41- Kabur

630 121 8
                                    

Budayakan vote sebelum baca, jangan lupa tinggalin jejak kalian!! Makasih😽

Happy reading.

Kali ini mereka berdua sarapan bersama. Abel tidak bisa bohong kalau kejadian tempo lalu masih melekat di dalam pikirannya. Tetapi, lihatlah dengan laki- laki yang sekarang sedang di hadapannya. Di terlihat biasa saja, bahkan wajahnya terlihat sangat datar.

Mereka berdua akan tinggal di rumah seharian karena hari libur. Sebenarnya Azka akan keluar, tetapi tadi pagi teman- temannya itu mengabari kalau akan datang ke rumahnya. Sejujurnya Azka sangat malas, tetapi bukan mereka kalau tidak memaksa.

"Bel." Abel menengok ke Azka. "Temen gue mau ke sini, lo diem di kamar, jangan keluar!!" Perintah Azka.

Abel mengerutkan alisnya, enak saja main nyuruh- nyuruh! Mana bisa. Nanti kalau dia haus atau lapar harus jalan lewat mana, mana kamarnya terletak di atas, sangat susah kalau mau ke dapur.

"Enak aja, di tempat lain aja." Katanya tidak terima dengan perintah Azka. "Nanti kalau Aku haus gimana, hah?"

Azka berdecak malas, dari kapan perempuan ini jadi selalu melawannya. "Gak usah bawel. Nanti tinggal chat aja, Ribet!" Tegas Azka.

"Ya-"

"Gue gak mau tau." Setelah mengucapkan itu, Azka langsung pergi ke ruang tamu untuk memainkan PS.

Abel menatap Azka kesal. Pria itu benar- benar sangat menyebalkan. Lihat saja, suatu hari Abel pasti bakalan balas semua perlakuannya. Dia masuk ke dalam kamar sembari membanting pintu marah.

Di juga membawa beberapa cemilan untuk menemaninya menonton Drama.

Azka memainkan PS di ruang tamu, menunggu para teman- temannya datang. Azka merasa tidak tega karena telah mengurung Abel di kamar, tapi tidak apa lah. Lagi pula teman- temannya ini bakalan tinggal sebentar.

Suara deruman motor, pertanda kalau teman- teman dajjalnya itu sudah datang. Baru saja mereka datang, rumah jadi sangat riuh dengan kehebohan mereka. Ini yang membuat Azka malas, mereka selalu berisik.

"WOY AZKA!" Suara Haikal menggema disetiap ruangan. Celvin yang beradanya pun refleks menutup telinganya karena berisik.

Saking kesalnya, Celvin sampe memukul kepala Haikal. Mau di mana pun mereka, kalau ada Haikal pasti bakalan rusuh. Seperti sekarang, tidak tahu saja kalau sedari tadi Azka sudah terlihat sangat kesal.

"Ini bukan hutan Ekal, ganteng." Omel Candra dengan bahasa yang sangat sopan. Siapa tahu saja dia sadar.

"Lo baru tahu gue ganteng?" Haikal menaik turunkan halisnya.

"Cape gue, cape." Keluh Candra. Salah sekali dia memuji Haikal. Bukannya sadar diri, malah makin tidak sadar diri.

"Temen lo!" Ucap Celvin sembari melihat Candra.

"Najis! Temen lo lah." Kata Candra.

"Stth! Kalian jangan pada ributin Aku dong, Mas." Mereka langsung bergidik ngeri mendengar perkataan Haikal. Mereka berdua langsung pergi masuk ke dalam, meninggalkan Haikal yang masih diambang pintu.

Haikal langsung lari menghampiri teman- temannya yang sudah terlebih dahulu meninggalkannya. "Sayang, jangan tingga-" Haikal tidak melanjutkan perkataannya karena tatapan maut Azka yang sedang melihatnya.

"Berisik!" Kata Azka kesal, dia sangat tidak suka kalau berisik. Apalagi di rumahnya.

"Eh, maaf Bos." Ucap Haikal sambil duduk di samping Azka.

AZKA MAHESPATIH [END]Where stories live. Discover now