64. Diculik

266 20 0
                                    

*****
"Tuan anda baik-baik saja?" Tanya Ken pada tuan nya.

Ken dan Haris heran melihat Rafa yang melihat ponsel nya dengan raut yang tidak bisa diartikan.

Kini mereka bertiga sedang di ruangan rapat, setelah menyelesaikan rapat yang cukup melelahkan mereka mengistirahatkan sejenak di ruangan ini.

"Istri ku menelpon sebanyak ini. Apa terjadi sesuatu padanya?" Ucap Rafa gelisah. Feeling nya memperkirakan bahwa Ellena dalam bahaya.

"Coba ditelpon balik. Siapa tau nona hanya iseng membuat anda khawatir. Biasanya kan memang begitu" ucap Haris.

Memang waktu itu Ellena pernah mengerjai Rafa sampai Rafa khawatir mati-matian. Bahkan Rafa sampai pingsan karena ulah istrinya itu.

"Sudah ku telpon. Tapi nomornya sedang tidak berada dalam jangkauan" ucap Rafa menyambar kunci mobil di atas meja.

"Ken tetap disini awasi perusahaan. Haris kau ikuti aku mencari keberadaan Ellena" ucap Rafa berjalan setengah berlari menuju mobilnya.

"Baik tuan"
Haris dan Ken tentu mematuhi perintah tuannya.

Haris menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah tuannya. Dan Rafa berusaha menelpon Ellena dan berharap Ellena akan mengangkat nya.

"Tuan sudah sampai. Dan benda apa itu?" Tanya Haris melihat sebuah kardus tergeletak didepan gerbang rumah tuan nya.

Rafa keluar dari mobil dan melihat dengan jelas alat teror yang akhir-akhir ini sering menghantui mereka.

"Shit!"

Dengan segera Rafa berlari menuju rumahnya dan mengecek setiap penjuru rumah. Tapi nihil ia tidak menemukan siapa pun

Rafa kembali berlari menuju mobil nya. Ketika ia akan membuka pintu mobil sebuah notif masuk ke dalam ponsel nya

Rafa kira ini Ellena tetapi ini sebuah nomor asing yang berpesan

"Istri mu sedang bersama ku. Jika kau ingin dia selamat bawa semua aset perusahaan mu dan datang pada alamat xx xx. Jika kau datang kesini dengan banyak orang maka siap siap untuk mengucapkan selamat tinggal pada istri dan bayi mu, tuan Rafa"

"Fuck!!" Umpat Rafa memasuki mobil nya.

Ia menyusun rencana dengan Haris untuk menyelamatkan istrinya.
Cemas boleh asal logika tetap dipake.

Haris keluar dari mobil dan menaiki taksi yang lewat.
Sedangkan Rafa menjalankan mobilnya menuju alamat itu.

Setelah sampai ia melihat ke sekeliling dan tatapan nya mendongak ke atas menatap 4 orang disana dengan salah satunya duduk di sebuah kursi.

Rafa membawa tas kerja nya yang berisi aset-aset perusahaan. Ia berlari menuju lantai atas.

Setelah sampai tangannya mengepal kuat melihat Ellena di ikat disebuah kursi dengan keadaan tidak sadar.

Rafa menatap ketiga nya nyalang. Salah satu nya memakai topeng dan ia yakini bahwa itu ketua nya

"Apa yang kalian lakukan pada istriku?" Tanya Rafa berusaha terlihat santai.

Ketiga nya memegang pistol dan ia sendiri tidak membawa apa-apa.

"Membius nya, menampar nya, memukul nya dan ups perut nya hampir terkena balok kayu" ucap pria bertopeng tertawa.

Wajah Rafa merah padam. Ia ingin sekali memukul pria dihadapan nya ini, tapi apa daya ini salah satu dalam rencana nya.

"Kau siapa?" Tanya Rafa.

"Aku manusia"

Eh lawak asu

"Ck. Nama mu?"

"Tidak penting. Yang terpenting serahkan aset perusahaan mu pada ku" ucap pria bertopeng.

"Aku mau istriku kau lepaskan terlebih dahulu. Setelah itu aku akan menyerahkan tas ini padamu" ucap Rafa.

"Tenang saja. Aku tidak bisa kabur dari kalian karena keadaan istriku sedang hamil. Aku tidak mungkin kan berlari dengan menggendong nya dari lantai atas ini" ucap Rafa. Bisa ia bayangkan bahwa akan seberat apa ketika ia menggendong kedua nyawa.

"Bener bos. Lepas kan saja wanita ini" ucap salah satu dari kedua pria tanpa topeng.

"Diam!! aku tidak sebodoh itu untuk kau bohongi tuan Rafa" ucap pria bertopeng.

"Berbohong apalagi? Kau lihat aku datang tidak dengan siapapun dan aku mematuhi perintah mu untuk membawa aset perusahaan ku. Aku merelakan semua itu demi kedua orang yang aku sayangi. Masih tidak percaya?" Ucap Rafa menghampiri kursi yang Ellena duduki.

Dan seketika itu Ellena sadar dari pingsannya. Ellena ingin berteriak tapi terhenti setelah melihat Rafa yang sedang membuka ikatan di tubuh nya.

"Stt, kamu baik-baik saja sekarang. Don't be scared baby" ucap Rafa memeluk Ellena .

Dan bodoh nya ketiga pria itu diam menatap kebersamaan mereka.

Rafa melepaskan pelukannya ia menghampiri pria bertopeng itu.

"Thanks bro, udah percaya. Ini dan selamat tinggal" ucap Rafa menyerahkan tas itu pada pria bertopeng itu.

Dengan cepat mereka berlari menuruni setiap tangga dan terkejut melihat banyak polisi mengerumuni mereka.

Polisi menangkap ketiga pria itu dengan mudah tanpa melukai siapa pun.

Ellena dan Rafa turun dengan Rafa yang memegangi tangan Ellena agar hati-hati.

3 orang tadi sudah berada dalam genggaman banyak polisi. Namun salah satu dari mereka yaitu pria bertopeng lepas dari pegangan polisi.

Ia berlari menghampiri Ellena yang kini sudah berada di lantai yang sama.

Tangannya menodong kan pistol ke kepala Ellena. Tangannya tidak lupa untuk memegang kedua tangan Ellena.

"Jika kalian maju. Peluru ini akan bersarang di otak nya. Jadi diam ditempat!!" Ancam nya berjalan mundur.

"Jangan sakiti dia brengsek!" ucap Rafa keras. Sungguh ia takut istrinya kenapa-kenapa.

"Tujuan ku menculiknya hanya untuk membunuh kedua nyawa ini" ucap pria itu tertawa.

Dan disini Ellena sangat ketakutan. Ia takut bayi yang ia jaga 9 bulan ini kenapa-kenapa. Tapi logika nya kini berjalan dengan baik.

Dengan cepat ia menendang selangkangan pria itu dengan posisi ia masih di depan pria itu

Dan seketika pegangan di tangannya terlepas. Ellena segera berlari menghampiri Rafa, saking takutnya tubuh nya akan jatuh sebelum Rafa menangkap tubuh nya.

"Tangkap dia!" Ujar salah satu polisi.

Beberapa polisi menghampiri pria bertopeng itu. Dan menangkapnya.

Ellena ingin menghampiri pria itu tapi Rafa menahan dan menggelengkan kepalanya.

"Tolong buka topeng nya" ucap Ellena pada polisi.

Polisi membuka topeng pria itu dan tampak lah seorang pria dengan wajah yang lumayan tampan, namun tatapannya terus tertuju pada Ellena yang menatapnya terkejut sekaligus kecewa.

Ellena tidak menyangka bahwa pria terdekatnya mampu melakukan semua ini. Pria yang ia kira dulu selalu melindungi nya ternyata dalang dari semua perkara yang membahayakan ini.

*****
Hayoo loh siapa?

E L L E N AUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum