35- Pindah

698 112 1
                                    

Budayakan vote sebelum baca, jangan lupa tinggalin jejak kalian!! Makasih😽

Happy reading.

Abel sedang di bawah, menemani Bunda Haikal menyiapkan makanan. Sedangkan Haikal, dia sedang di kamar mandi, itu pun terpaksa. Sebenarnya tadi Abel akan pulang, tetapi Bunda Haikal malah mencegahnya dan menyuruh Abel untuk makan bersama.

Abel mah ngangguk-ngangguk aja, lagian tadi dia belum sarapan. Lumayan, makanan gratis, kapan lagi coba.

"Masih di sini, Cil?" Tanya Haikal yang baru selesai mandi. Abel hanya mengangguk.

"Lumayan, makanan gratis." Bisik Abel sembari cengengesan.

"Astagfirulloh." Haikal menoyor jidat Abel, dia meringis kesakitan. "Bunda, jangan bawa nih anak makan bareng, suka ngabisin soalnya." Canda Haikal membuat Abel malu. Padahal Abel tidak, tidak satu kali.

"Sembarang, dosa tau nuduh yang enggak- enggak." Katanya tidak mau kalah.

"So–" Belum beres Haikal berkata, Bundanya sudah datang sembari menjewer kupingnya.

"Aduh!!" Ringis Haikal. "Sakit, Bun!" Katanya sembari mengusap- ngusap kupingnya yang kini sudah merah. Abel yang melihat itu tertawa mengejek, membuat Haikal geram.

"Sudah- sudah, jangan berantem. Ayo makan." Ajak Bunda. Mereka berdua mengangguk- ngangguk, dengan mata yang sengit satu sama lain.

Abel menyantap makanan dengan sangat lahap. Jujur saja, meski pun ini pertama kalinya dia menyantap pasakkan Bunda Haikal, Abel sangat menyukainya. Enaknya sungguh tiada tara. Bahkan Abel sampe nambah dua kali.

Meski begitu, Abel masih sadar diri kok. Dia membereskan alat bekas makannya, lalu mencucinya. Anak baik bukan?

Sedari tadi, tanpa Abel sadari, Bunda Haikal terus menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Abel mengingatkannya pada seseorang.

TING- TONG

Suara rumah bel berbunyi. Bunda Ekal yang tadinya sedang asik mengobrol dengan Abel pun dengan terpaksa harus bangkit dari duduknya, lalu pergi untuk melihat orang sedang bertamu padanya.

Semenjak Bunda pergi untuk mengcek, Ekal dan Abel terus saja adu mulut. Mereka saling mempersalahkan satu sama lain. Haikal yang tidak mau disalahkan dan Abel yang tidak sudah difitnah.

Bayangkan saja. Abel yang lagi asik- asik main handphone, tiba- tiba saja mendengar suara kentut, mana sangat bau lagi. Abel langsung menuduh Ekal, karena tidak ada lagi orang selain Abel dan Haikal.

"Ih!" Abel menatap Haikal jengkel. "Lo kentut ya?" Kata Abel menutup hidungnya bau, lalu menjauhkan dirinya dari Haikal.

Haikal hanya mengangkat bahunya acuh. "Lo mungkin."

"Nggak ya!" Kata Abel tidak terima, pantat Haikal ini memang tidak memiliki sopan santun.

"Udah sih, ngaku aja. Gue juga gak papa." Ucap Haikal masih kekeh. Sedari tadi dia menahan tawanya karena melihat wajah Abel yang panik tidak mau disalahkan.

"Gak mau, orang gue gak ada kentut."

"Ah yang bener." Goda Haikal sembari menggoyang- goyangkan pantatnya ke keri dan ke kanan. Abel langsung menendang pantat Haikal sampe dia tersungkur jatuh.

Mereka berdua tidak ada yang mau disalahkan dan mengalah. Jadi, berakhir lah percekcokkan antar keduanya. Mereka berdua terus saja salah- salahan.

Sebenarnya memang benar Haikal yang kentut, tetapi dia sangat senang menjahili Abel. Jadi, dia terus saja menyalahkan Abel yang tidak salah.

AZKA MAHESPATIH [END]Where stories live. Discover now