30. Kantor polisi

571 59 7
                                    

*****
"Dugaanku ternyata benar. Evan anakku tidak mungkin merusak kehormatan seorang wanita" ucap Mery tiba-tiba muncul diikuti oleh seluruh keluarga Evan dan Ellena serta 2 polisi yang berseragam lengkap.

"Kalian–" Ellena terkejut. Pasalnya ia tidak meminta mereka untuk ke rumah ini.

Ellena kemudian menatap Rafa. Dan Rafa menggaruk kepalanya "Aku yang meminta mereka untuk kesini El"

"Terimakasih. Dengan begitu mereka semua tau kebenarannya secara langsung" ucap Ellena tersenyum tulus pada Rafa.

"Apapun untukmu" ucap Rafa mengusap kepala Ellena. Dan Evan tampak cemburu melihat interaksi mereka.

"Mohon maaf nona Ellena. Tetapi kami tidak mempunyai bukti yang akurat untuk menangkap nona Sofia" ucap salah satu polisi.

"Aku mempunyai nya. Dihandphone ku terdapat rekaman Shinta saat berbicara tadi. Saat tragedi penusukan juga di kamar ku ada cctv tersembunyi" ucap Ellena tersenyum.

"Aku akan memindahkannya ke flashdisk lalu akan menyerahkan nya pada kalian dikantor polisi nanti" ucap Ellena.

"Baiklah nona kami akan tetap membawa nona Sofia. Dan anda harus menyerahkan flashdisk nya sebelum keesokan hari. Permisi" ucap polisi tadi mengangkat Sofia ke dalam mobil polisi kemudian berlalu pergi meninggalkan perumahan ini.

"Mama ngga nyangka sifat asli Sofia ternyata seperti itu El" ucap Della.

"Sebelumnya aku minta maaf pada kalian semua terutama padamu El atas kesalahan aku yang ikut bersangkutan dengan rencana Sofia" ucap Shinta menunduk.

"Aku udah maafin kamu tapi kalo kamu mengulangi kesalahan yang sama aku ngga segan-segan untuk memutilasi tubuh kamu" ucap Ellena setengah mengancam. Dan Shinta tampak ketakutan.

"Ellenna" sahut semuanya kecuali Shinta.

Ellena cengengesan lalu berkata "Aku hanya becanda Shin. Jangan dimasukan ke jantung"

"Ke hati El" sahut semuanya serempak.

"Ah iya ituu"

Beberapa jam setelah memindahkan rekaman ke flashdisk, Ellena menuju kantor polisi yang diarahkan papanya tadi
Tentu saja dengan Rafa si ekor baru Ellena.

Sesampainya dikantor polisi mereka segera masuk dan kebetulan mereka berpapasan dengan polisi yang menangkap Sofia tadi.

"Nona. Anda sudah membawa flashdisk nya?" Ucap polisi.

"Tentu saja"

"Mari ikuti saya ke ruang interogasi. Nona Sofia sudah sadar dan ia sedang berada disana" ucap polisi tadi berjalan menuju ruang interogasi diikuti Ellena dan Rafa.

"Sudah ku bilang aku tidak bersalah" teriak Sofia terdengar sampai keluar ruangan.

"Mengaku saja Sofia" ucap Ellena masuk ke ruangan interogasi.

"Kamu yang telah melaporkan aku ke polisi Ellena?" Tanya Sofia dengan sorot kebencian.

"Tentu saja aku. Lalu siapa lagi?" ucap Ellena santai.

"Ellenaa, atas dasar apa kamu melaporkan aku ke polisi. Aku tidak bersalah dan tidak ada bukti apapun lalu kenapa aku ditangkap" bentak Sofia

"Kamu bilang tidak ada bukti? Lalu inii" ucap Ellena memegang flashdisk

"Putar ini pak" ucap Ellena

Setelah diputar terdengar ucapan Shinta yang mengatakannya semuanya. Dan rekaman layar yang muncul saat Sofia menusuk Ellena di kamar.

"Shintaaa. Berani-beraninya dia menghianatiku" geram Sofia.

"Sofiaa. Berani-beraninya kamu menusuku" ejek Ellena menirukan gaya suara Sofia.

Semuanya tertawa termasuk dua polisi tadi. Sofia tampak malu.

"Kenapa? Kamu malu karena telah menusuk sahabatmu sendiri hem?" Tanya Ellena .

"Memang aku yang menusukmu. Aku ingin kamu mati dengan begitu Evan bisa sepenuhnya menjadi milikku" ucap Sofia tak sadar.

"Kamu mencintai Evan bukan?" Tanya Ellena.

"Tentu saja siapa yang tidak jatuh cinta dengan pria tampan dan kaya seperti Evan Anderson" ucap Sofia.

"Bukan cinta namanya melainkan hanya sebuah obsesi" saut Rafa.

"Dan kamu tau Ellena? Aku yang sudah menghasut Rania untuk mencelakaimu" ucap Sofia.

"Apa salah aku Sofia?" Ucap Ellena menatap tak percaya.

"Aku mencintai Satya. Sudah berkali kali aku menyatakan perasaan ku padanya namun apa jawabannya? Ia menjawab bahwa ia tidak mencintaiku dia hanya mencintaimu dan rela menunggu mu sampai kamu mencintainya Ellena. Aku iri padamu kau selalu mendapatkan semuanya, setiap aku bersamamu semua orang pasti memujimu dan tidak ada yang memujiku" ucap Sofia dengan raut kebencian.

"Ck selalu aja iri. Apa yang kamu irikan padaku? Aku sama sama makan nasi seperti manusia pada umumnya" ucap Ellena.

"Maaf menyela nona. Waktu interogasi habis dan Nona Sofia harus kembali ke penjara" ucap polisi.

"Oke silahkan" ucap Ellena.

"Aku membencimu Ellena" ucap Sofia saat ia lewat di depan Ellena.

Ellena hanya mampu tersenyum getir melihat kenyataan dihadapannya. Ia tidak lagi mempunyai seorang teman, karena teman yang ia dambakan telah mengkhianatinya.

*****

E L L E N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang