61- Pisah rumah

814 131 281
                                    

Happy reading.

EH VOTE DULU YA!!!

Terlalu banyak memberi luka, sampai lupa bagaimana caranya untuk mengobatinya.
-------
--------
---------

Azka menerobos hujan, membuat bajunya menjadi basah kuyup karena hujan- hujanan. Sebenarnya ingin sekali ia membawa Abel, tetapi perkataannya malah sebaliknya. Ia meninggalkannya sendirian tanpa rasa bersalah sedikit pun.

"Lu hujan- hujan, Ka?" Tanya Haikal karena melihat baju Azka yang sudah basah kuyup. Terlihat di luar sedang hujan deras, untung saja Ekal sudah tiba terlebih dahulu. Sehingga ia tidak kejebak hujan seperti Azka.

Azka tidak menjawab pertanyaan sahabatnya itu, ia pergi ke atas untuk mengganti pakaian karena takut bila nantinya akan masuk angin. Setelah berganti pakaian, ia duduk di sofa, dekat dengan teman- temannya berada. Merogok rokok yang berada di dalam saku celananya, menghisapnya lalu mengeluarkannya lewat hidung.

Haikal hanya melirik Azka sekilas, sudah biasa dengan sikap dingin Azka padanya. Lagi pula ia sudah terlalu sering dikacangin oleh teman- teman yang lainnya.

"Si Candra mana?" Tanya Azka. Ia kira Candra sudah datang terlebih dahulu darinya, ternyata tebakannya itu salah. Candra belum datang, padahal tadi di sekolah Azka tidak menemukan Candra.

Mungkin mereka masih perang dingin, tetapi mereka masih peduli akan satu sama lain. Azka tidak pernah membenci Candra sedikit pun, tetapi dia sangat marah karena sahabatnya itu malah menyukai miliknya. Ia sangat tidak suka jika ada yang menganggu miliknya, maupun itu sahabatnya sendiri sekaligus.

Tidak peduli bila orang- orang menganggapnya egois, karena pernyataan itu adalah fakta. Ia tidak bisa menyangkal pernyataan itu sedikit pun.

"Mana gue tau, gue bukan emaknya." Jawab Haikal. Azka hanya menatap Haikal dengan sangat jengah. Perasaan tadi ia bertanya dengan baik- baik.

"Ah ya. " Celvin menepuk jidatnya seolah teringat akan sesuatu. "Tadi pagi muka si Abel pucet banget, Ka. Lo tau si Abel sakit?" Azka menggeleng.

Ia tidak tahu apa- apa soal Abel yang sedang sakit. Abel tidak pernah bilang kepadanya. Sekarang perasaan Azka jadi semakin tidak tenang. Kalau saja ia tahu dengan keadaan Abel, pasti Azka tidak akan pernah meninggalkannya sendiri.

"Lah, si bocil sakit?" Tanya Haikal tampak bingung. Pantas saja tadi dia tidak melihat Abel keluar. "Bisa sakit juga tuh bocah sakit."

"Goblok! Si Abel juga manusia, bodoh." Geram Celvin. Mau bagaimana pun keadaannya, Haikal pasti bakalan bercanda.

"Gue kira bidadari." Celetuk Haikal sambil cekikin.

Azka menatap Haikal dengan tatapan tajam, membuat nyali seorang Haikal langsung menciut. Sekarang Azka sedang khawatir, tetapi Ekal malah bercanda.

"Kok lo bisa tau si Abel sakit?" Tanya Azka kepada saudaranya itu. Celvin hanya mengangkat bahunya pura- pura tak tahu. Ia kira Azka sudah tahu kalau Abel sedang sakit.

"Gimana sih, katanya lo tunangan si Abel. Tapi si Abel sakit aja gak tau. Heran." Ekal geleng- geleng.

"Bacot."

Ting

Ting

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
AZKA MAHESPATIH [END]Where stories live. Discover now