65. Raello Brestyan

372 20 0
                                    

*****
"Percaya padaku El. Aku hanya diperintah oleh seseorang. Aku terpaksa melakukan semua ini hanya untuk memilikimu. Kamu tau dari dulu sampai sekarang aku masih mencintaimu, dan nyatanya sampai saat ini kamu masih belum membalas nya" ucap seorang pria itu dengan raut kesedihan.

"Mau kamu diperintah ataupun ngga tapi cara ini salah. Dan tetap saja kamu yang melakukan nya. Kalo kamu berpikir ke hal yang positif kamu ngga akan jalanin perintah dia, kak satya" bentak Ellena kecewa.

Iya, Satya dalang dari penculikan ini. Pria yang Ellena kira adalah pria baik-baik ternyata aslinya ia jahat demi apa yang ia inginkan terkabulkan.

"Kamu menunjukkan perasaan kamu dengan cara yang salah kak. Ini bukan cara yang baik untuk memiliki wanita yang kamu cintai. Justru kamu menjerumuskan nya dalam jurang yang sangat bahaya" ucap Ellena kembali.

"Aku kecewa padamu kak. Kamu melakukan segala hal tanpa memikirkan resikonya" ucap Ellena parau.

Rafa diam menatap satya. Ingin sekali ia memukul wajah pria itu brutal tapi apa daya. Disini ada polisi dan ia tidak boleh menghakimi sendiri.

"Awshhh. Rafaa sakiitttt, perutku sakitttt" teriak Ellena tiba-tiba dan itu mengejutkan semua orang.

Rafa menghampiri Ellena dan menggendongnya menuju mobil yang ia bawa.

Sebelumnya ia sempat berbicara pada Haris "Urus mereka!"

Di dalam mobil Ellena didudukan di kursi depan yang sedikit terdorong ke belakang.

"Rafaa sakitttttt" teriak Ellena memegang perutnya.

Rafa panik dibuatnya. Ia menambah kecepatan mobilnya untuk mencapai rumah sakit terdekat.

"Sabar ya sayang. Sebentar lagi sampai kamu pasti kuat" ucap Rafa mengusap perut Ellena.

Setelah sampai di rumah sakit ia kembali menggendong Ellena untuk masuk ke dalam rumah sakit.

"Dokterrrr! Susterrr" teriak Rafa panik.

"Silahkan taruh disini tuan" ucap beberapa suster membawa brangkar.

Rafa menaruh Ellena dengan sangat hati-hati dan membantu mendorong brangkar Ellena menuju ruang persalinan.

Disana sudah ada dokter yang menunggu. Rafa ikut masuk kedalam ruangan ini karena dokter yang memintanya.

"You can do it honey. Demi baby kita" bisik Rafa. Tidak lupa ia mengecup kening Ellena yang kini sudah dibanjiri oleh keringat.

Mata Ellena menatap Rafa lekat. Tangannya memegang lengan Rafa kuat.

Rafa setia menunggu hingga tiba saat pembukaan terakhir, genggaman tangan Ellena semakin erat.

"Mengenjan mba" titah dokter bersiap untuk meraih bayi Ellena.

Ellena mengambil nafas sebanyak-banyaknya sebelum mengenjan

"Lagi mba ayoo sebentar lagi bayi nya akan keluar" ucap sang dokter.

Ellena mengenjan dengan sangat kuat. Cengkraman nya ditangan Rafa menguat hingga menimbulkan cakaran di tangan Rafa.

Rafa tidak lupa berdoa untuk keselamatan keduanya.

Dan akhirnya tangisan bayi terdengar.
Bayi yang dinanti-nantikan akhirnya keluar dengan selamat.

Rafa tersenyum melihat bayi nya yang masih berlumuran darah digendong oleh salah satu suster untuk bersihkan.

Lalu tatapannya tertuju pada Ellena yang kini tersenyum bahagia melihat bayi nya.

"Thanks you very much honey, i love you more" ucap Rafa mengecupi setiap inci wajah Ellena.

Dokter sibuk membersihkan kelamin Ellena hingga selesai. Sampai suster kembali membawa bayi mereka untuk Ellena gendong.

E L L E N AWhere stories live. Discover now