33. Ciuman

636 50 55
                                    

*****
Kini Ellena dan Haris sedang menuju Kafe yang sudah di tentukan untuk menjalankan meeting bersama perusahaan sebelah.

Sesampainya dikafe yang dituju, mereka masuk ke suatu ruangan khusus dan mendapati dua orang pria ber jas sedang duduk membelakangi pintu.

"Permisi, selamat siang Tuan. Mohon maaf sedikit terlambat dikarenakan diperjalanan tadi ada sedikit kendala" ucap Ellena duduk dihadapan dua pria tadi diikuti oleh Haris yang duduk disampingnya.

Seketika raut wajah Ellena berubah terkejut melihat salahsatu pria yang sedang tersenyum menyebalkan kearahya.

Ia kira Rafa sang direktur yang akan meeting bersamanya adalah Rafa yang tidak ia kenal, dan ternyata ini. Astagaa dunia halu sesempit ini kah?

"Selamat siang nona. Tidak apa apa kami mengerti" ucap pria yang sedang tersenyum kearah Ellena dan ternyata itu Rafa si ekor Ellena.

"Mari kita mulai saja meeting nya. Pertama–" Ucap sekretaris Rafa menjelaskan secara singkat namun jelas tentang kerjasama yang akan kedua perusahaan mereka buat.

Haris mencatat point point penting yang sekretaris Rafa ucapkan.

"Selebihnya saya akan memeriksa kembali kontrak ini. Setelahnya asisten saya yang akan mengkonfirmasi pada perusahaan anda nanti" ucap Ellena.

"Terimakasih tuan Rafa. Sekretaris anda cukup profesional dalam menjelaskan meeting ini" puji Ellena tersenyum.

"Terimakasih nona" ucap sekretaris Rafa yang bernama Ken.

"Meeting ini kami anggap selesai. Kami pamit undur diri. Selamat siang" ucap Ellena berdiri dari duduknya dan menjabat tangan kedua pria tadi.

"Bisa kita bicara sebentar nona?" Ucap Rafa pada Ellena.

Ellena mengagguk dan berucap pada Haris "Kamu duluan aja ris aku akan kembali ke perusahaan naik taksi"

"Baik nona" ucap Haris membungkuk lalu pergi begitupun dengan Ken, ia pergi setelah dibisikan oleh Rafa.

"Udah makan?" Tanya Rafa.

Ellena mengangguk lalu berucap "Ternyata selain gelar dokter kamu juga bergelar CEO?"

"Aku hanya menjalankan apa yang ayah amanah kan El. Ayah hanya ingin masa tua nya dihabiskan tanpa memikirkan pekerjaan" ucap Rafa tersenyum.

Ellena mengangguk mengerti kemudian dia kembali berucap "Mau bicara apa Rafa?"

"Itu hanya formalitas El. Sebenarnya aku hanya ingin mengobrol denganmu" ucap Rafa.

Ellena memutar bola mata malas .

"Gimana keadaan kamu?" Tanya Rafa pindah duduk disamping Ellena

"Aku selalu baik"

"Oh? Lalu ini?" Tanya Rafa memegang kantung mata Ellena yang terlihat kurang tidur.

"Cuma kelelahan doang" ucap Ellena menarik tangan Rafa dari mata nya.

"Itu artinya kamu kenapa napa" ucap Rafa memegang kedua pipi Ellena.

"Mau makan di restoran sebrang?" Tanya Rafa.

"Aku udah makan Rafaa"

"Makan lagi biar kamu cepet gemuk" ucap Rafa jahil.

"Aku ga mau gemuk" ucap Ellena ketus.

"Malam ini kamu sibuk?" Tanya Rafa mengalihkan topik.

"Ngga. Kenapa?"

"Aku akan menjemputmu nanti malam" ucap Rafa.

"Kemana?"

"Secret"

"Ck, kalo ga ada yang kamu bicarakan lagi aku akan kembali ke kantor" cebik Ellena.

"Aku akan mengantarmu"

Rafa keluar kafe dengan tangannya yang memegang tangan Ellena.

Ellena diam sesaat memandangi tangannya yang dipegang oleh tangan Rafa. Erat namun lembut.

Ellena tersenyum kecil lalu berjalan mengikuti Rafa.

Didalam mobil mereka saling bersenda gurau, hari ini dan seterusnya mungkin mereka akan lebih dekat seperti pada saat ini.

Mereka masing-masing merasakan kedekatan diantara mereka. Walaupun tidak kenal lama. Tetapi cinta dan kebersamaan akan tumbuh seiring berjalannya waktu.

Setelah sampai di perusahaan Ellena.
Ellena akan turun tetapi ia urungkan karena melihat Rafa yang akan turun.

"Kamu tetap disini. Aku akan turun sendiri. Bisa heboh perusahaan ini karena melihat aku bersamamu" ucap Ellena.

"It's oky nona. Jaga diri baik-baik" ucap Rafa mengecup kening Ellena.

Ellena diam seribu bahasa menatap Rafa yang berada dihadapannya memandangi dirinya dalam jarak dekat.

Perlahan dekat lebih dekat bibir Rafa kini sudah mendarat mulus dibibir Ellena.

Rafa menahan tengkuk Ellena agar tidak lepas dari pangutannya.

Perlahan ia meresapi bibir manis Ellena degan lembut
Satu tangannya melingkar dipinggang Ellena.

Seketika Ellena lupa bahwa ia sedang berada diperusahaanya. Ini ciuman pertamanya tentu ia baru merasakan gejolak dalam dirinya, jantungnya berdetak cukup kencang.

Rafa menghentikan ciumannya agar tidak lebih jauh lagi.

Kemudia Rafa memeluk Ellena dengan sangat erat "Maaf"

Ellena diam. Jujur saja ini pertama kalinya ia merasakan semua ini dengan pria yang berada dihadapannya.

Jatungnya tidak terkondisi, pipinya merah padam.

"Aku tau ini ciuman pertamamu, dan aku bersyukur karena aku yang mengambilnya. Jujur ini juga ciuman pertamaku" ucap Rafa menangkup pipi Ellena.

Ellena hanya tersenyum tipis.

"Masuklah" titah Rafa mengecup bibir Ellena kembali.

Ellena melolot lalu keluar dari mobil dengan sedikit tergesa-gesa.

Rafa hanya tertawa kecil
"Cinta?" batin Rafa.
*****

E L L E N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang