucap Rafa sedikit keras melihat Ellena yang berjalan tidak jauh darinya.

"Engga" balas teriak Ellena sebelum menghilang dari balik tembok.

"Ck. Awas aja nanti malem" gerutu Rafa berlalu menuju kamarnya.

Sedangkan dihalaman belakang Ellena meletakkan minumannya di sebuah meja kecil yang dikelilingi oleh kursi.

"Mama ngapain kesini?" Tanya Raello polos, sangat polos mungkin.

"Nganterin minuman oma sama aunty" Jawab Ellena santai tanpa melihat raut wajah Raello.

"Katanya mama mau bikin debay. Gih bikin debay sana" Raello sedikit mendorong tubuh mama nya untuk kembali masuk kedalam rumah.

Bunda dan Refania yang melihat hal itu terkekeh geli. Bye the way ini sebagian dari rencana mereka asal kalian tau. Jahil memang.

"Iya iya nih mama mau bikin debay" ucap Ellena mengalah. Dia hanya tidak ingin Raello kembali menangis yang membuat nya panik.

"Bunda, Refa gapapa kan Ellena tinggal sebentar? Takutnya ni bocil nanti nangis lagi" ucap Ellena pelan agar tidak terdengar oleh Raello.

Keduanya mengacungkan jempol mereka tanda setuju.

"Semangat kak bikin debay nya" teriak Refania yang melihat Ellena sudah jauh dari nya.

Setelah melihat Ellena hilang dari pandangan mereka. Kini mereka bertos ria.

"Yes!"

*****
Ellena duduk di sofa menunggu suaminya yang masih berada dikamar mandi.

Dari pada suntuk ia beralih memainkan handphone nya.
Ia tidak menyadari bahwa pintu kamar mandi sudah terbuka dan menampak kan Rafa yang tersenyum mesum ke arahnya.

Dengan tiba-tiba Rafa menggendong Ellena bak koala menuju ranjang yang tidak jauh dari sana.

Ellena tentu terkejut hingga menjatuhkan ponselnya ke atas sofa. Ia mengalungkan kedua tangannya pada leher Rafa agar tidak jatuh.

Tubuhnya yang saat ini hanya berbalut kaos dan celana pendek menempel jelas dengan tubuh suaminya yang hanya berbalut handuk dipinggang nya.

Rafa mendudukkan dirinya ke atas kasur dengan Ellena yang berada di pangkuan nya. Tangannya menyodorkan sebuah handuk kecil kepada Ellena.

"Keringkan rambutku sayang" ucap Rafa serak. Ia ingin sedikit bermain main dengan istrinya ini.

Ellena mengeringkan rambut suaminya meski masih mendumel dalam hati mendapati perlakuan Rafa yang membuat jantungnya berpacu cepat.

"Rafaa!"

"Hemm" Rafa berhenti menggerayangi tubuh Ellena yang sudah tidak tahan menahan kegelian yang dibuat olehnya.

Tapi tangannya tetap berada dibalik baju Ellena dan tidak berhenti mengusap punggung nya.

"Stop it! Gelii Rafaa" ucap Ellena berusaha menahan hasratnya.

"Kamu dengar kan tadi Ello bilang apa hem? Aku katakan sekali lagi. Dia ingin kita membuatkannya bayi sayang" ucap Rafa menggigit pipi Ellena pelan saking gregetnya.

Tangannya mulai beralih membuka kaos Ellena. Tetapi tangan Ellena menahannya.

"Tunggu apa lagi" ucap Rafa tidak sabaran. Ia menatap Ellena dengan tatapan penuh hasrat.

Kalian pasti menyadari seseorang yang mengeringkan rambut diatas pangkuan tidak berhenti untuk bergerak bukan? Pasti paham.

Rafa yang pada dasarnya tidak sabaran. Ia dengan segera membuka kaos Ellena hingga menampilkan bra sialan yang menghalangi dua bukit kembar miliknya. What? Miliknya?

Dengan cepat ia meraup bibir Ellena dan sedikit demi sedikit membuka kaitan bra nya.

Tangannya tidak berhenti untuk diam setelah bra nya terlepas dari tempat nya. Kini ia beralih menidurkan tubuh Ellena diatas kasur, dan ia berada diatas nya dengan bertopang lutut.

Hingga mereka berolahraga pada sore ini dengan keringat yang terus menetes dari tubuh keduanya.

*****

E L L E N AUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum