Bab 44

732 158 47
                                    

Jennifer sangat terkejut ketika pintu ruangan Namgil terbuka dengan lebar. Ia menatap Seonho dan pria itu menyugar rambutnya dengan senyuman manisnya yang mampu melelehkan hati banyak wanita. Sejurus kemudian ia masuk ke dalam dan menatap kepada Namgil, sang ayah hanya tertawa pelan melihat ekspresi wajahnya.

"Ibu?" Jennifer memanggil wanita yang ada di dalam ruangan Namgil.

"Mulai sekarang, Jin Kyung akan mengurus semua keperluanmu lagi, Nak," ujar Namgil dengan suara lembut.

"Kau pasti senang kan, Jaejae?" Seonho tertawa renyah, ia tahu bahwa sosok pengasuh ini amat berharga bagi Jennifer.

"Tapi aku sudah besar Pa? Aku tidak ingin menyusahkan Ibu, aku juga bisa membiayai Ibu jika Ibu kesusahan dan..."

Tiba-tiba Jennifer teringat satu hal, tentang Jiyeon menipu Yunho, dan pria itu sekarang ada di sini. Bagaimana jika Yunho marah kepada Jin Kyung karena wanita itu adalah ibu Jiyeon. Seketika ia menjadi grogi dan menoleh, tepat saat ia menoleh Yunho ada di sebelah Seonho. Astaga, bagaimana ini?

"Ibu lebih baik bekerja dari pada menerima kebaikanmu terus," Jin Kyung tersenyum lebar, ia kemari dengan suatu tujuan dan Namgil menyetujui semuanya.

"Ah aku... Aku, uungh aku akan mengantar Yunho Oppa keluar dahulu, Pa!" Jennifer segera berbalik dan menarik tangan Yunho dari dalam ruangan. Ia segera membawa sang kekasih keluar dan tersenyum kaku kala Yunho menatapnya bingung.

"O-oppa, lebih baik kembali sekarang, aku akan menelepon Oppa jika urusan dengan Ibu selesai," Jennifer sedikit terbata, ia mendorong Yunho menuju mobilnya.

"Ibumu?"

"Ooh? Bukan! Pengasuh..." lagi Jennifer menghentikan ucapannya, ia memberitahu Yunho bahwa ibu Jiyeon adalah pengasuhnya, ia segera menghentikan kalimat dan tertawa kikuk.

"Kau gugup Sayang? Kenapa?"

"Aku? Gugup? Tidak!"

Tertawa Yunho tahu sekali sikap pacarnya ini. Jelas, Jennifer bersikap seperti apa yang dikatakannya. Ia menggeleng dan menunduk sedikit untuk mengecup bibir Jennifer. "Segera telepon hmm?"

"Iya Oppa," sahut Jennifer dan ia memperhatikan Yunho masuk ke dalam mobil, ketika mobil Yunho sudah berjalan, Jennifer segera masuk ke dalam. Dan kembali menuju ke ruangan sang ayah, ia berhasil menghindari pria itu dan menyembunyikan Jin Kyung.

"Apa Yunho sudah kembali?" tanya Namgil dengan pandangan tertuju kepada Jennifer.

"Sudah Pa, jadi apakah Ibu benar-benar akan kembali bekerja di sini?" ia penasaran, tetapi ketika melihat ke arah Jin Kyung, Jennifer terkejut karena bukan hanya ada wanita itu tetapi juga wanita yang pernah ditemuinya di apartemen Jin Kyung.

"Oh Nona Kim," Jennifer menunduk dengan sopan dan mengumbar senyum kepada wanita yang sepintas lalu dikenalnya.

"Kau semakin cantik saja, Je. Kudengar kau akan mengadakan pernikahan setelah Oppamu?"

Jennifer tersipu malu, ia mengangguk dan kemudian menatap ke arah Namgil, "Papa dan ayah mertua sudah membicarakannya dengan cepat, sebenarnya aku ingin berkencan lebih lama dengan Yunho."

"Bagaimana bisa Papa membiarkan putri Papa terlalu lama berkencan? Kau adalah harta paling berharga Papa, lagi pula kalian sudah terlalu menempel satu sama lain," Namgil terkekeh pelan, anaknya ini bahkan sudah berduaan saja di Jeju dengan Yunho. Entah, apa yang terjadi di sana. Semoga saja bukan hal buruk.

"Uungh, terserah Papa saja!" Jennifer berucap dengan manja dan duduk di seberang sofa yang diduduki oleh Jin Kyung dan temannya.

"Ibu juga akan bersamanya bekerja di sini, Je. Ayahmu meminta Ibu mencarikan kepala pelayan baru, karena Bibi Oh akan berhenti, Bibi Oh akan ikut dengan anaknya di Busan."

Jennifer mengangguk pelan, beberapa asisten rumah tangga lama tidak di berhentikan sang ayah termaksud Bibi Oh, itu karena wanita itu sudah sangat lama bekerja di sini bahkan kabarnya sebelum Hyunbin lahir. Jadi, wajar saja jika ayahnya mempertahankan wanita itu. Tapi sekarang wanita itu akan berhenti, ya ia paham karena sudah cukup tua dan sudah saatnya bersantai. Ia yakin, ayahnya akan memberikan pesangon yang cukup pula untuk Bibi Oh.

"Ah jadi Nona Kim akan menggantikan Bibi Oh? Mengapa bukan Ibu?"

"Tidak, Jaejoongie. Ibu akan mengurus hal lain, karena ayahmu bilang setelah berganti asisten keadaan rumah tidak seperti biasa, lagi pula sekarang ibu harus mentertibkan orang-orang yang berbuat jahat kepadamu," Jin Kyung tertawa, Namgil mengatakan bahwa ia harus menjaga Jennifer seperti dahulu karena adanya banyak hama yang mulai berulah lagi.

Jennifer tertawa pelan, ia senang saja mendengar itu meski ia sudah tidak melihat dua orang menyebalkan itu lagi, tapi ia tetap harus waspada.

———

"Apa kau ingin kutunjukan kamarku?"

Namgil bertanya kepada wanita yang diajaknya berkeliling untuk mengenal mansion ini. Berdua saja. Dan tangannya menggenggam dengan erat tangan wanita itu bak tidak ingin melepaskannya lagi.

"Oppa, mengapa aku—"

"Aku tidak ingin sendiri lagi, tentu saja!"

Tertawa, wanita itu menepuk pelan bahu Namgil dan ia menatap pria itu dengan pandangan penuh. "Tidak boleh begitu, kau tahu ada istrimu dan—"

"Kau juga istriku. Apa aku salah meminta istriku menemaniku, ayolah Ahjoong, ini sudah sangat lama dan asal kau tahu aku bertahan selama itu, jika bukan kau maka aku tidak bisa melakukannya," Namgil memandang dengan lembut Ahjoong. Ia kemudian mengecup punggung tangan Ahjoong dengan mesra.

Sudah lama tidak mendapat perlakuan romantis seperti ini, Ahjoong tersenyum malu. Ya, pertemuannya dengan Namgil kala itu adalah untuk membahas hal ini. Ahjoong ingin dekat dengan putrinya dan syarat dari Namgil adalah mereka harus rujuk. Sebenarnya, ia pun akan menawarkan opsi itu, demi bisa dekat dengan sang anak, Jennifer.

"Aku tidak mengerti jika kau tidak suka padanya mengapa sampai mempertahankannya sejauh ini?" hal ini tidak bisa dimengerti siapa pun, Ahjoong saja tidak paham mengapa Namgil betah dengan wanita yang tidak dicintainya.

"Ada denda yang tertulis jika aku menceraikannya maka seluruh asetku akan dimilikinya. Tetapi jika dia yang menceraikanku maka dia tidak akan mendapatkan apa-apa selain kompensasi yang cukup. Ayahku yang mengatur itu, dia benar-benar tahu bahwa aku pasti akan menceraikan anak dari teman lamanya itu. Namun, aku tidak bisa membiarkan anak kita kesusahan, Ahjoong. Aku bertahan demi anak kita, demi oppa-oppanya dan aku tidak sudi wanita itu mendapat semua yang sudah kuhasilkan!"

Ahjoong terkejut, ia tidak menyangka bahwa hal itu lah yang mendasari kesetiaan Namgil kepada Chaerim, dalam kata lain tidak menceraikan wanita itu. Sungguh, ia kasihan dengan pria ini. Pasti selama ini Namgil cukup kesepian. Bahkan, ia pun mengakui demikian setelah berpisah dari Namgil. Cukup sulit untuk memulai hubungan baru, dan ia juga merindukan anaknya. Satu-satunya informasi yang bisa diperolehnya hanya dari Jin Kyung tentang perkembangan sang anak selama ini.

Memeluk Namgil, Ahjoong ingin melepas rindu kepada pria pujaan nya ini. Ia tahu bahwa cintanya kepada Namgil tidak sedikit pun pudar dan pria itu pun masih sama. Rasanya ia senang sekali, akan jauh lebih menyenangkan jika Jennifer bisa memanggilnya dengan sebutan, Mama.

.
.
.

Eyd ga beraturan, typo dimana" no edit.

Rules 35 komentar.

Masih PO ya guys.

.
.
.

The SecondWhere stories live. Discover now