57- Kebenaran yang membuat semua marah

788 154 80
                                    

                               Happy reading.

Setelah diberlangsukannya pertunangan, bukannya membaik, hubungan Azka dan Abel malah semakin renggang. Azka selalu menjauh dari Abel, bahkan sikap kasarnya dulu jadi sering muncul lagi. Abel tidak tahu ada apa dengan pria itu, malahan setiap harinya Azka dan Clara jadi semakin dekat.

Azka juga tahu, kalau dirinya dekat dengan Clara, Jo bakalan bertindak kembali. Sepertinya Azka memang sedang menyari penyakit sendiri. Bahkan, ada diwaktu- waktu dia membawa Clara ke rumah tanpa sepengetahuan Abel.

Abel juga tahu kalau Azka sedang dekat lagi dengan Azka. Dia juga sudah melarang Azka untuk tidak dekat- dekat lagi, tetapi yang Abel dapatkan adalah tamparan. Jadi, semenjak itu, Abel tidak terlalu ikut campur. Kalau tidak kelewatan, Abel bakalan tepat diam. Memendam lukanya sendirian.

Kini para Golden sedang menongkrong di markas. Sedari tadi juga mereka mengobrolkan Azka. Laki- laki itu masih belum datang. Kalau sudah datang, mana berani mereka membicarakan Azka secara terang- terangan. Yang ada mereka dapat bogeman Azka.

"Nyadar gak sih? Kalau si Azka kayak deket lagi sama si Clara?" Tanya Celvin kepada teman- temannya.

Haikal yang tadinya sedang main game pun langsung memberhentikannya. Sebenarnya tadi Haikal mau ngadu soal tadi, tapi dia lupa. Untung saja Celvin mengingatkannya.

"Tadi gus mau bilang itu!!" Katanya sedikit berteriak. "Asli deh, gue lupa."

Candra berdecak malas. Kenapa juga dia harus berada di samping Haikal. "Jangan dibiasain teriak- teriak." Katanya dengan nada sedikit kesal.

"Lo emang udah tua." Ledek Celvin dengan penekanan di akhir kalimat. "Makannya pelupa."

"Oasu!! Balik ke topik." Ucapnya tidak mau kalau harus diledek- ledek lagi.

"Tapi bener deh. Gue heran sama sodara lo, Vin. Tiap hari bertingkah mulu. Belum sebulan tunangan sama si Abel, udah cari cewek baru. Mana sama si cewek itu lagi. Kasian banget bocil gue."

Celvin diam mencermati semua perkataan Haikal. Yang dikatakan Haikal benar, tapi entah kenapa dia merasa ada yang janggal. Celvin yakin, pasti ada yang sedang Azka sembunyiiin sama mereka. Karena Celvin yakin, perasaan Azka tidak pernah hilang. Dia masih tetap mencintai Abel dari dulu. Ya, Celvin juga tahu kalau Azka suka kasar, tapi kayaknya kalau untuk memainkan perasaan tidak mungkin. Ada yang sedang Azka hindari. Dan Celvin tidak tahu itu.

"Kalau sampe jadian gak mungkin deh?" Katanya terdengar tidak yakin. "Pasti ada yang Azka umpetin."

"Hih! Gue percaya lo?" Tanyanya sembari menunjuk dirinya sendiri. "Musrik!!"

"Jing!!" Umpatnya.

"Gue minta tolong, jagain si Abel. Gue takut si Abel diapa- apain sama si Clara." Ucapnya dengan raut wajah yang khawatir. Ia tidak berniat untuk memberitahu teman- temannya itu tentang kejadian waktu itu. Biarlah dia sendiri yang mengetahuinya.

"Tenang aja. Sebelum lo ngasih tau juga, gue udah waspada, Dra. Kenapa? Khawatir ya lo?"

"Iyalah!" Sambar Haikal. "Kasian ya, gak berani ngungkapin isi hatinya."

Candra menendang Haikal, membuatnya mengaduh kesakitan. "Tai lu!!"

"Kok gue ditendang, jing?!!" Tanyanya tidak terima. "Yang gue bilang bener! Lo bucin didulin, padahal status gak ada, menyedihkan."

"Anjing." Umpat Candra. Dia sudah menebak. Kalau Haikal sampe tahu, dia bakalan jadi bahan bulian Haikal. Lihat saja, nanti juga dia bakalan balas dendam.

Mereka terlalu asik mengobrol, hingga tidak sadar kalau ada suara motor.

Azka turun dari motor, melepaskan helm miliknya. Ia mengguyar rambutnya yang sedikit berantakkan ke belakang. Berjalan ke dalam dengan sangat santai.

AZKA MAHESPATIH [END]Where stories live. Discover now