07- Jebakkan

1.3K 209 32
                                    

Budayakan vote sebelum baca, jangan lupa tinggalin jejak kalian! Makasih😽

Happy reading.

"Gue harus cantik, sih." Setelah selesai berdandan, Abel langsung pergi ke bawah. Dan benar saja, sudah ada Azka yang sedang mengobrol dengan Siska di bawah.

"Hai Kak." Azka yang merasa namanya dipanggil langsung menoleh kepada Abel.

"Please! Jantung gue gak aman." Gerutu Abel dalam hati.

"Kalau gitu kita pergi dulu, Tan." Pamit Azka kepada Siska.

Saat di depan gerbang sekolah, Abel melihat ada Clara yang baru turun dari mobilnya. Abel bisa melihat kalau Clara sedang kesal kepadanya. Abel tidak peduli dengan Clara, malahan ia mengejek Clara.

"Makasih Kak tumpangannya, nanti kapan- kapan gue traktir." Kata Abel setelah turun dari motornya.

"Gak perlu, gue masih mampu." Azka langsung pergi begitu saja meninggalkan Abel. Abel yang melihat Azka pergi pun cepat- cepat menyusulnya supaya bisa barengan.

Bel masuk sudah berbunyi, sedari tadi Abel tidak bisa fokus sama materi yang diterangkan di depan. Otak Abel malah memikirkan Azka, ia jadi senyum- senyum sendiri di kelas. Malahan Abel sampe kena omel Pak Jono.

Hari ini pulangnya agak awal karena guru-guru akan mengadakan rapat. Saat Abel akan pulang, tiba-tiba ada siswa yang memanggilnya dan menyuruh Abel untuk ke gudang. Abel tidak tahu siapa yang menyuruhnya dan mau apa. Tapi Abel sangat penasaran.

"Mau gue temenin gak? Gue takut lo kenapa- napa." Tawar Aruna.

"Gak usah, gue bisa sendiri kok."

Arun diam berpikir sebentar. "Tapi gue ngerasa ada yang aneh, Bel." Cemas Arun.

"Aneh gimana?"

"Coba aja lo pikir, guru-guru sekarang lagi rapat. Terus siapa coba yang manggil lo buat ke gudang?" Abel berpikir lagi, kata Aruna benar. Tapi rasa penasaran Abel bergejolak.

"Bener juga sih, tapi kalau beneran ada yang manggil gue gimana?"

"Gak akan, udahlah pulang aja yuk, dari pada lo kenapa- napa." Khawatir Aruna.

"Gak mau, gue mau coba liat dulu." Kekeh Abel.

"Bel!!"

"Gue gak papa, nanti kalau ada apa- apa gue langsung kabarin lo."

"Tapi–" Belum beres Aruna menyelesaikan perkataannya, Abel malah memotongnya. "Udah sana, ah!" Usir Abel. Arun hanya bisa pasrah, Abel itu keras kepala!

Abel langsung pergi ke arah gudang sendiri. Gudang terlihat kosong, tidak ada suara orang satu pun. Dengan rasa sedikit ragu, Abel mulai jalan perlahan- lahan memastikan apakah ada orang di dalam.

"Hello, apakah ada orang di dalam?" Panggil Abel masih terus jalan mengendap- ngendap masuk ke dalam.

Abel masuk lebih dalam lagi, gudang itu sangat banyak debu, laba- laba di mana- mana. Abel sudah merasa aneh, Abel memilih untuk kembali. Sepertinya hanya orang iseng yang mau menjahilinya saja.

BRUK!!!

Tubuh Abel tersungkur ke lantai, belum sempat Abel melihat orang itu, terdengar suara pintu yang dikunci. Abel langsung bangun lalu berjalan ke arah pintu, dan benar saja. Ada orang yang menguncinya dari luar.

Abel benar-benar ketakutan setengah mati. Dadanya terasa sesak karena banyak debu, apalagi gudang ini sudah sangat lama tidak dipake. Abel sangat takut dengan gelap, sedangkan di ruangan ini tidak ada pencahayaan sama sekali.

AZKA MAHESPATIH [END]Where stories live. Discover now