35. Pingsan

594 46 30
                                    

*****
Ellena termenung dengan ucapan Rafa. Ia tidak menyangka bahwa Rafa akan mencintainya secepat itu.

"Kalo ini berdasar cinta lalu kamu melakukan hal tadi karena cemburu itu salah Rafa. Kamu melakukan suatu hal tanpa logika. Kamu dilanda emosi dengan kamu melampiaskannya pada wanita yang kamu cintai. Apa ini cara yang benar? Salah. Aku ga tau apa jadinya kalo aku ga bisa berontak dari kamu" ucap Ellena turun dari pangkuan Rafa dan keluar mobil.

Tersadar akan perlakuannya, Rafa mengusap wajahnya kasar dengan penyesalan yang menghampirinya.

"Ellena"

"Apalagi?" jawab Ellena dengan tatapan yang dingin.

"Maaf, aku ga sadar, aku dilanda emosi. Aku cemburu El. Aku–" Ucap Rafa dengan tangan yang memegang tangan Ellena.

Ia tidak bisa berkata-kata lagi atas apa yang ia lakukan tadi. Ia sadar bahwa yang ia lakukan salah.

Ellena diam menatap kedepan dengan pandangan kosong. Ia masih terkejut atas tindakan Rafa.

"Ellena" Rafa memeluk Ellena dengan sangat erat. Dengan cepat Ellena melepaskannya.

"Taksi yang aku pesan udah datang. Aku pergi" ucap Ellena berlalu masuk kedalam taksi

Rafa hanya mampu memandangi Ellena yang berusaha menjauh darinya.

"Arghhh apa yang kau lakukan Rafaa. Setelah ini Ellena pasti akan menjauh darimu" teriak Rafa menendang ban mobil nya.

Disisi lain
Ellena yang berada didalam mobil taksi memandangi keluar jendela mobil dengan tatapan sendu.

Ia tidak menyangka takdir yang ia jalani akan sejauh ini.

Setelah sampai diapartemen nya ia keluar dari mobil taksi tidak lupa ia membayarnya.

Ia berjalan memasuki lift dan menuju ruang apartemennya
Ia mendudukam dirinya dikursi depan cermin.

Lalu ia beralih menjatuhkan dirinya pada kasur dan berusaha memejamkan matanya. Tetapi bayangan bayangan kejadian tadi terus berputar didalam ingatanya.

"Rafaa? Kamu berhasil membantuku untuk menghapus cinta nya Evan"

Keesokan harinya
Ellena bangun dengan keadaan kepala pusing, wajahnya tampak pucat.

Ia memaksa untuk bangun dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket.

Ia bersiap-siap untuk berangkat menuju kantor. Meskipun dengan keadaan yang mungkin kurang sehat.

Didalam mobil
"Nona. Anda baik-baik saja?" Tanya Haris yang melihat Ellena yang berwajah pucat. Meski ia memakai sedikit make up tetapi tidak kemungkinan bisa menutupi seluruh wajah pucat nya.

"Aku baik-baik saja" jawab Ellena.

"Sebaiknya anda beristirahat diapartemen saja nona. Tidak baik jika bekerja dengan keadaan yang sakit" ucap Haris.

"Aku tidak apa-apa Haris. Tambah laju mobil aku ingin cepat sampai perusahaan" ucap Ellena.

Setelah sampai di perusahaan nya ia melihat mobil yang tidak asing terparkir didepan perusahaan nya.

Lalu ia berjalan menuju lobi dan melihat seorang pria sedang duduk memandangi dirinya dengan tersenyum.

Tetapi ia tidak bisa melihat jelas karena pandangannya yang mulai menghilang.

"Rafa" gumam Ellena, setelah itu ia pingsan.

"Ellenaa" teriak Rafa berlari menuju Ellena pingsan dan dengan cepat mengangkat nya menuju mobilnya.

Seperti biasa beberapa karyawan si lambe turah membisikan sesuatu atas kejadian tadi.

Haris yang kebingungan dengan nona nya, ia mengikuti Rafa yang membawa Ellena menggunakan mobil yang terpisah.

Tampak Rafa menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit terdekat.

"Susterrr dokterrr! Tangani perempuan ini. Cepattt!" Teriak Rafa menggelegar dilobi rumah sakitt.

Ia menaruh Ellena dibrangkar dan mengikuti suster yang membawa brangkar Ellena.

Setalah pintunya tertutup ia duduk di kursi tunggu dengan kepala yang menunduk kebawah.

"Ellena. Semoga kamu baik-baik aja" gumam Rafa menatap pintu ruangan yang menangani Ellena.

"Tuan Rafa. Bagaimana keadaan nona Ellena?" Tanya Haris berlari menghampiri Rafa.

Rafa mengarahkan pandangannya pada pintu ruangan dan Haris yang mengerti hanya bisa diam.

Selang beberapa menit
Dokter keluar dengan beberapa suster.

"Bagaimana keadaannya dok?" Tanya Rafa.

"Dia hanya mengalami kelelahan saja tuan. Anda tidak perlu khawatir" ucap dokter tersenyum.

"Baiklah. Terimakasih" ucap Rafa nyelonong masuk kedalam ruangan tanpa minta izin.

Dokter dan beberapa suster hanya mampu menggelengkan kepalanya.

Haris masuk dan melihat Rafa yang berulang kali mengecup punggung tangan Ellena.

"Tampaknya ada sesuatu diantara mereka" batin Haris.

"Kamu kembalilah ke perusahaan, hadle semua pekerjaan Ellena. Biar aku yang menjaga Ellena disini" ucap Rafa tanpa mengalihkan pandangannya dari Ellena.

"Saya titip Nona Ellena tuan. Terimakasih dan permisi" ucap Haris pergi dari rumah sakit ini.

Tidak lama Ellena membuka matanya dan melihat Rafa yang sedang tersenyum kearahnya.

"Minum dulu" Tawar Rafa menyodorkan gelas berisi air.

Ellena meminumnya.

"Udah merasa baikan hem?" Ellena hanya mengangguk tanpa sepata kata pun keluar dari mulutnya.

"Masih marah El?"

*****

E L L E N AWhere stories live. Discover now