18. Jus jeruk

571 114 15
                                    

*****
"Amannn" Gumam Ellena mengusap ngusap dadanya.

Sedangkan disisi lain dua sejoli sedang dilanda pertengkaran.
Mungkin azab lah ya.

"Kamu ga percaya sama aku, Van?" Ucap Sofia dengan isak tangisnya.

"Ngga gitu Sofia. Aku cuma mau memastikan semuanya. Mengertilah" Ucap Evan

"Ngga. Aku ga mau nunda pernikahan kita" Ucap Sofia dengan nada tinggi.

"Terserah. Keputusan aku udah bulat, aku akan menunda pernikahan kita sebelum semuanya terungkap" Ucap Evan berjalan menuju pintu keluar.

"Dirahim aku ada janin kamu Evan. Kenapa kamu masih ga percaya? Kurangnya aku apa si. Evan!" Teriak Sofia.

Tapi Evan tidak mempedulikan teriakan Sofia. Ia tetap berjalan keluar apartemen tanpa melirik kebelakang sedikitpun.

Evan berjalan menuju mobilnya yang terparkir diantara mobil yang lain
Kemudian ia menjalankannya meninggalkan pekarangan apartemen.

"Ellenaaa" Lirih Evan

Ia sadar bahwa yang ia lakukan ini salah. Ia menyadari bahwa yang ia lakukan ini menyakiti hati wanita yang ia cintai.

Sungguh sangat bodoh. Kenapa ia memutuskan suatu hal tanpa menyelidiki nya  terlebih dahulu, dan berakhir ia jatuh pada pelukan Sofia dan menyakiti hati Ellena.

Bisa dikatakan Evan membuang sebuah berlian demi seutas sampah.

"Aku menyesali semua yang telah terjadi. Semoga dengan cara ini kamu memaafkan aku" Lirih Evan.

Kembali ke ruang rawat Ellena.

"Rafa" panggil Ellena.

"Kenapa hem?" Jawab Rafa yang tadi duduk disofa memainkan ponselnya kini mendekati Ellena.

"Bisa belikan jus jeruk untukku?" Pinta Ellena dengan wajah memelas.

Rafa mengangguk "aku akan memerintahkan bodyguard untuk membelikannya. Dan aku akan tetap menjagamu disini"

"Aku mau kamu yang membelinya. Kalo bodyguard yang membelinya bisa jadi mereka akan meminumnya dan memberikan bekas nya padaku" ucap Ellena mengerucutkan bibirnya.

"Jadi kalo aku yang membelinya dan meminumnya lalu memberikan bekasnya padamu. Kamu mau?" Ucap Rafa menaik turunkan alisnya.

"Heh Mana ada" Ucap Ellena mendelik.

"Berbohong itu dosa El" goda Rafa tetap tersenyum.

"Siapa juga yang berbohong" ketus Ellena.

"Tentu saja kamu. Pipi kamu kenapa ?" ucap Rafa terkekeh.

"Apa? Pipi? Ahh ngga yaa" Ucap Ellena menutupi pipinya dengan kedua tangannya

"Gemes bangett jadi tambah suka" sepertinya Rafa belum puas menggoda Ellena

"Berhenti menggodaku" tegas Ellena melotot pada Rafa.

"Oke maaf El. Aku akan membelikan jus nya. Kamu tetap disini jangan kemana-mana. Kalo kamu butuh sesuatu telpon aku. Nomor nya udah ada diponselmu" ucap Rafa segera ngacir keluar ruangan sebelum Ellena ngamuk.

"Apa! Seenak jidat ia mengutak atik ponselku. Dan apa ini Rafaa si calon suami. Astagaa apa apaan dia ini" Ucap Ellena menatap ponselnya tak percaya.

Tidak lama kemudian.

Tok tok tok

"Masuklah Rafa. Jangan menggodaku lagi dengan cara mengerjai ku" teriak Ellena

Ceklek

"Siapa Rafa?"

*****

E L L E N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang