Bab 7

851 210 37
                                    

Jadi, Jennifer memakai dress selutut yang cantik dan pas untuk tubuhnya. Ia juga berdandan dengan cantik dan menyemprot parfum kesukaannya sedikit lebih banyak dari biasa. Lantas, dengan mobilnya Jennifer meluncur ke tempat lokasi yang dikirimkan Yunho untuk mereka bertemu.

Ah, ini pertemuan kedua setelah bisnis berjalan. Entah, apakah Yunho akan membahas bisnis mereka, secara pria itu yang mengajak bertemu. Ia sedikit gugup, tapi berusaha menyembunyikannya. Toh, hal ini biasa ia lakukan ketika di UK, bertemu dengan pria dengan banyak type.

Sebelum turun dari mobil, Jennifer mengecek dandanannya. Ia yakin bahwa semua nampak bagus dan langsung keluar mobil. Memasuki ke dalam tempat coffee, Jennifer mencari-cari keberadaan Yunho. Pria itu melambaikan tangan memberitahu keberadaannya yang dekat dengan jendela, segera Jennifer menghampiri Yunho dan tersenyum melihat penampilan rapi pria itu. Ya, memang Yunho pun rapi kala pertemuan bisnis lalu.

"Kau ingin pesan apa Je?" Yunho langsung menawarkan keinginannya dan mendorong buku menu kearah Jennifer.

"Terima kasih," Jennifer langsung menyambut buku menu dengan membukanya. Ini jelas kedai kopi premium khas kalangan atas. Ada dessert, appertizer, dan main course makanan berat. Bak khas restoran, namun sajian varian kopinya lebih banyak. Ia melihat Yunho pun belum memesan apa-apa, mungkin menunggunya agar memesan bersama-sama. "Boleh aku memesan waffle dan tiramissu coffee?"

"Apa saja yang kau mau, aku tidak keberatan, kau yakin hanya ingin itu saja?" Yunho bertanya dengan serius. Ini sudah masuk lunch, ia sengaja mencari tempat bagus bukan untuk sekedar hidangan kopi yang seperti mereka bicarakan.

"Itu cukup!"

"Kau sedang berdiet?"

Jennifer menggeleng, apa itu diet? Ia tidak kenal kata diet, karena sebanyak apapun ia makan tetap beratnya tidak akan naik. "Tidak, kenapa?"

"Pesan lah menu utama kalau begitu!"

Menggeleng, Jennifer harus mencari simpatik Yunho dengan menunjukan bahwa dirinya bukan wanita memanfaatkan keadaan dan tahu diri. "Tidak, Yun. Terima kasih!"

"Baiklah," Yunho tersenyum dan memanggil waitress yang ada. Ia menyebutkan pesanannya dan Jennifer lalu ketika sang waitress menjauh, Yunho mulai fokus pada wanita cantik di depannya ini.

Benar kata Changmin, Jennifer adalah kandidat kuat menjadi calon menantu sesuai keinginan ibunya. Wanita ini cantik, memiliki body yang bagus, Jennifer bak barbie yang sedang berjalan dikenyataan.

"Kau serius sedang tidak sibuk atau kau memang tidak menyibukan diri karena aku?" Jennifer sengaja menanyakan ini, ia juga mengumbar senyum malu-malu dengan sangat apik.

"Mungkin dua-duanya, aku menjadwalkan pertemuan denganmu juga karena urusan bisnis kita," sahut Yunho dan nyaris tertawa melihat raut muka Jennifer. Wajah wanita itu berubah drastis menjadi masam, jadi benarkah Jennifer menaruh ketertarikan dengannya lebih dahulu? Menarik!

"Ah jadi begitu!" Jennifer menjawab seadanya, jelas wajahnya masam karena nampaknya Yunho tidak menunjukan gerakan umpan, ia harus lebih agresif?

"Untuk bisnis kita, aku memutuskan meninjau sendiri nanti ke tempat pabrik, tentu saja dalam hal ini pihak J-One akan memanduku, iya kan?"

Masih menatap ke arah lain, Jennifer mengangguk pelan, jujur ia belum mempelajari lebih lanjut bisnis dengan perusahaan Yunho, toh dalam pengertiannya asisten sang ayah akan menyelesaikan semuanya. "Ya, nanti akan aku minta Paman Namseok mengurusnya, silahkan berkordinasi dengan asisten Papaku!"

Tersenyum tipis, Yunho jelas melihat sorot mata kekecawaan yang diarahkan ke arah lain itu. "Baiklah, asistenku juga akan mengurusnya," ujar Yunho dan kembali berucap, "Kau sudah berkeliling Seoul?"

The SecondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang