26- Balapan lagi

754 111 12
                                    

Budayakan vote sebelum baca, jangan lupa tinggalin jejak kalian!! Makasi😽

                             Happy reading.

Sepulang sekolah, Golden tidak langsung pulang ke rumah, mereka menongkrong dulu seperti biasa di Basecamp. Kecuali Azka, tidak ada yang tahu Azka akan pergi ke mana dulu.

Ada yang bermain PS dan ada juga yang sekedar meroko saja. Itu semua sudah biasa bagi mereka lakukan. Toh katanya merokok itu wajar kerena mereka lelaki, satu hari tidak meroko itu seperti hidup tanpa cinta. Kata Haikal.

"Malam ini si Jo ngajak tanding, ambil kagak?" Tanya Haikal masih fokus pada gamenya.

"Jangan, bisa ribet nantinya." Kata Candra. "Apalagi kalau sampe si Azka tau, beuh panjang lagi urusannya." Memang, kalau Jo dan Azka sudah bersama pasti tidak akan beres- beres. Apalagi tempo lalu mereka habis bertengkar. Mereka berdua punya sifat yang sama, sama- sama egois. Tidak ada yang mau mengalah duluan.

Haikal menatap Candra remeh. "Ngomong aja kagak berani lo, Dra." Ledek Haikal dengan kekehannya.

Candra tidak peduli, dia pergi ke arah dapur untuk membawa minum. Tetapi, sebelum dia pergi, Candra sempat memukul kepala Haikal karena tidak terima diledek.

Haikal berdecak malas. Gamenya jadi kalah gara- gara Candra, bahkan sakitnya lebih sakit daripada pukul Candra tadi. "Anjing lo! Gue lagi main game. Kalah kan." Omel Haikal sembari melempar bantal ke arah Candra kesal.

Candra malah tertawa puas, menggoyangkan pantatnya ke kanan dan ke kiri meledek Haikal. Siapa suruh meledeknya, tahu rasakan sekarang.

Celvin yang sedari tadi di sana hanya terkekeh melihat kelakuan absrud teman- temannya. Sekarang ia tidak berniat untuk menistakan Haikal. Celvin sedang asik chattingan bersama kekasihnya.

"Jadi siapa yang mau turun?" Tanya Haikal sembari menatap teman- temannya." Lo pada mau dianggap cemen sama si Jo?" Haikal tidak mau- mau kalau diolok- olok lagi sama teman Jo, mulut- mulutnya suka pedes, melebihi Ema- Ema komplek.

Kalau lawan temen- temen Jo, Haikal masih mau. Tapi kalau lawannya Jonathan, dia langsung mundur. Pasalnya Haikal tidak terlalu jago balapan, dia masih sayang sama nyawanya. Bukannya menang, nanti mereka malah kalah.

Berbeda dengan Azka. Laki- laki itu tidak takut akan kematian. Bahkan waktu itu Azka sempat mengalami kecelakaan parah, membuatnya koma lama.

Semenjak kejadian itu, Herman menyita motor dan melarang Azka sama yang lainnya untuk balapan lagi. Takut jika yang sudah- sudah terjadi lagi. Tetapi, tidak lama setelah itu Herman mengembalikan motor Azka, dengan persyaratan tidak ikut balapan lagi.

Pada awalnya Azka nurut- nurut saja. Tapi, kalau dia sedang mempunyai masalah, Azka bakalan melanggar janjinya itu. Teman- teman yang lain sudah melarang Azka untuk tidak melakukan itu karena khawatir, tapi Azka malah menutup telinga. Tidak mau mendengarkan. Dan sekarang mereka sudah tahu, kalau Azka turun ke lapangan, pasti dia sedang mempunyai masalah yang mengganggu pikirannya.

"Biar gue  yang turun." Suara itu mampu membuat ketiga cowok yang di sana langsung menoleh secara barengan.

Mereka melihat ke arah pintu. Betapa terkejutnya ketika melihat Azka yang kini mendekat ke arahnya. Penampilan Azka terlihat berantakan, sepertinya dia sedang memiliki masalah?

Candra dan Celvin hanya bisa pasrah sekarang. Kalau sudah seperti ini, pasti Azka bakalan susah untuk dilarang. Celvin sangat takut kalau Herman akan mengetahui hal ini. Apalagi sekarang Celvin sudah kembali, otomatis Herman bakalan meminta laporan tentang Azka kepada Celvin lagi.

AZKA MAHESPATIH [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora