49. Acara Resepsi

434 34 8
                                    

*****
Kini mereka tengah makan dengan duduk lesehan. Rafa sudah melarangnya namun permintaan Ellena telak tidak bisa dibantah.

"Sayang makan yang banyak. Kamu harus kuat untuk perang nanti malam" ucap Rafa disebelah Ellena.

"Tiada jam tanpa membahas nanti malam" batin Ellena menatap Rafa jengah.

"Sayang" panggil Rafa lembut.

"Makan dulu. Bahas itu nanti aja ya" Ellena tersenyum paksa.

"Please jangan bahas itu lagii. Aku maluuu"

Rafa mengangguk patuh dan melanjutkan kembali makannya yang sempat tertunda.

Setelah makan. Mereka tengah duduk disofa berdua dengan Ellena yang bersandar di dada bidang Rafa.

"Nanti malam. Pakai gaun yang udah aku pilihkan" ucap Rafa.

"Tapi bunda udah membelikan gaun nya, Rafaa"

"Gaun yang bunda belikan terlalu terbuka. Bahu dan punggung kamu akan terekspos kalo pake gaun itu, I don't like" ucap Rafa tegas.

"Tapi kan sayang gaunnya. Masa ga dipake" keluh Ellena meneliti dada Rafa dengan jari-jari lentik nya.

"Gaun yang bunda belikan bisa dipake dirumah saat kita berdua"

"Mana bisa gitu. Gaun itu untuk ke pesta bukan untuk dirumah" decak Ellena menekan jari nya di dada Rafa.

Rafa menangkap tangan Ellena untuk berhenti dan menatapnya dengan alis yang terangkat sebelah "Mau membantah perintah suami hem?"

Ellena mendongak dan menatap mata Rafa "Maaf" cicitnya

"Aku ngga mau milik aku dilihat oleh para pria dengan tatapan menelanjangi. Kamu tentu tau itu kan?"

"Hemmm" Ellena mengangguk lesu.

"Malam ini kita menginap disini. Besok paginya langsung pindah ke rumah kita. Semua barang kamu udah ada disana" ucap Rafa mengecup pucuk kepala Ellena.

"Kamu udah nyiapin semuanya?" Tanya Ellena menatap Rafa tidak percaya.

"Iyaa sayang. Ayo tidur kamu pasti lelah" ucap Rafa mengangkat Ellena ala bridal style.

Lagi-lagi hal itu membuat jantung Ellena hampir copot. Ellena memukul dada Rafa dengan sedikit keras.

"Shh aww sakit sayang. Kamu menggodaku hem?" Rafa tersenyum licik.

Ellena mendelik lalu direbahkannya tubuh Ellena dengan pelan.

Rafa ikut naik ke ranjang "Sini" ucap Rafa memindahkan guling yang menghalangi mereka.

Ellena mendekat dan merebahkan tubuhnya tepat disamping Rafa dengan kepalanya yang bersandar didada Rafa.

Rafa mendekapnya dan mengusap punggung Ellena "Tidurlah"

***
Malam ini kini para tamu telah berkumpul, sebagian sedang menikmati hidangan sebagiannya lagi sedang mengucapkan selamat kepada pasutri baru yang sedang berdiri menyambut para tamu.

Seorang wanita dengan pakaian yang sedikit terbuka menghampiri keduanya.

"Hi Rafa" sapa wanita itu .

Keduanya menatap wanita dihadapannya dengan ekspresi biasa saja.

"Oh hi mila" ucap Rafa.

"Selamat ya atas pernikahan kalian" ucap Mila menatap Ellena tidak suka.

"Oh ini mila yang waktu itu dibicarakan bunda" batin Ellena.

Rafa yang melihat Ellena diam saja merangkul pinggang nya. "Terimakasih"

"Oh iya bagaimana kabarmu setelah pergi dariku? Tentang hal itu kamu salah paham Rafa" ucap Mila dengan ekpresi yang di buat-buat.

Bermuka dua beraksi

"Aku tidak membutuhkan penjelasan kamu lagi Mila. Itu tidak penting lagi bagiku" ucapan Rafa barusan membuat Ellena tersenyum bangga.

"Tapi aku masih menyayangimu Rafa" drama dimulai. Mila menitikan air mata nya.

"Kamu tidak lihat nona? Istrinya sedang berada disamping nya. Dan kamu bilang kamu masih mencintai suamiku di hadapan aku yang notabe nya istrinya. Sungguh tidak tau malu"

Jleb 

Ucapan Ellena barusan membuat Mila malu sampai cucu-cucu.

"Ups aku lupa bahwa kamu sekarang istrinya" ucap Mila menutup mulutnya.

"Dan sekarang aku mengingatkan bahwa hari ini dan seterusnya Ellena Kylendra hanya istri dari seorang Rafa Denandra" ucap Ellena tersenyum miring.

"Aku bangga padamu sayang" ucap Rafa mengecup bibir Ellena dihadapan Mila.

Mila kembali malu. Ia menatap keduanya dengan tatapan benci lalu ia berlalu dari tempat ini.

Ellena tertawa "Rasain lo. Dasar ular"

"Istriku nakal ya ternyata" ucap Rafa menggelengkan kepalanya.

"Ehm" dehem papa Ellena.

"Tampaknya kalian sangat bahagia. Ada apa ini hem?" Tanya bunda Rafa tersenyum.

"Ada deh" ucap Ellena dan seketika mengundang tawa keluarga nya.

"Papa dan ayah ingin berbicara dengan mu Raf" ucap papa nya Ellena kepada Rafa

"Baiklah. Jangan kemana-mana sayang. Tetap disini. Aku akan berbicara dengan mereka sebentar ya" ucap Rafa pada Ellena.

Ellena mengangguk dan mereka berlalu dari sini. Tersisa bunda, mama dan Refania yang kini menarik tangan Ellena menuju teman-temanya.

"Refaa. Kamu mau membawaku kemana? Kamu ngga denger ucapan kakak kamu. Aku diminta jangan kemana-mana tapi kamu menariku jauh dari tempat tadi" oceh Ellena disepanjang jalan.

"Biarin aja kak Rafa ngamuk. Kan kak Ellena yang akan kena imbasnya" ucap Refania cekikikan.

"Hi pren. Liat gue bawa siapa nih?" Ucap Refania kepada teman-temannya.

Ada dua wanita dan tiga pria yang sedang bersenda gurau dikursi yang melingkari meja. Mereka seketika terhenti mendengar panggilan Refania.

"Bukannya dia pengantin wanita yang ada dibingkai foto itu. Aslinya lebih cantik ternyata" ucap salah satu wanita.

"Iya lah. Pilihan kakak gue ga bakal salah" ucap Refania tersenyum bangga.

"Hi kak. Gue Rena temennya Refania" sapa Rena tersenyum.

"Aku Chika" sapa Chika tersenyum.

"Dia paling kalem kak. Ah iya gue Reksa" ucap Reksa.

"Gue Andra"

"Dan gue Jeno paling kalem dari yang terkalem" ucap Jeno.

"Kalem ndas mu. Yang waktu itu ngedorong pak satpam sampe kecebur ke parit siapa yaa? Si kalem kah?" Ucap Reksa melirik Jeno sinis.

"Jangan nyebarin aib gue lah sa. Dih lo mah" ucap Jeno .

"Ah iya salam kenal semuanya. Aku Ellena Kylendra" ucap Ellena tersenyum.

"Panggil Ellena aja jangan pake embel-embel kak" lanjut Ellena.

"Kalo panggil sayang boleh?" Ucap jeno tersenyum menyebalkan.

Tetapi tatapan semua orang yang ada di meja ini tertuju pada seorang pria dibelakang Jeno. Dan jeno tidak menyadari hal itu.

"Mau saya lempar ke kandang buaya hem?"

*****

E L L E N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang