6. Bukit

1K 181 29
                                    

"Kepercayaan yang semula hancur akan terbangun kembali, namun dengan orang yang berbeda"

*****
Didalam mobil
Setelah beberapa menit mereka berkendara.

"Lah lah kamu mau bawa aku kemana? Ini bukan arah tujuan aku. Jangan coba coba buat culik aku ya Rafaa" Ucap Ellena mulai curiga.

"Ide yang bagus El. Setelah menculikmu aku akan melemparmu ke dasar laut" Rafa menatap sekilas Ellena yang melotot kepadanya.

"Berani kamu menculiku. Aku akan mematahkan aset mu" Ancam Ellena.

"Kamu bisa mematahkan yang lain kecuali aset ini. Karena aset ku ini berharga untuk membuat generasi yang akan datang" Ucap Rafa tersenyum jahil.

"Oke aku akan mematahkan lehermu" Ucap Ellena yang akan mendekat pada Rafa.

"Eittts tunggu tunggu. Kalo kamu mematahkan leher ku kamu ga bisa lagi melihat leher seksi ini"

"Seksi matamu seksi" cibir Ellena.

"Udahlah aku lelah berdebat lagi" Ucap Rafa mengeluh.

"Kamu yang mulai" Ketus Ellena.

"Sedikit mulai percaya kalo laki-laki itu selalu salah di mata perempuan" gumam Rafa menghela nafas panjang.

"Cepet turun. Bisa bisa mobilku jamuran"

"Dihh, aneh. bukannya dia yang tadi mengajakku untuk naik mobilnya?" 

"Kesini dan lihat itu" Ucap Rafa yang sudah duduk di sebuah bebatuan yang saling bertumpuk.

Ellena menghampiri Rafa dan duduk disebelah nya. Ia begitu terpukau melihat pemandangan didepan matanya.

Melihat sebuah permukiman dari atas bukit.

Terlihat jika lampu jalan permukiman itu tertata rapi dengan pohon besar yang berada di tengah permukiman tersebut menambah keindahan dari atas bukit ini.

"Ituu–?" Tanya Ellena menunjuk permukiman tersebut.

"Namanya desa subur. Desa tempat nenek ku tinggal" Ucap Rafa tersenyum.

"Nenek kamu tinggal disana?" Tanya Ellena memastikan. Ia tidak percaya dengan telunjuk nya yang masih mengarah pada desa tersebut.

"Iyaa"

"Kapan kapan kesana Raf" Ajak Ellena girang

"Boleh" dengan senang hati Rafa menerima ajakan Ellena. Lantas ia tersenyum dan mengacak rambut Ellena.

"Kamu ga mau cerita tentang persoalan direstoran tadi?" Tanya Rafa

"Aku ragu ketika aku percaya pada orang lain, yang dia lakukan justru buat aku kecewa" tatapan Ellena menerawang jauh, entah kemana.

"Kalo kamu ga mau cerita gapapa. Wajar si orang baru kaya aku sulit untuk dipercaya" Ucap Rafa tersenyum mengerti.

Ellena menghela nafas sebelum bercerita. Ia percaya, bahwa laki-laki yang berada disampingnya saat ini adalah laki-laki yang sudah Tuhan ciptakan untuk menjadi sandaran nya.

"Dia sahabat dan mantan calon suami aku" Ucap Ellena menghapus setitik air mata yang lolos dari pelupuk mata nya.

Ellena kemudian menjelaskan secara rinci permasalahan yang sedang ia alami. Ia bercerita cukup panjang hingga ia lupa bahwa air mata nya butuh berhenti.

"Menangis lah kalo itu membuat beban kamu hilang" Ucap Rafa memeluk Ellena.

Setelah cukup lama membiarkan Ellena di dalam pelukannya ia perlahan melepaskannya.

"Udah malem kita pulang sekarang " Ucap Ellena segera berdiri.

"Yakin kamu udah ngerasa baikan El?" Tanya Rafa.

"Aku baik baik aja"

Rafa mengangguk dan tersenyum lalu pergi mengikuti Ellena menuju mobilnya

*****

E L L E N AUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum