56. Honeymoon

322 27 16
                                    

*****
"Kamar ini dipesawat kalo kemarin-kemarin kita tidur dikamar rumah kita"

"Apaa?" Ellena terkejut. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali.

"Kamu bercanda kan?" Tanya Ellena sekali lagi.

"Ngga sayang. Ini memang dipesawat. Coba liat kesana?" Tunjuk Rafa pada tirai kecil yang tertutup.

Ellena menghampiri tirai itu dan membukanya. Betapa terkejutnya ia melihat hamparan awan dari jendela pesawat.

Ia mengingat-ingat kembali terakhir kali ia berada dan waktu kemarin ia dan Rafa masih dirumah tapi kenapa ia bisa berada disini. Cosplay jadi jin kah?

"Bukannya kemarin aku ada dikamar rumah?" Tanya Ellena kembali menghampiri Rafa dan duduk disebelahnya.

"Tadi malem waktu keberangkatan kita ke korea. Aku ngga tega bangunin kamu yang, jadi aku mutusin buat gendong kamu ke pesawat ini" jelas Rafa.

"Pakaian kita? Dibawa kan?" Ellena kembali terkejut. Dua koper berisi pakaian sudah ia siapkan dan entah Rafa membawanya atau tidak.

"Ngga"

"Seriously?"

"Aku memang ngga bawa baju kita. Lagian kan disana kita akan terus dikamar membuat produk debay jadi pakaian itu ngga ada gunanya lagi saat kita honeymoon. Karena aku akan terus merobeknya" bisik Rafa diakhiri kalimat.

Ia tersenyum geli melihat ekspresi istrinya. Betapa lucunya mengerjai Ellena ini.

"What? Tetap dikamar? Ngga ngga tujuan aku ke Korea untuk mengunjungi wisata disana tidak untuk tetap dikamar" ucap Ellena menjauhkan tubuhnya dari Rafa.

Tetapi Rafa dengan cepat meraih pinggang Ellena dan dengan mudahnya memindahkan nya ke pangkuannya.

Alhasil Ellena duduk dipangkuan Rafa dengan tubuh yang saling berhadapan.

"Kita ke korea untuk honeymoon bukan untuk traveling baby" ucap Rafa menatap kedua mata Ellena.

"Tapi kan sayang tiketnya kalo kita kesana cuma berdiam dikamar doang" Ellena mengerucutkan bibirnya. Tampak lucu.

"Aku bisa membeli beribu tiket hanya untukmu" ucap Rafa.

"Bukan begitu"

"Kita akan traveling lagi ke korea saat debay sudah ada disini" ujar Rafa mengusap perut Ellena.

"It's okay" ucap Ellena menyenderkan kepalanya ke pundak Rafa dengan miring sehingga ia bisa mengendus-endus leher Rafa.

Rafa membiarkan Ellena seperti itu, ya meski geli. Apapun itu selagi Ellena nyaman Rafa akan tetap diam.

"I love you" bisik Ellena ditelinga Rafa.

"I love you more baby" Rafa terkekeh saat hembusan nafas Ellena sangat terasa dilehernya.

Tidak lama pesawat mendarat dan mereka menuju hotel untuk mereka tempati dalam satu minggu ini.

Diperjalanan Ellena tidak berhenti tersenyum melihat negara favorit nya kini sudah ia lihat secara langsung.

Setelah sampai dihotel mereka langsung masuk menuju kamar hotel untuk beristirahat.

Tidak lupa pakaian yang ternyata Rafa bawa sudah mereka tata dengan rapi.

Keduanya berbaring dikasur dengan telentang, mereka menatap satu sama lain kemudian tertawa.

Entah apa yang mereka tertawakan.

"Ga nyangka ya, kita yang beberapa minggu lalu baru kenal sekarang udah nikah aja" ucap Ellena menatap langit-langit kamar.

"Ikatan ga pernah memandang seberapa lama nya kita kenal mereka, tetapi tentang keyakinan kita dalam menjalin suatu hubungan. Jadi untuk apa menjalin hubungan yang tidak pasti kalo akhir takdirnya bukan bersamanya" ucap Rafa.

"Suami aku bijak ternyata" ucap Ellena terkekeh.

"Istri aja bisa bijak kenapa suami ngga" ucap Rafa berpindah posisi diatas Ellena.

Ellena terkejut melihat tindakan Rafa yang secara tiba-tiba ini.

"Come on baby, permainan dimulai" bisik Rafa.

Dan terjadilah hal hal yang sepatutnya dilakukan.

******
Satu minggu mereka menghabiskan hari-harinya dikamar kecuali saat Ellena merengek ingin keluar dan berkunjung ke salah satu wisata.

Dan kini keduanya sudah berada dinegara tempat kelahiran mereka.

Tepat hari ini weekend jadi mereka memutuskan untuk joging bersama mengelilingi alun-alun kota ini.

"Cape yang. Berhenti dulu please" Ellena tampak terengah-engah tangannya bertopang pada lututnya.

Belum juga satu putaran Ellena sudah lelah.

Rafa yang mendengar ucapan Ellena berhenti dan menuntun Ellena untuk duduk disebuah kursi panjang

"Mau minum yang?" Tanya Rafa menyodorkan sebotol minum yang ia bawa.

Ellena meminumnya hanya setengah saja dan memberikannya pada Rafa "Setengahnya untukmu"

Tiba-tiba matanya tertuju pada pedagang cilok yang sedang mangkal di depan sekolahan sekitaran sini.

"Sayangg" panggil Ellena terlihat manja

"Why baby? Masih cape?" Tanya Rafa menatap Ellena.

"Mau itu" rengek Ellena menunjuk pedagang cilok tadi.

"No, Belum tentu makanannya higienis" ucap Rafa telak setelah melihat arah yang ditunjuk Ellena.

"Kamu ga mau nurutin keinginan istri? Dosa loh yang" ucap Ellena.

"Still no, Aku akan meminta bibi untuk membuatkan nya" ucap Rafa ingin mengambil handphone dari sakunya tapi Ellena menahannya.

"Ngga mau, rasanya beda. Aku mau yang itu Rafa" ucap Ellena menunjuk pedagang itu berkali kali

"Ga boleh dan ga-" ucapan Rafa tergantung setelah melihat mata Ellena yang berkaca-kaca

"Iya oke boleh. Tapi jangan banyak-banyak" ucap Rafa pasrah. Ia tidak tega jika melihat Ellena menangis.

Ellena tampak sumringah. Tatapannya yang semula sendu kini terpancar keceriaan

"Let's buy" ucap Ellena menarik tangan Rafa secara paksa.

Rafa yang ditarik merasa kualahan dan menatap Ellena heran.

Pasalnya istrinya ini tampak aneh. Ada apa dengannya?

*******
Bentar lagi tamat pren><

E L L E N AМесто, где живут истории. Откройте их для себя