50. Malam pertama

616 29 16
                                    

*****
"Mau saya lempar ke kandang buaya hem?" Ucap Rafa dibelakang Jeno.

"Bercanda kak suer" ucap Jeno gelagapan. Ia mengangkat kedua jari nya tanda peach.

"Tadi muka nya seriusan kak. Kaya terpesona gitu sama kak Ellena jadi gombalan tadi itu ngga bercanda deh kaya nya" ucap Reksa dengan tampang bodoh.

Jeno yang mendengar hal itu membelalakan matanya. Apa-apaan temannya ini seenak jidat berbicara tanpa melihat fakta.

"Dia cuma bercanda sayang. Jadi jangan menatapnya terus. Liat tuh dia salting" ucap Ellena tersenyum geli tangannya mengusap lengan Rafa untuk meredam emosinya.

"Kalo kamu mengulanginya lagi. Saya ngga segan-segan untuk memotong punya mu" ancam Rafa. Tangannya memeragakan sedang memotong sesuatu.

Jeno kembali membelalakkan matanya.

Aaaa tidacckkkk

"Aku masih ingin membuat produk baru kak. Jadi jangan potong punya ku dulu" ucap Jeno menutup anu nya.

Teman-temanya hanya bisa menertawakannya. Biar ngga garing-garing banget.

"Gada akhlak lo pada. Bukannya bantuin gue malah haha hihi" cibir Jeno kepada teman-temannya.

"Sudahlah kami permisi. Ingat Jeno! Punyamu akan saya potong" peringat Rafa sekali lagi.

Ia berlalu pergi dengan tangannya yang melingkar di pinggang Ellena.

Jeno yang menatap kepergian mereka bernafas lega. Lalu tatapannya tertuju pada teman-temannya.

"Gue tandai lo pada"

*****
"Kapan selesai nya sayang. Kaki dan bibir ku pegal" keluh Ellena.

Dari tadi ia berdiri dan tidak berhenti tersenyum menyambut para tamu yang tidak ada habisnya.

"Duduklah dulu ya. Acaranya sebentar lagi selesai. Ga enak kalo kita yang tuan rumah meninggalkan para tamu" ucap Rafa mengusap kepala Ellena.

Beberapa menit telah berlalu kini acara telah selesai. Kedua pasutri tengah berjalan menuju kamar mereka dengan bersenda gurau.

Sesampainya dikamar
"Aku duluan yang mandi" ucap Ellena ingin berlalu tetapi Rafa menarik tangannya hingga Ellena menubruk badan nya.

"Kita mandi bareng" ucap Rafa tersenyum mesum.

"Ngga! Mandi bareng bakalan lama" ucap Ellena sedikit mendorong tubuh Rafa.

Tetapi tetap tidak bisa keluar dari dekapan Rafa yang cukup kuat.

"Aku ga suka nunggu. Jadi kita tetap mandi bareng" ucap Rafa melingkarkan tangannya di pinggang Ellena.

"Kebiasaan emang. Ga bosen apa buat jantung aku joging mulu" batin Ellena mengusap dadanya.

"Yaudah kamu yang duluan aja. Aku nanti" ucap Ellena.

"Kita akan tetap mandi bareng" ucap Rafa mengangkat Ellena dan membawanya menuju kamar mandi.

Dan..dan terjadilah hal yang tidak boleh kalian tau.

Kalo diceritain dosa gue nambah numpuk
Silahkan kalian berimajinasi sendiri bila tidak takut dosa:v

Keesokan paginya
Ellena perlahan membuka matanya dan menyesuaikan cahaya yang menerpa wajahnya.

Sebuah tangan kekar melingkar di pinggangnya.

Pandangan Ellena jatuh pada wajah tampan Rafa. Aaahh sungguh pemandangan yang indah. Suaminya yang kini sudah mendapatkan hak nya tengah menutup matanya.

Tangan Ellena menyusuri wajah Rafa dan seketika mata Rafa terbuka.

"Terpesona hem?" Suara seraknya yang membuat setiap wanita meleleh akhirnya keluar juga.

Dengan cepat Ellena menurunkan tangannya tetapi Rafa sudah memegangnya dan mengecupnya.

"Selamat pagi sayang" kecup Rafa di bibir Ellena.

"Pagi juga husband" ucap Ellena tersenyum.

"Aku masih ngantuk karena semalam aku begadang bersamamu. Tidur lagi aja yaa" ucap Rafa menutup matanya kembali dengan tangan yang semakin erat memeluk Ellena.

Ellena melihat jam dinding dan menunjukan pukul 9 pagi.

"Ini udah siang sayang. Kamu ga berangkat ke kantor?" Tanya Ellena mengusap kepala Rafa yang kini telah menyusup di dadanya.

"1 minggu ke depan aku mengambil cuti. Asisten aku yang akan menghandle perusahaan kita sementara" ucap Rafa mulai mengecup dada Ellena.

Tangan nya sudah merambat kemana-mana dan Ellena menahannya.

"Jangan dulu ya. Punya aku masih sakit" ucap Ellena menampilkan wajah menggemaskan nya.

"Maafin aku" ucap Rafa mengecup bibir Ellena.

"Mandilah dulu. Bukannya hari ini kita akan pindah?" Tanya Ellena menatap wajah Rafa.

"Mandi bareng lagi" ucap Rafa mulai bangun dan ingin mengangkat tubuh Ellena tetapi Ellena menahannya.

"Eitss. Ga mau. Ga ada mandi bareng-bareng lagi. Ini masih sakit aku ga mau" ucap Ellena menggerakkan telunjuknya ke kanan ke kiri tanda tidak.

"Aku janji ga akan melakukannya. Aku hanya mengajak kamu mandi aja sayang, ngga lebih. Ayoo" ucap Rafa mengangkat tubuh Ellena.

Dan benar saja mereka hanya mandi tidak ada kegiatan yang membuat keduanya cape lagi.

Kini keduanya sedang berjalan menuju rest hotel untuk makan.

Dan disana masih ada keluarga mereka tengah mengobrol, sesekali tertawa.

"Wah wah wah lihat ini. Pasutri baru nongol. Habis ngapain hayoo" ledek Refania heboh.

Semua mata tertuju pada kedua pasutri yang sedang berjalan bergandengan tangan menuju meja keluarga mereka.

Plak
Bunda menggeplak pundak Refania sedikit keras hingga membuat sang empu merintih.

"Kamu itu kalau nanya yang berfaedah napa. Tentu saja mereka habis membuat cucu untuk kami" ucap bunda tersenyum bangga.

"Refa tunggu keponakan lucunya ya kak" goda Refania cengengesan.

"Anakku pasti akan malu bila mempunyai aunty sepertimu" ucap Rafa mendorong kursi untuk Ellena dan ia pun duduk disebelahnya.

"Kakak jahat bund" rengek Refania bergelayut di tangan bundanya.

"Sudah sudah. Mari kita mulai acara makannya" ucap bunda kepada semuanya.

Di sela-sela makan mama berbicara
"Kalian akan honeymoon kemana? Kamu ingat kan Raf negara favorit Ellena"

"Rafa ingat dong mah. Kita akan honeymoon ke Korea" ucap Rafa.

Seketika Ellena tersedak mendengar negara favorit nya yang disebutkan oleh suaminya

"Hati-hati sayang" ucap Rafa menyodorkan minum dan mengusap punggung Ellena.

"Be–benarkah?" Tanya Ellena tak percaya.

"Iya sayang. Aku tau kamu mau kesana tapi kesibukan kamu menghambat keinginanan ini" ucap Rafa tersenyum.

"Terimakasih"

"Ehm ehm. Disini ada yang jomblo mohon pengertiannya semua" ucap Refania tersenyum menyebalkan.

"Perusak suasana" Gumam Rafa menatap Refania tajam.

*****

E L L E N AWhere stories live. Discover now