28- Minta hotspot

654 104 14
                                    

Budayakan vote sebelum baca, jangan lupa tinggalin jejak kalian!! Makasi😽

Happy reading.

Pulangnya dari rumah sakit, Candra tidak langsung pulang ke rumah. Dia malah langsung mampir ke markas, menyusul teman- temannya yang sudah terlebih dahulu tiba di sana.

Baru saja Candra tiba, Haikal sudah riweh memintanya hotspot. Padahal dirinya belum duduk, memang teman tidak tahu malu!

"Candra buru! Urang minta hotspot!" Kata Haikal sembari terus merengek.

"Gak!" Jawab Candra ketus. Kali ini Candra tidak akan kalah dari Haikal. Enak saja, setiap mereka menongkrong, pasti Haikal selalu memintanya menyalakan hotspot.

Candra jadi bingung sendiri sama Haikal. Padahal buat makan dia selalu meminta traktir, sama orang tuanya juga dikasih bekal. Tapi Candra tidak tahu ke mana semua uang itu pergi, sampe- sampe buat beli kuota saja tidak mampu.

Haikal menyatukan tangannya seolah- olah memohon. "Plis." Kata Haikal dengan wajah diimut- imutkan.

"Nggak ya, jing." Kekeh Candra. Dia tidak akan membiarkan Haikal menang kali ini. Tidak peduli dengan wajah Haikal yang terlihat kasian.

Haikal tidak akan menyerah, dia bukannya menjauh malah semakin merapatkan dirinya dengan Candra. "Pwisss." Haikal semakin memaju-majukan bibirnya sambil meluk- meluk Candra.

Candra bergidik ngeri, tidak sanggup lagi dengan tingkah Haikal. Sepertinya Haikal ini memang titisan dajjal. "Minggir gak lo?!" Katanya dengan suara tinggi.

Haikal mendengus kesal lalu sedikit menjauh dari Candra. "Cepetan lah! gue butuh hotspot nih." Kata Haikal masih terus memaksa.

"Ogah! Kemarin aja lo minta hotspot, kuota gue abis." Kesal Candra. Memang benar, kemarin Haikal meminta hotspot padanya, eh waktu sampe rumah paketan data Candra sudah habis.

"Temen lo bukan gue aja ya, jing! Tuh si Celvin sama si Azka porot sama lo." Haikal melihat Celvin dan secara bergiliran. Kalau sama Celvin, jelas tidak akan dikasih. Dan buat Azka, belum minta saja Ekal sudah serem sendiri.

"Nggak mau, kan cuma lo satu- satunya cowok baik buat gue." Haikal tersenyum mesum membuat semua orang di sana pengen kabur sejauh mungkin. Terutama Candra, dia sudah tidak tahan. Padahal tadi dia langsung pulang ke rumah saja, tidak mampir- mampir dulu.

"Lagian gak bakalan kayak kemaren, cuman mau ngabarin Emak aja kok." Rayu Ekal.

Tawa Celvin pecah, sedari tadi dia menahan tawanya. Kasian sekali melihat wajah Candra yang memelas meminta pertolongan.

"Aduh- aduh!!" Celvin memegang perutnya sakit. "Muka lo, Dra HAHAHA!!" Celvin terus saja tertawa membuat Candra semakin kesal.

"Lo juga, masih zaman minta hotspot?" Ledek Celvin di tengah- tengah ketawanya.

"Masih lah." Sewot Haikal tidak mau kalah. Buat apa beli, kalau jadi beban sahabat aja bisa.

Azka yang memang masih di sana pun hanya diam sembari mengisap rokoknya santai, tidak terlalu minat dengan obrolan mereka. Daripada dirinya ikut gila, lebih baik diam saja.

Tidak lama- lama, Haikal langsung merampas handphone Candra dari dalam saku jaketnya ketika sahabatnya itu sedang jengah. Kejadian itu sangat cepat, sampe- sampe Candra bisa kecolongan.

Candra menarik nafas lelah, cape- cape dia mengalah kalau ujung- ujungnya Haikal bisa menang. Makhluk seperti Haikal ini tidak akan kehabisan ide, dia sudah memiliki sejuta ide dalam kepalanya.

AZKA MAHESPATIH [END]Where stories live. Discover now