62- Pasrah

805 124 97
                                    

Semakin gue jatuh ke dalam pelukan lo, semakin kuat juga rasa untuk menyakiti.
—————————————
———————————––—
—————————————

                              Happy reading.

EH VOTE DULU SEBELUM BACA YA!!!

BRUK!

Azka membanting tubuh Abel ke lantai dengan sangat kasar.  Ia mengunci kamar lalu maju perlahan ke arah Abel dengan tatapan yang, ah! Sangat mengerikan menurut Abel.

Azka mencengkram wajah Abel sangat kuat. "Udah berani lawan gue, hm?" Tanya Azka mampu membuat Abel merinding setengah mati.

Bulu kuduk Abel berdiri, pertanyaan Azka sangat menakutkan. Abel menggelengkan kepalanya, mundur dengan cara menyesot.

"Lurusin kaki lo!" Titah Azka dengan mata yang sedikit merah.

"Gak! Lo m-mau n-ngapain?" Jantung Abel berdetak sangat kencang.

Azka menunjukkan smiriknya. "Main- main dikit lah, lo mau hadiah dari gue, 'kan?"

"Gak mau, minggir!" Abel mendorong- dorong Azka, berusaha agar kabur dari pria itu. Tetapi tenaga Azka tidak sebanding dengannya. Malahan Abel mendapatkan tamparan keras dari Azka.

"Lurusin kaki lo, bangsat!"

Tangan Abel bergetar, ia tidak tahu apa yang akan Azka lakukan kepadanya. "Gak mau! Kak Azka mau ngapain sih hiks."

"Gak usah nangis segala, anjing!!" Bentak Azka.

CTAK!

Entah apa yang merasuki Azka sekarang, ia memecut kaki Abel menggunakan gespernya. Bahkan ia tidak memiliki rasa bersalah sedikit pun. Tidak peduli dengan wajah Abel yang sedari tadi memintanya untuk berhenti.

CTAK!

"AH! UDAH, KAK AZKA JANGAN LAKUIN ITU!" Teriak Abel menjerit kesakitan.

Azka bukannya sadar, ia malah semakin brutal memecut Abel. Benar- benar tidak peduli dengan jeritan Abel yang sedang kesakitan.

"Hiks! Udah, sakit hiks." Abel sudah tidak mampu lagi untuk menjerit, semua badannya terasa lemas, terlebih pada bagian kakinya.

Azka menjambak rambut Abel tanpa kasihan. Ia masih belum puas menyiksa Abel. "Ini akibatnya kalau lo berani ngelawan sama gue." Ujar Azka dengan penuh amarah.

"Ampun. Sakit, Kak." Ingin sekali Abel menampar wajah pria yang sedang di depannya sekarang, tetapi ia terlalu takut untuk melakukan hal seperti itu.

"Sakit, hm? Mau lagi?" Pertanyaan sialan itu keluar dari mulut biadab Azka.

"Gak! Udah, sakit Kak."

Azka tersenyum miris. Cukup puas ketika Abel patuh kepadanya. "Sekali lagi lo ngelawan gue, gue gak akan segan- segan untuk nyiksa lo. Bahkan lebih dari ini!"

"Maaf." Abel hanya bisa menundukkan kepalanya takut. Sekarang ia benar- benar tidak berdaya. Sampai kapan dia harus menjalani hidupnya seperti ini? Abel benar- benar sudah sangat lelah.

BRAK

Azka membantingkan pintu kamar kasar, meninggalkan Abel yang kini sedang menangis karena merasakan sakit di bagian kakinya.

Azka memegang dadanya yang terasa begitu sesak sekarang. Ia tidak tahu kenapa melakukan hal seperti itu kepada Abel. Perasaan marah dan menyesal menjadi campur aduk, ia tidak bisa menjelaskan perasaannya sendiri. Bahkan ia sampai menitikkan air matanya.

AZKA MAHESPATIH [END]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon