09- Jalan

860 188 19
                                    

Budayakan vote sebelum baca, jangan lupa tinggalin jejak kalian! Makasih.

                           Happy reading

Jam menunjukan pukul 08.58. Abel masih berbaring di atas kasur dengan selimut yang masih menutupi wajahnya.

Abel berniat untuk berleha-leha pagi ini. Lagian ini hari libur, jadi tidak masalah untuk bangun lebih siang.

TOK- TOK- TOK

Suara pintu kamar Abel terdengar, pertanda kalau ada orang yang mengetuk. Abel tidak menghiraukan suara ketukan itu, ia malah menutup kupingnya menggunkan bantal.

CEKLEK!

"Bel bangun yuk, udah siang." Siska  duduk di samping ranjang Abel. Abel tidak menghiraukannya dan lanjut tidur.

Siska menarik-narik selimut Abel." Ayo bangun."

"Hmm.. apasi, Bun? masih ngantuk." Abel menggeliat.

"Kamu ini kebiasaan, cepetan." Siska membuka tirai kamar yang memang sedari tadi masih tertutup rapih. Abel mulai membuka matanya perlahan." Arght! masih ngantuk, Bun." Kata Abel sedikit kesal.

"Bangun ayo! Udah itu ke bawah, ada temen Kamu tuh lagi nunggu."

Abel mengerutkan kedua halisnya bingung. " Teman siapa sih, Bun? Perasaan Abel gak buat janji apa-apa." Abel menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Gak tau, Bunda lupa sama namanya. Udah sana ke kamar mandi cepetan, kasian nunggu kamu lama." Kata Siska lalu lansung pergi, tidak lupa dia menutup kembali pintu kamar.

"Iya- iya." Kesal Abel sembari jalan ke kamar mandi dengan setengah sadar.

Abel berjalan sempoyongan dengan mata yang masih kantuk, ia berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka. Setelah selesai, Abel berjalan ke bawah dengan masih menggunakan kaos oblong dan celana tidurnya saja.

"Arun! Gue lagi tidur tau, ganggu aja." Kata Abel  sambil terus jalan ke ruang tamu. Dia belum tahu saja siapa yang datang.

"Eh maaf Bel, ganggu ya?"  Cowok itu beranjak dari kursinya.

"Anjir Kak Candra! mau ngapain? Mana gue pake baju ginian?!" 

"E- enggak Kak, maaf gue kira Aruna." Kata Abel sambil cengengesan malu.

"Kamu ini gimana, sih." Ledek Abraham. Sedari tadi beliau memang berada di sana menemani Candra mengobrol.

"Ya kan, Aku kira Aruna Yah." Abraham hanya menggelengkan kepala lalu pergi membiarkan mereka berdua.

"Duduk, Kak." Candra mengangguk lalu duduk kembali di kursi sebelah Abel.

"Sorry Bel, gue gak bilang dulu mau ke sini."

"Iya, gak papa. Ngomong-ngomong ada keperluan apa Kak?"

"Gak ada sih, gue cuman mau ngajak lo jalan." Abel  terdiam sejenak.

"Apa?! Dia ngajak gue jalan?!"

"Kenapa? Udah ada janji sama yang lain?" Tanya Candra. Abel diam sebentar berpikir. "Kalau ada, gak papa kok, lagian gak penting- penting amat." 

"Gak gitu, gue bisa kok. Tapi lo harus nunggu gue siap- siap, gakbpapa?"

"Gak papa, gih sana."

Abel menganggukkan kepalanya. " Kalau gitu gue mau siap- siap dulu."

Setelah Candra mengiyakan, Abel buru-buru pergi ke kamarnya untuk siap- siap. Abel mengobrak- abrikkan semua isi lemari, sedari tadi dia tidak bisa menemukan satu baju yang dia inginkannya.

AZKA MAHESPATIH [END]Where stories live. Discover now