60. Berkumpul

247 26 10
                                    

*****
Mobil Rafa sudah memasuki wilayah pedesaan. Orang-orang berlalu lalang tanpa menggunakan kendaraan.

Anak kecil berlari kesana-kemari disertai canda dan tawa.

Rafa membuka jendela mobilnya dan memencet klakson mobilnya tanda menyapa semua orang yang berlalu lalang.

Siapa sih yang tidak mengenal seorang Rafa. Cucu dari orang terkaya di desa ini. Wajah yang tampan dan tampak blasteran ini sangat dikenal dengan baik didesa oma nya ini.

Kini mereka telah sampai dirumah Oma. Rumah nya tampak beda dengan rumah yang lain. Karena rumah oma nya ini sedikit lebih luas.

Dipekarangan sudah terdapat 2 mobil
Dan itu pasti kedua keluarga nya.

"Sayang" panggil Rafa sedikit menepuk pipi Ellena.

"Enghh" lenguh Ellena tampak terganggu dengan tidurnya.

"Nyenyak banget sih" kekeh Rafa dengan iseng mengecup bibir Ellena berkali kali.

"Emm Rafaaa" Ellena berucap dengan suara serak. Dan itu terdengar sexy di telinga Rafa.

"Wake up baby. Udah sampe rumah oma loh. Kurang sopan kalo aku gendong kamu ke rumah oma" ucap Rafa sedikit menggelitik pinggang Ellena.

"Iyaa nih bangun. Magerr yang" ucap Ellena memeragakan Rafa yang memanggil nya dengan sebutan by (dibaca bi).

Tangannya menyangga pada pundak Rafa yang berada dihadapannya.

"Minum dulu nih" Rafa menyerahkan sebotol air mineral yang memang disediakan dimobil ini.

Ellena meminumnya hingga tandas lalu keluar mobil diikuti Rafa.

Keduanya berjalan bergandengan tangan menuju ruang tamu yang sudah terdengar tawa seluruh keluarga.

"Permisi. Maaf telat" ucap Rafa duduk disofa.

"Gapapa Rafa, kita juga sekalian kesini untuk mengunjungi oma kalian"

Sedangkan Ellena memeluk oma. Ia sangat rindu dengan oma nya ini.

"Oh iya Rafa mengumpulkan kalian disini ingin memberitahukan sesuatu pada kalian. Kalo Ellena–" Ucapan Rafa sengaja ia gantung membuat semua orang penasaran.

Plak

"Jangan digantung gebleg" geplak Refania di kepala Rafa.

Ellena cekikikan melihat tingkah keduanya.

"Ga sabaran banget Ref elah" ucap Rafa menatap sinis Refania.

"Cepetan napa kak. Lama banget kek nunggu kambing bertelur. Gue penasaran tau ga" ucap Refania heboh sendiri.

"Ciaaaaa penasaran" ledek Rafa.

"Jangan bikin semua orang penasaran Rafa. Cepetan apa?" Ucap bunda dengan wajah garang.

"Ellena sedang hamil dan usianya dua minggu" ucap Rafa dengan segera memeluk Ellena.

Ia takut semua orang akan berebut memeluk Ellena dan membuat anaknya gepeng nanti.

"Kyaaaaaa! Aku akan menjadi aunty" heboh Refania berjingkrak-jingkrak.

Semua orang ingin memeluk Ellena tapi Rafa menghadangnya.

"Tidak ada yang boleh memeluk istriku. Bisa kehabisan nafas dia nanti" ucap Rafa yang masih memeluk Ellena.

"Ck posesif" cibir semuanya.

"Kamu sendiri memeluknya Raf. Liat tuh Ellena hampir kehabisan nafas" saut mama.

Rafa melepaskan pelukan nya dan melihat Ellena yang sedang mengatur nafasnya.

"Kamu sendiri yang akan membunuh cucu kami" ucap semua orang kompak menatap Rafa sengit.

Rafa yang ditatap hanya menampilkan deretan giginya
"Sorry baby"

"Istirahat dikamar Rafa gih. Kamu harus banyak-banyak istirahat agar pertumbuhan janin kalian tumbuh dengan baik"

"Kamu mau apa El? Apapun kemauan kalian akan bunda turuti"

"Mama buatkan susu ya buat kesehatan kamu"

"Yang membelikan peralatan bayi kamu nanti papa semua yang beliin"

"Ayah bantu doa ya El. Semoga anak kalian sehat selalu"

"Nanti Refa ajak debay nya untuk olahraga roll belakang biar tubuhnya bagus"

Yang ada ringsek refaaa
Yakali bayi ngelakuin roll belakang.

Asli Ellena pusing mendengar ucapan mereka yang saling saut menyaut.

"Udah ya udah kepala Ellena pusing" Ellena memegang kepalanya.

"Pusing? Harus dibawa ke rumah sakit Raf. Bunda takut terjadi apa-apa dengan Ellena dan janinnya" ucap bunda tampak khawatir.

Tiba-tiba Ellena merasakan gejolak aneh diperutnya.

Ellena berlari ke dapur dan memuntahkan isi didalam perutnya ke wastafel.

Mulutnya nya terasa sebal dan bawaannya ingin muntah lagi dan lagi.

Rafa berlari mengikuti Ellena dan memijit tengkuk Ellena.

Rafa menyalakan kran nya agar air nya menggenang di wastafel. Lalu ia memencet benda yang berada didalam genangan itu dan seketika airnya menyurut menghanyutkan air dan isi muntahan Ellena tadi.

"Pusing yang" gumam Ellena memeluk Rafa dan seketika Ellena jatuh pingsan dipelukan Rafa.

Rafa menggendong Ellena menuju kamarnya yang berada dilantai atas.

Mata semua orang menyorot kekhawatiran. Papa segera menelpon dokter khusus kandungan.

Semua orang ikut masuk ke dalam kamar Rafa dan melihat Rafa yang sedang mengusap-usap telapak tangan dan kaki Ellena.

Rafa memang dokter tapi ia bukan dokter kandungan melainkan dokter bedah. Jadi bukan keahlian nya dalam bidang kandungan ini

Beberapa menit dokter telah datang dan segera memeriksa keadaan Ellena dihadapan Rafa. Sedangkan yang lainnya menunggu di ruang tamu.

"Bagaimana keadaannya dok?" Tanya Rafa setelah melihat dokter selesai memeriksa Ellena.

"Istri anda dan janin nya baik-baik saja. Ini hal biasa karena ini salah satu bentuk hormon kehamilan. Jadi tuan tenang saja ya tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan lagi" ucap dokter itu menenangkan Rafa.

"Kalo begitu saya permisi" ucap dokter pamit undur diri
Tidak lupa Rafa mengucapkan terimakasih.

"Kalian hampir membuat papa gila" ucap Rafa menatap Ellena dan perutnya secara bergantian.

"Baby Listen to papa, Jangan nakal-nakal ya? Kasian mama yang harus merasakan gejala ini. Kalo bisa dipindahin, papa dengan senang hati menerima semua gejala yang kamu buat" bisik Rafa diperut Ellena.

Tangannya mengusap perut Ellena yang masih rata.

Ellena sudah sadar dari tadi tapi ia ingin melihat reaksi Rafa. Dan inilah sebuah kekehan kecil keluar dari mulut Ellena melihat tingkah suaminya yang menurutnya sangat aneh ini.

Mana bisa janin dipindahin:v

Rafa menatap Ellena terkejut
"Kamu udah sadar? Minum dulu El" ucap Rafa menyodorkan segelas air putih kepada Ellena.

Ellena tersenyum lalu berucap dalam hati
"Terimakasih Tuhan. Setelah semua rintangan yang sulit kini aku disuguhkan kebahagiaan yang tidak tertara. Mempunyai suami yang benar-benar mencintaiku, dan kini buah hasil bercinta kami sudah tumbuh didalam rahim ku. Aku sangat bersyukur memiliki kalian"

*****

E L L E N AWhere stories live. Discover now